Aku suka makan telur. Satu, harganya murah. (Kadang melambung sih) Dua, sumber protein. Tiga, mudah diolah. Mau diceplok, didadar, direbus, diorak-arik, dibuat omlet, didadar lalu gulung, disambal balado, dibuat "selimut" tahu bakso, bandeng atau perkedel... Anda bisa lanjutkan daftarnya.
Nah, kalau rutin mengonsumsi telur, pasti kulitnya melimpah. Yang perlu dilakukan hanyalah melemparnya ke tempat sampah! Habis isinya, buang kulitnya. Habis perkara. Tapi hal semacam itu takkan dilakukan istriku. Dia memilih repot buat mengolahnya. Demi apa? Ya demi kelestarian bumi pertiwi.
Kalau mau lebih cermat dan tekun, bekas bahan makanan dari hewan dan tumbuhan masih bisa diolah menjadi bermacam barang yang berguna. Dalam tulisan ini, bahannya khusus kulit telur. Seperti pernah dilakukan kakak angkatanku dulu, progdi kimia.
Seperti diketahui, tiap butir kulit telur mengandung 95% kalsium karbonat, sekitar 2 gram kalsium. Jumlah ini 2-4 kali lebih tinggi dari kebutuhan harian. (klikdokter.com) Kakak itu meneliti kulit telur untuk dibuat pasta gigi dalam tugas akhirnya. Keren! Lalu, bagaimana cara praktis memanfaatkan kulit telur? Simak beberapa tips berikut!
Wadah puding
Biasanya para bunda demen masak. Salah satu menu ringan yang disukai banyak orang, khususnya anak-anak adalah puding. Kulit telur ini bisa dimanfaatkan sebagai wadah puding, variasi dari cetakan plastik umumnya. Tapi harus sengaja disiapkan.
Biasanya telur dipecah di tengah, kalau mau dijadikan wadah harus dibuka di bagian atas, dikeluarkan perlahan isinya. Kulit telur yang masih 80% utuh ini bisa dipakai sebagai wadah puding. Jadinya lucu kan, bund. Pudingnya berbentuk telur. Enak nih!
Dekorasi mozaik
Suatu hari aku makan di restoran. Ditraktir, dong. Restoran ini unik karena mengusung konsep klasik/ tempo doloe. Hampir 90% penyusun bangunannya adalah kayu dan barang-barang kuno. Menunya sih biasa saja. Jadi restoran model ini bermaksud menjual tempat daripada makanan.