Cara mengajar yang baik adalah memberikan pertanyaan-pertanyaan yang benar, bukan sekedar memberikan jawaban-jawaban yang benar. _Joseph Albers
Mereka yang memiliki kemampuan luarbiasa dalam menjawab pertanyaan sulit sekalipun adalah orang yang sangat jenius. Tapi sampai hari ini saya masih sangat yakin bahwa orang yang mampu dan cukup kreatif melontarkan pertanyaan-pertanyaan berkualitas masih jauh lebih jenius. Bagaimana bisa? Mereka yang menjawab pertanyaan tentunya sudah memiliki pertanyaan. Masalahnya sudah jelas. Tinggal menggali ilmu hingga mampu menjawabnya. Sedangkan mereka yang menciptakan pertanyaan berkualitas tentunya belum memiliki jawaban sebagai acuan pemikiran. Pencipta pertanyaan harus berpikir beberapa kali lebih keras agar mampu menggali ide sebagai acuan pembentukan pertanyaan. Seorang guru harus cukup kreatif menciptakan pertanyaan yang relevant dengan bidang yang sedang diajarkannya. Pertanyaan yang bisa menstimulasi otak siswa dalam belajar. Pertanyaan yang berkualitas bisa membantu mengeluarkan sang jenius dalam diri setiap siswa. Para ilmuwan dan para jenius yang ada sejak lampau selalu berangkat dari pertanyaan-pertanyaan yang mereka sendiri tidak bisa jawab. Kemudian rasa penasaran menantang mereka untuk menemukan jawabannya. Sehingga akhirnya menghasilkan temuan-temuan yang bermanfaat bagi kehidupan banyak orang. Ketika masih mahasiswa sekitar tahun 2000 yang lalu saya berkunjung ke Politehnik Del yang ada di Lagu Boti Balige. Di sebuah tembok di sekolah tersebut saya membaca sebuah tulisan yang sangat menggugah saya hingga hari ini.
“I have six loving teachers that taught me everything I knew. They are: What, When, Why, Who, Where, & How?”
Pertanyaan-pertanyaan pembangkit rasa penasaran inilah yang mengantarkan seseorang bisa menjadi seorang jenius dalam hidupnya. Selamat Bertanya! Wandi Tambunan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H