Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gegara Kompasiana, Muridku Batal Menang...

18 November 2020   17:13 Diperbarui: 18 November 2020   17:33 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak menulis, foto: cikudanews.me via ujwar.com

Godaannya, bisa saja porsi guru yang dominan. Atau, lebih parah, tulisan lahir dari pikiran guru, diganti nama murid. Berarti tidak orisinil. Kalau menang, tidak heran. Kalah, memalukan. Di sinilah beban terberat saya. Jangan sampai idealisme "menindas" kreativitas dan pribadi murid. Apalagi, ini pertama buat mereka.

Awal pekan berikut, ganti wali kelas 5 menghampiri. "Rapat" memutuskan satu dari dua kandidat murid yang punya kapabilitas dan minat menulis. Segera menghubungi orang tua, dan mendaftar melalui tautan Google Form.

Panitia menyajikan empat subtema: kebudayaan, pariwisata, kuliner dan pendidikan. Atas ide wali kelas, kami menyarankan kuliner, karena kota mungil kami ini "surganya" kuliner. Tapi kami harus menghargai pendapat murid, mereka sendiri yang akan memilih.

Tak kenal maka tak sayang. Saya harus mengenal karakter, minat dan kemampuan murid saya. Indikatornya? Keaktifan selama PJJ, tingkat disiplin mengumpulkan tugas, dan cara menuliskan jawaban.

Lagi, saya ragu. Apakah saya mampu? Meski mengajar jarak jauh dan jam kerja setengah hari, beban mentalnya tak lantas ringan.

Mulailah bimbingan melalui percakapan WhatsApp. Saya beruntung, lulusan nonPGSD tapi mengajar Tematik. Lebih diberkati, murid saya cekatan.

"Prinsip dasar dalam menulis adalah 5W+1H", tutur saya kepada murid, Alexa. Saya pernah mengajarkan di Tema 2, tinggal menggiring dalam konteks lomba. Saya berikan arahan, sudut pandang, dan analogi agar mempermudah Alexa membuat kerangka.

Karena satu dan lain hal, saya tidak bisa membimbing setiap hari. Ini tidak baik ditiru.

Dua hari kemudian, saya menanyakan drafnya. (Begini kali ya rasanya jadi dosen pembimbing. Berikan teori, siswa yang mengerjakan. Tinggal tagih-tagih, hehe) Tiga halaman dengan spasi ganda, margin 4-4-3-3. Lumayan, meskipun belum selesai.

"Keren! Perlu ditambahi lagi ya supaya lengkap", tanggapan saya. Perjuangan murid saya takkan sia-sia. Semoga.

Lima hari selanjutanya saya kembali "menagih". File Microsoft Word berkapasitas 37 kb mengagetkan saya. Sepuluh halaman! Salah satu syarat, minimal 3 halaman tanpa ilustrasi. Secara kuantitas memenuhi. Kualitasnya? Tunggu dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun