Mohon tunggu...
wandi teaches
wandi teaches Mohon Tunggu... -

Mengelola Kursus bahasa Inggris dan Matematika, Sangat suka membaca dan menulis. Suka mengamati kehidupan sehari-hari dan menuliskan sesuatu tentangnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Agar 'Sondang' Tidak Membakar Diri lagi

12 Desember 2011   10:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:27 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bunuh diri dengan cara membakar diri. Itulah yang Sondang Hutagalung, seorang pejuang keadilan HAM lakukan pada hari HAM sedunia tanggal 10 Desember yang lalu. A planned suicide. Sungguh sebuah tindakan bunuh diri yang terencana. Yang paling menyita pikiran saya adalah apa sebab yang paling mendorong seorang Sondang melakukan yang sangat tidak bijaksana ini?

Unsolvable Problem

Analisa sederhana saya adalah keputusasaan Sondang akan keadilan HAM yang tak kunjung terjadi. Dia berpikiran bahwa keadilan HAM adalah sesuatu yang tidak akan pernah terwujud. Sebenarnya kita butuh banyak ‘Sondang’ yang berani memperjuangkan keadilan HAM. Tapi yang sangat disayangkan adalah keputusasaan dia akan solusi yang belum ditemukan. Dia merasa perjuangannya adalah sebuah kesia-siaan. Atau adakah sebab musabab lain?

Hopeful VS Hopeless

Saya sangat tertarik akan endorsement yang disampaikan oleh Ahmad Syafi’I Ma’arif terhadap novel Sebelas patriot karyanya Andrea Hirata. Beliau menulis, “Betapapun runyamnya bangsa ini, Andrea menunjukkan bahwa kita masih punya harapan.”

Ketiadaan harapan bisa mendorong seseorang untuk melakukan aksi bunuh diri seperti yang Sondang lakukan. Sebaliknya harapanlah yang membuat seseorang bertahan menghadapi tantangan seberat apapun.

Sambil berjuang demi bangsa dan Negara ini, marilah kita terus menaburkan benih-benih harapan bahwa Indonesia masih bisa diperbaharui, diubah menjadi Negara yang lebih baik.

Selamat berjuang!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun