Mohon tunggu...
Erfen Gustiawan Suwangto
Erfen Gustiawan Suwangto Mohon Tunggu... -

Tenaga medis, staf pengajar hukum kedokteran, aktivis medis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Benarkah Yudas yang Disalibkan?

6 April 2012   10:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:57 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sebenarnya hari raya terbesar umat nasrani bukanlah hari Natal, tetapi hari Paskah. Karena Kristus sendiri tidak pernah memerintahkan untuk merayakan hari kelahiran-Nya, tetapi memerintahkan murid-murid-Nya untuk merayakan hari penyaliban dan kebangkitan-Nya.


Mengapa hari penderitaan dan kebangkitan-Nya begitu penting? Oleh karena itulah misi utama-Nya datang ke dunia. Sesuai dengan nubuat para nabi yang turun kepada umat Israel (Yahudi) ribuan tahun sebelumnya bahwa akan datang Juruselamat Dunia, yaitu Tuhan sendiri yang diberi julukan Mesias (penebus). Mesias haruslah menderita, mati, dan bangkit di hari ketiga.


Mengapa harus demikian? Karena dosa harus ditebus dengan darah. Oleh karena itu, ribuan tahun sebelum Kristus turun ke dunia, umat Israel diperintahkan Tuhan untuk menyembelih hewan kurban sebagai korban penebus dosa. Dan setelah Kristus disalibkan dan bangkit, maka hari raya kurban sudah tidak ada lagi karena Kristus sendiri yang menjadi kurban terbaik.


Mengapa harus bangsa Israel? Karena Israel adalah umat pilihan Allah yang keunggulannya diakui sampai sekarang. Namun, mengapa juga umat Israel yang mendesak Romawi untuk menyalibkan Yesus? Karena Israel menjadi wakil umat manusia yang berdosa. Israel sebagai wakil manusia yang tidak pernah bersyukur dan murtad terhadap Pencipta-Nya padahal diberi hikmat, kecerdasan, dan kekayaan melebihi bangsa lain. Mungkin bangsa lain juga akan melakukan hal yang sama seperti Israel atau bahkan lebih bejat lagi jikalau mendapat berkat-berkat yang luar biasa tersebut. Sehingga hukuman terhadap Israel adalah hak Tuhan sendiri. Lagipula dalam catatan kitab, Tuhan malah akan menyelamatkan sisa-sisa bangsa Israel di akhir zaman. Itulah sebagai lambang kasih Tuhan yang tiada batas. Israel hanya sebagai wakil bahwa manusia murtad, tetapi tetap dikasihi Tuhan. Malah dijanjikan bahwa Israel tidak dapat dihakimi oleh manusia karena mereka sebagai penguji kesabaran bangsa lain sehingga tidak mengambil alih hak Tuhan untuk membalas kejahatan Israel. Alih-alih dapat mengalahkan Israel, bangsa yang menyerang Israel justru akan terkena kutukan sendiri. Sungguh misteri Allah yang sudah terbukti. Mulai dari nubuat injil yang tergenapi bahwa akan munculnya kembali negara Israel di tahun 60-an setelah kehancuran negara tersebut bertahun-tahun sebelumnya akibat diserakkannya mereka oleh Tuhan sendiri akibat dosa mereka. Bahkan wilayah Israel semakin luas ketika negara-negara Arab menyerangnya, termasuk jalur Gaza. Dan sekarang akan tinggal digenapi nubuat bahwa mereka akan berhasil mendirikan bait suci kembali di Yerusalem walau mereka juga yang akan menjadi cikal-bakal pendukung Antikris (Dajjal). Namun, sisa-sisa dari mereka akan bertobat.


Lantas apakah benar bahwa Kristus sendiri yang disalibkan, dan bukan orang lain? Banyak isu bahwa yang disalibkan itu adalah Yudas, murid yang mengkhianati Yesus sendiri. Namun, hampir semua catatan sejarah menolak hal tersebut. Apalagi tidak ada catatan sejarah bahwa Yudas berteriak bahwa dirinya bukan Kristus. Yang ada malah catatan bahwa Orang Yang Disalibkan itu diam dan menyerahkan diri-Nya secara sukarela tanpa perlawanan. Hal ini tentu saja tidak mungkin dilakukan Yudas yang justru menjebak Kristus untuk disalib, bukan untuk menyerahkan dirinya untuk disalib. Lagipula Yudas akhirnya gantung diri karena menyesal dan orang-orang mengenali mayatnya. Malahan tempat Yudas bunuh diri sampai sekarang masih ada di Israel. Selain itu, akan lebih gampang bagi umat Kristen untuk menyangkal kematian dan kebangkitan Yesus. Oleh karena mengaku bahwa Tuhannya orang Kristen mati dan bangkit, tentu akan menyulitkan penginjilan oleh karena sangat tidak masuk akal. Sangat tidak masuk akal bahwa Tuhan menjelma menjadi manusia dan mati demi manusia.Lebih gampang jika orang Kristen memproklamirkan bahwa Yesus tidak disalib tapi naik ke surga sebagai Tuhan. Namun, penginjilan tentang kematian dan kebangkitan Kristus justru yang merebak. Walau dengan perjuangan, hal yang tidak masuk akal tersebut sudah merasuk ke jiwa banyak orang karena memang itu faktanya. Karena belum pernah ada Tuhan yang berkorban demi umat-Nya. Dan kedatangan-Nya untuk kedua kali sebagai Hakim Dunia bahkan diakui kitab-kitab lainnya. Pertanyaannya adalah, "Jika Kristus Yesus adalah Hakim Dunia, masih ragukah kita bahwa Ia sendiri adalah Tuhan? Oleh karena hampir semua agama dan kepercayaan mengimani bahwa yang berhak menghakimi dunia adalah Tuhan.


Lalu bagaimana dengan Paulus? Bukankah ia sendiri yang membuat agama Kristen beserta Yahudi-Yahudi sesat lainnya untuk menyesatkan? Tidak mungkin Paulus itu berbohong tentang injil karena Paulus dulunya adalah petinggi agama Yahudi yang bekerja untuk Romawi demi membunuh orang-orang Kristen. Namun, Yesus memperlihatkan diri kepada-Nya dan melakukan mujizat sehingga ia turut menjadi Kristen. Hanya orang bodoh yang melepas jabatan lalu ikut menjadi orang Kristen yang dikejar-kejar orang Romawi untuk dibunuh. Kenyataannya Paulus melakukan hal tersebut karena ia sungguh percaya pada Kristus dan akhirnya ia sendiri dibunuh karena penginjilannya. Bagaimana dengan Yahudi lainnya? Jangankan menjadi Kristen, sampai sekarangpun mereka menyangkal kekristenan karena masih menunggu Mesias lain yang lebih berkuasa daripada Kristus. Bagi mereka, Kristus bukan Mesias oleh karena miskin dan teraniaya. Namun, mereka akan disadarkan sesuai nubuat injil. Jadi, sangat tidak mungkin orang Yahudi yang memanipulasi injil agar kekristenan berkembang. Yang ada justru mereka ikut menghimpit kekristenan. Faktanya kekristenan tetap berkembang di tengah himpitan.


Itulah sekelumit renungan di hari Jumat Agung ini. Semua orang tentu berhak untuk percaya atau tidak. Namun, kebenaran tidak dapat disembunyikan. Selamat hari raya Jumat Agung bagi yang merayakan. Selamat menanti Hari raya Paskah. Tuhan memberkati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun