Bunuh diri dengan cara membakar diri. Itulah yang Sondang Hutagalung, seorang pejuang keadilan HAM lakukan pada hari HAM sedunia tanggal 10 Desember yang lalu. A planned suicide. Sungguh sebuah tindakan bunuh diri yang terencana. Yang paling menyita pikiran saya adalah apa sebab yang paling mendorong seorang Sondang melakukan yang sangat tidak bijaksana ini?
Unsolvable Problem
Analisa sederhana saya adalah keputusasaan Sondang akan keadilan HAM yang tak kunjung terjadi. Dia berpikiran bahwa keadilan HAM adalah sesuatu yang tidak akan pernah terwujud. Sebenarnya kita butuh banyak ‘Sondang’ yang berani memperjuangkan keadilan HAM. Tapi yang sangat disayangkan adalah keputusasaan dia akan solusi yang belum ditemukan. Dia merasa perjuangannya adalah sebuah kesia-siaan. Atau adakah sebab musabab lain?
Hopeful VS Hopeless
Saya sangat tertarik akan endorsement yang disampaikan oleh Ahmad Syafi’I Ma’arif terhadap novel Sebelas patriot karyanya Andrea Hirata. Beliau menulis, “Betapapun runyamnya bangsa ini, Andrea menunjukkan bahwa kita masih punya harapan.”
Ketiadaan harapan bisa mendorong seseorang untuk melakukan aksi bunuh diri seperti yang Sondang lakukan. Sebaliknya harapanlah yang membuat seseorang bertahan menghadapi tantangan seberat apapun.
Sambil berjuang demi bangsa dan Negara ini, marilah kita terus menaburkan benih-benih harapan bahwa Indonesia masih bisa diperbaharui, diubah menjadi Negara yang lebih baik.
Selamat berjuang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H