Jiwa Besar, Berkah Besar Alkisah, seorang anak yang mengalami cacat tubuh dari lahir, kondisi fisiknya sejak kecil hingga saat berusia 15 tahun ini, sangatlah lemah. Berjalan pun harus menggunakan penyangga tubuh bahkan kursi roda selalu dipersiapkan di sekitarnya bila tubuhnya tidak lagi memiliki kekuatan untuk melakukan aktivitas.Walaupun begitu, si pemuda kecil itu tidak pernah menampakkan raut muka yang sedih. Senyuman selalu menyungging di setiap kata-kata yang terlontar dari bibirnya. Keluarganya saling menyayangi dan bergantian memberi dukungan baik fisik maupun semangat.Â
Di suatu senja, saat berdua menikmati matahari kembali ke peraduan, si kakak membuka pembicaraan, "Dik, kita berandai-andai nih, kalau bisa atau kalau boleh memilih atau kalau ada yang kamu inginkan dan ada yang mau memberi... apa yang ingin kamu ubah di kehidupanmu sekarang?" Sambil tersenyum santai si adik menjawab "Tidak ada." "Jangan buru-buru menjawab. Pikir baik-baik dulu. Jika kamu diperbolehkan mengubah, apapun itu, apa yang ingin kamu ubah?" Si kakak penasaran mengulang pertanyaan yang sama. "Tidak ada Kak! Tidak ada yang ingin aku ubah. Dan mengapa aku harus mengubahnya?" Tanyanya balik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H