Ditulis oleh:
Wandi Darmawan
Program Studi Film dan Televisi -- Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Cihanjuang Rahayu, Kec. Parongpong, Kab. Bandung Barat
Wandidrmwn@upi.edu
ABSTRAK
Tenaga kesehatan pada masa Covid-19 merupakan pekerjaan yang memiliki banyak resiko didalamnya, dimana pada saat awal masa pandemi belum adanya Vaksin yang disediakan, namun para tenaga kesehatan tetap melakukan tugasnya dengan baik. Tujuan penulisan artikel ini adalah sebagai upaya apresiasi terhadap tenaga kesehatan agar bisa menumbuhkan kembali rasa empati, kesadaran, dan kepedulian masyarakat mengenai tenaga kesehatan. Artikel ini ditulis berdasarkan wawancara secara langsung terhadap salah satu tenaga kesahatan Nendi Gusmawan yang mana merupakan seorang Perawat Hemodialisa di Rumah Sakit Khusus Ginjal NY. R.A. Habibie. Wawancara ini menggunakan pertanyaan berbasis pada perkembangan 5W + 1H, dengan tema dan waktu/tempat yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil wawancara maka didapatkan bahwa tenaga kesehatan bertugas secara ikhlas dengan berbagai resiko yang ditanggung, dimulai dari penggunaan Alat Pelindung Diri yang berlapis-lapis dalam menghadapi jumlah pasien Covid-19 yang sangat banyak. Protokol screening pasien yang ketat. Kemudian juga narasumber bekerja pada rumah sakit khuss ginjal dimana ia tidak hanya menghadapi pasien Covid-19 tetapi juga pasien dengan penyakit gagal ginjal.
Kata kunci: Perawat, Covid-19, Vaksin
PENDAHULUAN
Covid-19 atau dikenal juga dengan (Corona Virus Disease -- 2019) ataupun dikenal dengan Virus SARS-CoV-2 (Severe Acute Resporatory Syndrome coronavirus-2) merupakan sebuah penyakit menular yang pertama kali ditemukan di China, Wuhan. Virus ini pertama kali menyebar dengan skala kecil pada bulan November, hingga meningkat pada skala besar pada Desember 2019. Penyebaran virus ini terjadi sangat cepat ke seluruh bagian Negara, penyebab utama ini bisa menyebar dengan cepat dikarenakan adanya hubungan sosial maupun kontak dengan seseorang yang telah terinfeksi, dimulai dari batuk, bersin, dsb. Virus Covid-19 merupakan sebuah jenis penyakit baru yang belumpernah teridentifikasi pada sebelumnya, dengan durasi penyebaran yang cepat. Sehingga hal ini mengundang perhatian dunia bahkan WHO (World Health Organization) untuk bertindak mengatasi permasalahan tersebut. WHO tidak lama kemudian memberikan sebuah informasi dimana Virus Covid-19 telah termasuk pada tahap pandemi pada tanggal 12 Maret 2020. Virus Covid-19 di Indonesia sendiri pertama kali ditemukan pada tanggal 2 Maret 2020 dengan jumlah orang yang terinfeksi 2 orang. Pandemi covid-19 ini akan berdampak secara sosial dan ekonomi, dengan adanya kejadian ini Indonesia harus bisa bersiap siaga untuk potensi ancaman yang akan terjadi. Indonesia sendiri telah menetapkan beberapa aturam diantaranya seperti karantina mandiri dan Social Distancing (Putri, 2020). Hingga saat ini penyebaran Virus Covid-19 tepatnya pada tanggal 21 Maret 2023 telah terhitung sebanyak 6.742.061 kasus yang terkonfirmasi (KEMENKES RI, 2023)
work from home, Sekolah daring, karantina, dan penggunaan masker di tempat umum. Merupakan sebuah pengaplikasian sebagai cara untuk mencegah dan mengatasi masalah penyebaran Virus Covid-19. Dimulai pada bulan Maret Tahun 2020 sebagian besar perkantoran di Indonesia telah menerapkan kebijakan mengenai bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) akibat adanya pandemi coronavirus (Ayutia Nurita Sari, 2020). Disisi lain wfh dan sekolah daring merupakan bentukan dari karantina mandiri. Sekolah daring pertama kali diusungkan agar dilaksanakan selama dua minggu saja, namun dikarenakan Virus Covid-19 merupakan penyakit dengan daya tular yang tinggi maka, sekolah daring terus dilaksanakan hingga keadaan semakin membaik salah satunya adalah melalui adanya penyebaran dan pengaplikasian vaksin. Vaksin Covid-19 memiliki berbagai varian dan dosis dalam proses penyebarannya, dengan masing-masing varian memiliki efek penggunaan yang berbeda dan jarak dosis yang berbeda. Jenis-jenis vaksin diantaranya adalah Sinovac, Sinopharm, Janssen (J&J), AstraZeneca Pfizer, dan Moderna (Rokom, 2022).
Negara harus terus melakukan penyebaran vaksinasi setidaknya 70 persen dari populasi Negaranya dan memvaksinasi 100 persen petugas layanan kesehatan dan 100 persen terhadap kelompok yang paling rentan, diantaranya adalah orang yang berusia di atas 60 tahun dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah atau memiliki kondisi medis yang sedang dialami (WHO, 2022). Program vaksinasi di Indonesia dilakukan berdasarkan usia, dimana usia rentan didahulukan hingga usia dan jenis pekerja lainnya menyusul. Program vaksinasi dilakukan melalui beberapa tahap dosis, dimana terdapat dosis pertama, kedua, booster pertama, hingga booster kedua. Vaksin di indonesia pertama kali mulai didistribusikan pada tanggal 6 Desember 2022 yang berjenis Sionvac dengan jumlah 1,2 juta dosis (Setditjen Farmalkes, 2022). Dengan adanya permasalahan virus Covid-19, WFH, karantina, Vaksinasi tenaga kesehatan lah yang terus berjuang lebih dalam mengatasi penyebaran virus Covid-19 ini dimana ketika orang lain mengisolasi dirinya, di sisi lain tenaga kesehatan terus bekerja dalam menghadapi pandemi ini, perjuangan merekalah yang harus dihargai.
Tenaga kesehatan pada masa Covid-19 merupakan jenis pekerjaan yang memiliki resiko sangat tinggi, dimana kondisi pada saat itu belum adanya vaksin, keterbatasan alat pelindung diri, dsb. Tetapi tenaga kesehatan memiliki kewenangan untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang tenaga kesehatan secara sukarela sebagai bagian dari pekerjaannya, maka dari itu tenaga kesehatan merupakan sekelompok orang yang butuh apresiasi dari sebagian besar penduduk indonesia, jika tidak ada mereka yang membantu maka kondisi kesehatan negara maupun dunia akan semakin memburuk. Tenaga kesehatan merupakan profesi yang harus memiliki keahlian profesi yang dapat diimplementasikan dalam praktek. Sebagai profesional yang bertanggung jawab dan andal yang bekerja dalam kemitraan untuk memberikan bantuan dan dukungan, perhatian dan nasihat atas tanggung jawab mereka sendiri dan untuk memberikan layanan bagi masyarakat. Layanan yang diberikan harus mencakup pencegahan, akses ke bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, dan pelaksanaan tanggap darurat. Tenaga kesehatan adalah individu yang telah terlibat dalam industri kesehatan dan telah memperoleh pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan kesehatan (Damayanti et al., 2022).
TUJUAN
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui berbagai upaya tenaga kesehatan dalam menangani masalah penyebaran Virus Covid-19 kemudian bagaimana perbedaan apa saja yang terjadi ketika masa Covid-19 telah usai. Artikel ini diharapkan sebagai upaya dan tindakan apresiasi oleh penulis terhadap para tenaga kesehatan diluar sana yang telah berjuang dengan berbagai resiko yang dihadapi hingga saat ini. Dalam konteks penulisan artikel ini apresiasi terhadap tenaga kesehatan ini mengenai menghargai dan penghargaan yang diberikan secara khusus kepada para tenaga kesehatan dalam sebuah bentuk tulisan. Penulian artikel ini juga ditujukan agar pembaca dapat memahami lebih dalam mengenai bagaimana kondisi dan pekerjaan yang sesungguhnya yang dilakukan oleh para tenaga kesehatan. Sehingga bisa menambahkan rasa empati dan rasa saling menghargai.
Tenaga kesehatan membutuhkan profesionalitas dalam pekerjaanya dimana ditujukan sebagai efektifitas, efisiensi, dan tanggung jawab sehingga mutu yang telah ditentukan dapat terlaksana. Apresiasi sendiri dalam arti KBBI adalah "apresiasi/ap*re*si*a*si/ /aprsiasi/ n 1 kesadaran terhadap nilai seni dan budaya; 2 penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu; 3 kenaikan nilai barang karena harga pasarnya naik atau permintaan akan barang itu bertambah;".
TINJAUAN PUSTAKA
Sebuah tulisan terdahulu mengenai tenaga kesehatan telah dikembangkan oleh Fitriani Nur Damayanti dkk mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang yang berjudul "Profesionalisme Tenaga Kesehatan dalam Penanganan Kegawatdaruratan Covid-19" pada tahun 2022 dengan metode studi literature review.
