Orang Indonesia, khususnya Jawa menyukai makanan-minuman yang manis. Mungkin itu alasan, gula merah disebut gula Jawa. Pantas, perempuan Jawa wajahnya manis-manis, heyahh...
Makanan khas Jawa kebanyakan rasanya manis. Istriku (Orang Medan) heran pertama kali ke Jawa, kenapa masakannya banyak yang manis? (Ibuku tak kalah, pertama kali ke Medan, kenapa masakannya asin?) Minuman di Jawa pun begitu, kebanyakan manis. Es kopi, teh Thailand, es teh, es cendol, es kelapa muda; semua manis. Bagaimana tidak diabetes kalau begitu?
Artikel ini akan membahas tentang minuman, khususnya kopi. Anda suka minum kopi? Favoritnya varian rasa apa? Kebanyakan pasti gula aren.
Dulu, aku tidak suka minum kopi. Semenjak kuliah, suka nongkrong dengan teman yang doyan kopi, akhirnya ketularan suka kopi. Lingkunganmu memengaruhi kebiasaanmu. Sekedar penikmat, bukan fanatik. Seleranya bukan kelas atas, kopi tubruk pun jadi.
Mulanya, sama seperti orang kebanyakan, minum kopi wajib pakai gula. Tanpa gula, pahit. Tak ada nikmatnya. Cukup kehidupan ini yang pahit, kopiku jangan. Umumnya perbandingan kopi dan gula 1:1. Diseduh pagi hari, atau sore pas hujan, ditemani pisang goreng, sluuuurrrppp, ah! Nikmat!
Aku wajib minum kopi tiap pagi, jika tidak dijamin ngantuk. Aku tipe manusia yang gampang ngantuk (tapi bukan kerjaannya tidur ya!), jadi supaya tetap melek, minum kopi jadi salah satu strategi agar produktif saat bekerja.
Semenjak pacaran dan menikah, aku lebih sadar kesehatan. Dimulai dari mengurangi makanan-minuman manis. Minuman kemasan rasa buah, meski ada bulir-bulirnya, atau jus buah dalam kemasan, minuman pengganti ion tubuh dan rupa-rupanya, aku tidak doyan lagi. Sebab, istriku bisa membuat minuman herbal yang lebih enak, dan pastinya sehat serta meminimalkan kadar gula dalam masakan.
Gegara istriku, aku jadi pegiat less sugar. Pesan moralnya:Â pasangan hidup yang kita pilih memengaruhi kualitas hidup.
Usaha less sugar juga aku terapkan dalam minum kopi. Apakah mudah minum kopi tanpa gula? Tidak di awal, karena rasa pahit tidak mudah diterima lidah yang sudah terbiasa mengecap manis. Aku belajar berdamai dengan rasa pahit dari jamu yang diproduksi istri. Pahitnya beda. Meski pahit, tapi enak.
Pada minuman kopi pun begitu. Karena ngopi tiap hari (kadang kalau dibutuhkan, bisa dua gelas sehari), dan sadar risiko penyakit gula, aku punya tips minum kopi tanpa gula. Misalnya takaran kopi:gula yang aku pakai 1:1. Perlahan-lahan aku kurangi gulanya, jadi setengah sendok, seperempat sendok, lama-lama bisa tanpa gula. Ini butuh niat, komitmen dan pembiasaan.