Mohon tunggu...
Wank RD
Wank RD Mohon Tunggu... -

Mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri

Selanjutnya

Tutup

Money

Tanah Luwu Negeri Kakao

23 Juni 2015   21:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:02 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tidak sebentar saya menetap di pinggiran kabupaten Luwu. Cukup banyak memberikan berjuta kesan tentang tanah Luwu. Sebagian besar penduduknya adalah petani kakao. Konon kakao Luwu adalah kakao terbaik yang pernah ada. Primadona negara-negara pengimpor kakao. Namun ada yang aneh, betahun-tahun saya menetap dan merasakan kondisi di Luwu, saya perhatikan tak ada perlakuan khusus terhadap kakao. Padahal kakao sudah menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian penduduk Luwu.

Kalau anda perhatikan, kebun-kebun kakao khusunya di Luwu sejak dulu masih dikelola dengan cara tradisional. Kita tidak melihat pengelolaan kebun kakao yang luar biasa yang membuat kakao Luwu menjadi begitu digemari. Seperti Filipina memperlakukan padinya. Atau penerapan teknologi seperti yang dilakukan Jepang. Atau cara swedia memanjakan kebun kakaonya. Padahal kita pengahsil kakao terbesar ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana.

Pemerintah dan Acara Seremonial

Dahulu, ketika saya masih kecil, warga kampung kami dilanda haru bukan main. Dikabarkan Bupati akan datang ke kampung kami. Menurut janjinya jalan akan diperbaiki agar akases petani makin mudah, petani akan dibantu dalam pemeliharaan kebun kakao; pemberian pupuk murah, Insinyur pertanian akan diturunkan untuk mengajari petani merawat pohon kakaonya. Janjinya kakao Luwu akan mendunia dan menjadi destina utama untuk kakao terbaik. Waktu itu berhari-hari warga dipenuhi semangat hidup bukan main. Seminggu kami mempersiapkan acara seremonial yang membanggakan itu. Tahukah apa yang terjadi hari ini?

Sekitar sepuluh tahun saya kembali lagi. Jalan-jalan tak ada yamg berubah, jalan aspal masih menjadi mimpi untuk warga. Semenjak saya pergi puluhan tahun lalu, jalan hanya sempat ditimbun kerikil beberapa kali. Jembatan yang sudah berdiri tiang pancangnya ambruk karena terlalu lama dibiarkan tak terurus.

Pemandangan mengharukan menemani perjalanan saya. Banyak kebun kakao berubah menjadi ladang jagung. Menenam jagung saat ini lebih menggiurkan dibandingkan memelihara kakao kata petani. Para tengkulak sudah tidak berselera membeli kakao, mereka beralih mengumpulkan jagung. Buah kakao juga makin sering sakit-sakitan. Biaya pemeliharaan mahal dan makin sulit. Pohon kakao yang sudah tua dan tidak diperbaharui juga menyebabkan produktifitas buahnya terus menurun.

Anak muda yang harusnya bisa diandalkan para orang tua untuk menggarap kebun, ramai-ramai merantau ke kalimantan. Lalu yang ekonominya lebih baik melanjutkan pendidikan ke Makassar atau kota Palopo. Tinggallah kebun kakao yang tidak terurus, jumlahnya semakin menipis dan kualitasnya terus menerun. Pembeli yang dulu mengidolakan, kini beralih ke negara-negara lain yang jaminan kualitasnya lebih baik.

Hati saya menjadi layu ketika minggalkan tanah Luwu yang dikenal surganya kakao kini menjadi lumbung jagung. Tidaklah mengapa jika memang itu yang dapat menghidupi penduduk daerah ini. Namun mungkin perlu diusulkan untuk mengganti patung tangan menggenggam kakao miliki Luwu itu, dengan patung tangan menggenggam jagung.

Maaf. Saya sungguh sangat merindukan tanah Luwu yang dikerumuni lebatnya kebun kakao beserta buahnya yang sehat dan banyak. Saya menyayangkan keunggulan sebagai surga kakao rasanya tidak menjadi perhatian serius untuk dijaga, apalagi untuk ditingkatkan.

Kalau kondisi ini terus dibiarkan, atau tidak menjadi prioritas utama pemerintah pusat maupun daerah, bukan tidak mungkin kondisi Luwu akan semakin buruk. Lalu seperti apakah masa depan tanah Luwu? Kata Peter Drucker cara terbaik untuk memprediksi masa depan adalah dengan menciptakannya. Cara terbaik untuk mengembalikan negeri kakao yang hilang di tanah Luwu adalah dengan menciptakannya kembali.

Wank RD
Pernah Menjadi Warga Luwu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun