Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kasus Sambo-Putri, Kasus Daud-Batsyeba Zaman Now

5 September 2022   14:05 Diperbarui: 5 September 2022   19:40 1292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang raja muda memimpin sebuah bangsa yang besar. Kerajaannya menaklukkan banyak bangsa sehingga disegani oleh bangsa-bangsa lain. Ia menjadi raja yang masyhur.

Suatu hari, tentaranya pergi berperang dipimpin panglima andalannya. Ia tidak ikut pergi, cukup mempercayakan pada sang panglima. Waktu petang, sang raja bangun dari tempat pembaringannya dan berjalan-jalan di atas sotoh istana. Dari atas istananya tampak seorang perempuan sedang mandi. Perempuan itu sangat elok rupanya.

Si raja menginginkan perempuan itu. Ia menyuruh orang menanyakan perempuan itu dan membawanya ke istana. Perempuan itu datang kepada raja dan tidur dengan dia. Perempuan itu bernama Bastsyeba, dan si raja bernama (kebanyakan Anda pasti tahu) Daud.

Kemudian mengandunglah perempuan itu dan menyuruh orang memberitahukan kepada raja. Sampai di sini, si raja tidak menyadari perbuatannya sebagai dosa.

Uria, suami si perempuan berada di medan perang, oleh Yoab panglimanya diminta datang kepada raja. Uria menanyakan kepada Daud keadaan Yoab, para tentara dan kronologi saat perang. Lalu Daud menyuruh Uria pulang ke rumah untuk membasuh kaki dan tentu saja supaya tidur dengan istrinya, Batsyeba.

Kenapa Daud melakukan itu? Untuk menutupi dosa perzinahan yang dilakukannya. Akan masuk akal tentang kehamilan Batsyeba. (Lagi pula di zaman itu, 2000-an tahun lalu belum ada teknologi tes DNA)

Sebagai prajurit yang loyal, kecintaannya kepada negara tidak diragukan lagi. Uria menolak untuk pulang dan bertemu istrinya, meski itu haknya. Uria justru berbaring di pintu istana bersama para hamba raja dan tidak pulang ke rumahnya. Niat sang raja untuk menutupi kejahatannya terancam gagal.

Raja kembali bertemu Uria, menanyakan mengapa ia tidak pergi ke rumahnya. Jawaban Uria harusnya membuat si raja malu dan makin rendah diri. Uria menjelaskan, bagaimana mungkin saat para tentara dan panglima berkemah di padang ia pulang ke rumah untuk makan-minum dan tidur dengan istrinya?

Alih-alih sadar dan bertobat dari dosanya, si raja justru bertindak lebih jauh untuk membersihkan namanya. Daud meminta Uria tetap tinggal di istana. Keesokan harinya raja mengajaknya makan dan minum dan membuatnya mabuk. Ia tidak pulang ke rumahnya.

Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dengan perantaraan Uria. Kasihan Uria, mengantar surat kematiannya sendiri. Apa isi suratnya? Raja memerintahkan Uria di barisan paling depan dalam pertempuran paling hebat. Lalu Yoab diminta mengundurkan diri dari perang, supaya Uria terbunuh mati. Sadis.

Mendengar kisah di atas, Anda pasti tidak terima dengan Daud. Jika terjadi di era medsos seperti sekarang, pasti si raja sudah habis kena bully dan banyak petisi untuk melengserkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun