Presiden Jokowi kecewa, PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang diterapkan 11-25 Januari 2021 tidak efektif mengurangi kasus Covid-19. Disebabkan implementasinya tidak tegas dan tidak konsisten. (kompas.com) Yang sabar ya, pak presiden...
Menyusul kekecewaan presiden, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengeluarkan kebijakan untuk menekan tingginya penyebaran Covid-19 di daerahnya, "Gerakan Jateng di Rumah Saja". Meski begitu, pelayanan umum seperti kesehatan dan transportasi publik tetap berjalan dengan protokol ketat. (kompas.com)
Hal ini sebagai bentuk empati dan hormat kepada para pahlawan Covid-19 yang gugur mendahului kita. (Instagram/ganjar_pranowo) Mas Ganjar sudah mengingatkan supaya masyarakat siap-siap belanja untuk persiapan di rumah. Tak usah banyak-banyak, karena hanya dua hari.
"Sekarang giliran kita yang berada di garis terdepan", kata Mas Ganjar. Beliau tidak memaksa, tidak ada sanksi atau denda. Inilah sebuah gerakan untuk mengetuk kesadaran bersama, hening cipta yang agak lama. "Semoga Allah memberi kekuatan dan kesabaran agar kita segera kembali hidup normal", tutupnya.
Khusus warga Jateng, akankah pintu hati kita terketuk?
***
Sebagai warga Jateng yang baik dan tidak sombong, saya mendukung 100% kebijakan Pak Ganjar. Apa alasannya?
Sudah Dua Kali WFH
Berbeda dengan segelintir pihak yang keberatan dengan kebijakan sang gubernur, seperti pakar patologi klinis UNS Solo Tonang Dwi Ardyanto. (cnnindonesia.com) Juga para pedagang di sekitar Kudus dan Semarang. Beberapa kepala daerah seperti Bupati Batang Wihaji, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, hingga Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. (tirto.id) WaliKota Salatiga Yuliyanto, memberi pengecualian, mengizinkan pasar tetap beroperasi dengan protokol ketat. (kompas.com)
Meski begitu, mayoritas mendukung kebijakan Pak Ganjar. Bayangkan kalau pembuat kebijakannya sekaliber Anis, beh... jangkrik pun mungkin terjungkal saking lucunya.