Awal April, saat pemerintah kota menetapkan Salatiga terkendali kasus Covid-19, sekolah-sekolah diizinkan melakukan PTM 100%. Pembelajaran tatap muka ini kewajiban bagi murid, bukan lagi pilihan. Konsekuensinya, kebijakan sekolahku terkait tes dilakukan secara onsite, kembali memakai lembar cetak.
Ini tantangan tersendiri, kami harus beradaptasi. Selama dua tahun terakhir telah nyaman dan terbiasa menggunakan Google Form. Bukankah ini kemunduran? Sudah bagus menggunakan media digital, masakan kembali ke kertas?
Semua demi memaksimalkan proses dan hasilnya. Supaya guru bisa mengawasi pelaksanaan tes. Sebenarnya bisa juga mengerjakan GForm di sekolah. Namun tidak efektif karena murid harus membawa gawai ke sekolah.
Penutup
Apakah soal tes berbentuk cetak atau digital, hendaknya dijalani dengan tabah oleh guru maupun murid (serta dukungan orangtua). Pandemi Covid-19 menjadi penyebab utama. Namun, pandemi juga yang memaksa kita belajar hal-hal baru. Hakikat manusia sebagai pembelajar sepanjang hayat mendorong kita belajar dari berbagai kondisi, media dan perkembangan teknologi. --KRAISWAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H