Mohon tunggu...
Wans Sabang
Wans Sabang Mohon Tunggu... Administrasi - anak hilang

Jejak Literasi: Puisi-puisinya pernah dimuat di Koran Sastra Dinamika (Lampung), Radar Bekasi (Bekasi), Buletin Jejak (Majalah Sastra, Bekasi), Buletin Kanal (Majalah Sastra, Semarang) dan Linikini (Tayangan Macro Ad di Commuterline), Koran Jawa Pos dan Koran Tempo.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Yuk, Kita Benahi Tayangan Sinetron di TV-TV Swasta Kita! (#3)

25 September 2010   18:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:58 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tayangan Sinetron Stripping (Kejar Tayang), Asal Jadi ?

Mengubah sebuah script atau skenario cerita menjadi sebuah tayangan sinetron bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah dan memerlukan proses yang panjang. Ketika sebuah script telah final dari segi tema, alur dan plot cerita, script tsb oleh Produser biasanya diberikan kepada Sutradara dan Pimpinan Produksi (Manajer Produksi) untuk dipelajari dan dipersiapkan segala sesuatu nya demi kelancaran Produksi Sinetron nantinya.

Sebelum masuk Produksi disebut masa Pra Produksi, pada masa ini perlu dipersiapkan segala sesuatu nya yang berhubungan dengan SDM nya (karyawan / crew film dan artis atau aktor yang akan terlibat nantinya), Lokasi shooting dan Ketersediaan alat-alat Equipment untuk setiap departemen : Camera, Lighting Equipment, Artistik, Wardrobe atau Penata Busana dan Make Up artis atau Penata Rias. Tidak lupa juga, perlengkapan alat-alat PU (Pembantu Umum) dari mulai kompor gas, piring-piring dan gelas untuk kebutuhan konsumsi crew dan artis pada saat shooting, mobil transportasi untuk antar jemput crew dan artis serta Generator / Genset sebagai sumber energi listrik untuk camera dan lighting equipment.

Persiapan yang baik pada saat masa Pra Produksi diharapkan akan memperlancar pada saat masa Produksi nantinya.  Sebuah tim produksi bisa beranggotakan 40 s/d 60 orang, dari mulai Sutradara sampai PU dan mulai dari Pimpro sampai sopir dan operator genset termasuk juga artis yang terlibat didalamnya.

Untuk sebuah sinetron tayangan stripping biasa nya dikerjakan secara keroyokan oleh 2 tim sampai 3 tim produksi karena keterbatasan waktu pengerjaan. Tayangan stripping adalah sebuah tayangan instan, karena gaya hidup modern yang menuntut segala sesuatunya serba instan, maka tayangan stripping disebut juga produksi "kejar tayang".

Karena sudah menjadi sebuah "keharusan" sesuai kontrak antara PH dengan Stasiun TV, tayangan stripping adalah tayangan sinetron yang setiap hari harus ditayangkan oleh sebuah stasiun TV, mau gak mau, PH yang telah menanda tangani kontrak tsb harus memenuhi kewajibannya untuk menyetor hasil produksi sinteronnya setiap hari kalau tidak, PH tersebut akan terkena finalty atau denda 2 x lipat dari harga tayangan tsb per episode. Misalnya : tayangan tersebut dibayar oleh stasiun TV kepada PH per episode nya Rp 150 juta s/d Rp 250 juta, maka  PH tsb akan kena denda 2 x lipatnya, yaitu Rp 300 juta s/d 500 juta per episodenya.

Tidak ada PH yang mau rugi. Untuk mempertahankan stabilitas dan kontinuitas hasil produksi sinetronnya, maka PH yang diwakili oleh produser akan menekan tim produksinya agar pekerjaannya selesai sesuai target, yaitu 1 hari 1 episode. Karena adanya perbedaan setting lokasi dan artis pendukungnya maka mustahil sebuah tayangan bisa dikerjakan oleh 1 tim dalam 1 hari, oleh karena itu diperlukan beberapa tim yang akan menggarap secara keroyokan.

Perbuku atau Per episode sebuah script, misalnya memiliki 60 scene atau adegan, maka biasanya beban tersebut dibagi 3 tim, jadi masing-masing tim mengerjakan 20 scene. Terkadang pembagian beban tersebut dibagi berdasarkan perbedaan setting lokasi. Misalnya : Tim 1 : mengerjakan adegan-adegan di rumah (halaman, ruang tamu dan kamar tidur). Tim 2 : mengerjakan adegan-adegan di rumah sakit, kantor polisi dan cafe. Sedangkan Tim 3 : mengerjakan adegan-adegan exterior atau jalanan.

Hasil shooting hari ini (terkadang sampai dini hari atau subuh) dari ke 3 tim, di kumpulkan dan pagi harinya diserahkan kepada Editor untuk di edit gambarnya, di isi musik dan di atur tata suaranya. Bagian Editing ; dari mulai meng-edit kaset sampai menjadi sebuah tayangan yg siap untuk ditayangkan kemudian di antar kasetnya ke stasiun TV disebut juga masa : Paska Produksi.

Pada masa Paska Produksi ini juga termasuk masa yang rawan, apabila seorang editor tidak bisa menyelesaikan tepat waktu, maka kaset tidak bisa di antar ke stasiun TV alias tidak tayang, maka PH harus membayar denda kepada stasiun TV karena telah lalai memenuhi kewajibannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun