Â
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
264 A 6 Wanteya Pramediastuti CGP 07
Tujuan Pembelajaran : CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
- Rangkuman dari proses pembelajaran sampai saat ini.Saat ini pembelajaran dalam pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 7 sudah sampai modul 3.1. Berikut penjelasannya:
- Kesimpulan Pembelajaran Modul 3.1
- Ketrampilan pengambilan keputusan berbasis  nilai kebajikan seorang pemimpin merupakan salah satu dari 9 ketrampilan pendukung pemimpin pembelajaran. Ada 3 hal yang masuk pada segitiga dasar dalam pengambilan keputusan yaitu :
- Beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengambil keputusan adalah banyak kritik dan complain, disini dibutuhkan keberanian dan percaya diri untuk mengahadapinya. Yang kedua diperlukan kejelasan visi dan misi budaya dan nilai-nilai kebajikan.
- Materi yang dipelajari dalam modul 3.1 meliputi:
- Panduan pertanyaan untuk membuat rangkuman kesimpulan pembelajaran
- Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
- Pratap Triloka KHD yaitu Ing ngarso sung tuladha, Ing madyo mangun karso, Tutwuri handayani memiliki makna bahwa pada saat seorang pemimpin berada di depan, maka dia harus bisa memberikan tauladan. Pada saat berada di tengah, maka dia harus bisa membangun motivasi/semangat. Dan pada saat berada di belakang, maka seorang pemimpin harusla bisa memberikan dukungan atau motivasi. Sebagai seorang pendidik maka kita harus menyadari bahwa setiap anak lahir di dunia ini dengan membawa kodratnya masing-masing, dan sebagai guru tugas kita adalah menuntun dan mengarahkan segala kodrat yang ada pada masing-masing anak didik kita. Guru haruslah menjadi sosok yang bisa mengambil keputusan yang berpihak pada murid dengan menerapkan 4 Paradigma Pengambilan Keputusan, 3 Prinsip dalam menyelesaikan dilema, dan 9 langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan.
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
- Dalam menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggungjawab dan penghargaan akan hidup. Untuk dapat memutuskan suatu keputusan yang tepat kita perlu mempelajari 3 prinsip penyelesaian dilemma  antara lain:
- Berfikir berbassis hasil akhir (end based thinking)
- Berfikir berbasisi peraturan (rule based thinking)
- Berfikir berbasis rasa peduli (care based thinking)
- Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
- Fasilitator memberikan pendampingan (coaching) bahwa dalam pengambilan keputusan mengacu pada segitiga dasar pengambilan keputusan yaitu berpihak pada anak, bertanggungjawab dan kebajikan universal. Untuk pengujian pengambilan keputusan dilakuan dengan melakukan pengujian benar / salah meliputi uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi dan uji panutan / idola. Kita juga harus berfokus pada pelaku yang mengalami dilema etika.
- Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
- Seorang guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills). Sehingga diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfullness), terutama sadar dengan berbagai pilihan, konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Namun tujuan utama pengambilan selalu pada kepentingan dan keberpihakan pada anak / murid.
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
- Untuk membedakan bujukan moral dan dilema etika seorang pendidik harus bisa melihat permasalahan tersebut dengan teliti. Apabila menemukan situasi benar lawan benar maka jelas itu masuk pada dilemma etika tetapi apabila menemukan situasi benar lawan salah maka itu masuk pada bujukan moral. Dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh seorang pendidik seperti inovatif, kolaboratif, mandiri dan reflektif akan membantu murid menemukan potensi dirinya dan menemukan solusi atas permasalan yang dihadapi.
- Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
- Dalam sebuah kegiatan pengambilan keputusan diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Hal ini bisa dilakukan dengan mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan  dan melakukan uji benar atau salah. Apabila kita menemui salah satu dari uji benar / salah ada yang gagal maka kita tidak boleh mengambil resiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan orang lain karena situasi yang dihadapi bukanlah situasi dilema etika melainkan bujukan moral. Langkah selanjutnya kita menetukan paradigma mana yang terjadi disituasi yang sedang dihadapi  kemudia melakukan penyelesaian dilemma dengan menerapkan 3 prinsip resolusi. Dalam mengambil keputusan, sering kali ada 2 pilihan yang bisa kit apilih, terkadang kita perlu mencari opsi diluar pilihan yang sudah ada. Kita bisa bertanya pada diri kita apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini, terkadang akan muncul penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul ditengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah. Itulah yang disebut dengan opsi trilema. Langkah berikutnya adalah membuat keputusan dan yang terakhir lihat lagi keputusan dan refleksikan.
- Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
- Beberapa tantangan yang muncul ketika menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus dilemma etika adalah banyak komplain dan kritik sehingga kita harus percaya diri  dan memiliki keberanian untuk menghadapinya. Selain itu visi dan misi budaya dan nilai-nilai kebajikan juga harus jelas.
- Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
- Sebelum mengambil keputusan seorang pendidik harus dalam kondisi rileks, tidak dalam tekanan dan tergesa-gesa. Mindfulness sangat penting dilakukan sebelum mengambil keputusan agar hasilnya nanti berpihak pada murid dan pendidik memiliki sikap yang bertanggungjawab dan mendasar pada nilai-nilai kebajikan universal. Kita bisa memenuhi kebutuhan belajar murid dengan melakukan analisis kebutuhan belajar murid untuk dimplementasikan dalam pembelajaran berdiferensiasi.
- Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
- Untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus benar- benar memperhatikan kebutuhan belajar murid. Jika keputusan yang kita ambil sudah mempertimbangkan kebutuhan murid maka murid akan dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dan kita sebagai pemimpin pembelajaran dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga keputusan kita dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dari murid di masa depannya nanti. Pendidik yang mampu mengambil keputusan secara tepat akan memberikan dampak akhir yang baik dalam proses pembelajaran sehingga mampu menciptakan students wellbeing untuk masa depan yang lebih baik
- Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
- Kesimpulan akhir yang dapat ditarik dari pembelajaran modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran terkait dengan modul-modul yang telah dipelajari sebelumnya, merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan untuk memerdekakan murid dalam belajar, Sebagaimana dijelaskan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidikan bertujuan menuntut segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun masyarakat. Dalam melaksanakan proses Pendidikan, seorang guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Keterampilan coaching ini dapat membantu murid dalam mencari solusi atas masalahnya sendiri tidak sebatas pada murid, keterampilan cocaching dapat diterapkan pada rekan sejawat atau komunitas terkait permasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran. Selain itu diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan dan proses pengambilan keputusan diharapkan dapat dilakukan secara sadar penuh(mindfullness), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.
- Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
- Pada modul 3.1 ini saya mempelajari bagaimana cara pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dalam kasus dilema etika. Konsep materi ini sangatlah penting agar keputusan yang diambil sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berpihak pada murid, tidak bertentangan dengan nilai-nilai kenajikan dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
- Sebelum mempelajari modul ini saya pernah dihadapakan pada situasi yang ternyatabisa dikategorikan dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral.  Dulu saya berfikir sama saja, saya mengalami dilemma dimana harus membuat keputusan yang menurut saya benar dan bisa di terima oleh orang lain tanpa banyak penolakan  kritik. Setelah mempelajari modul ini tentu lebih teliti, lebih jeli dengan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan apabila dihadapkan pada sebuah situasi.
- Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
- Setelah mempelajari konsep di modul ini saya akan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan, fokus pada segitiga dasar pengambilan keputusan, 4 paradigma dilemma etika dan 3 prinsip pengamilan keputusan. Dengan harapan kepusan yang saya ambil nanti bisa menciptakan kondisi yang aman, nyaman, dan kondusif,
- Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
- Menurut saya mempelajari modul ini sangat penting, karena materi dari modul ini sangat membantu saya dalam mempraktekkan pengambilan keputusan yang benar. Selain itu saya dapat mengidentifikasi setiap kasus yang terjadi sehingga mampu menemukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!