Penulisan tersebut menghasilkan jawaban dimana tenaga kesehatan dapat melakukan perawatan kesehatan secara profesional, kompeten dalam menangani krisis Covid-19, profesional dalam menangani krisis Covid-19, memiliki keterampilan interpersonal secara profesional, mampu berkomunikasi positif dan kemitraan dengan keluarga pasien, profesional untuk tumbuh secara pribadi dan profesional.
Perbedaan yang terdapat pada tulisan tersebut dengan penulisan artikel oleh penulis adalah dimana penulis memiliki tujuan untuk mengapresiasi tenaga kesehatan dalam bentuk artikel yang bertujuan menumbuhkan rasa kesadaran masyarakat mengenai jasa yang telah diberikan oleh para tenaga kesehatan pada masa pandemi dan mengetahui bagaimana perbedaan kondisi tenaga kesehatan saat ini dibandingkan dengan pada masa pandemi, melalui metode wawancara secara langsung terhadap salah satu tenaga kesehatan, untuk memperdalam pemahaman mengenai hal tersebut.
METODE
Penulisan artikel ini menggunakan metode wawancara yang bertujuan memeperdalam sebuah informasi yang dituju lebih tepat dan spesifik. Wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data yang paling umum digunakan dalam penelitian sosial. Metode ini juga digunakan ketika responden dan peneliti saling berhadapan dalam mengumpulkan informasi untuk keperluan data primer. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang fakta, keyakinan, perasaan, keinginan, dll yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Wawancara menuntut kedua belah pihak baik peneliti maupun mahasiswa untuk bertemu dan berinteraksi secara langsung dan aktif untuk mencapai tujuan maupun informasi yang diperoleh. Wawancara merupakan proses penting dalam melakukan penelitian, terutama dalam penelitian kualitatif. Secara umum, pewawancara harus berusaha menjalin hubungan kerja yang baik dengan orang yang diwawancarai (Rosaliza Mita, 2015).
Wawancara yang dilakukan adalah jenis wawancara pribadi, yang mana narasumber tersebut adalah seorang yang bekerja pada tenaga kesehatan lebih tepatnya seorang perawat disalah satu rumash sakit di Bandung. Tema wawancara yang disusungkan adalah pembahasan mengenai bagaimana situasi dan kondisi pada masa pandemi Covid-19 dari sudut pandang seorang tenaga kesehatan kemudian bagaimana situasi dan kondisi setelah masa pandemi tersebut. Pendekatan wawancara tematik, berpusat pada topik, biografi atau naratif, misalnya ketika peneliti memiliki seperangkat topik, tema atau topik yang ingin mereka liput, atau kerangka kerja atau titik awal untuk diskusi, atau "cerita" spesifik yang diwawancarai oleh pewawancara diharapkan untuk diceritakan (Rosaliza Mita, 2015). Waktu dan tempat wawancara dilaksanakan pada tanggal 22/03/2023 dirumah narasumber dengan daftar pertanyaan yang berbasis 5w + 1h yang telah dikebangkan dan melakukannya perkenalan terlebih dahulu sebelum memasuki pertanyaan inti. Pada saat melakukan wawancara penulis akan merekam dan mencatat segala hal yang penting kemudian menganalisis dan mendeskripsikannya secara rinci. Daftar pertanyaan wawancara adalah sebagai berikut:
- Daftar pertanyaan
- Nama, usia, dan pekerjaan anda yang sedang ditekuni saat ini?
- Dimanakah anda bekerja?
- Mengapa anda menekuni pekerjaan ini?
- Apa yang menjadi motivasi anda dalam pekerjaan tersebut?
- Sejak kapan anda telah menekuni pekerjaan tersebut?
- Baik untuk pertanyaan selanjutnya, saya akan menanyakan pertanyaan mengenai situasi kondisi pada masa Covid-19. Dimulai dari bagaimana reaksi anda sebagai tenaga kesehatan ketika pandemi terjadi pertama kali?
- Apakah di tempat anda bekerja terdapat pasien ataupun kasus yang tertular virus Covid-19?
- Bagaimana cara anda dalam menghadapi pasien yang mengidap virus Covid-19?
- Apa kesulitan yang dihadapi dalam menangani pasien tersebut?
- Apakah terdapat protokol dan perlakuan khusus terhadap pasien Covid-19?
- Baik untuk pertanyaan selanjutnya beralih kepada masa setelah Covid-19, dengan pertanyaan pertama. Apa yang menjadi perbedaan signifikan perihal situasi kondisi di tempat anda bekerja setelah masa pandemi Covid-19 berakhir?
- Setelah pandemi berakhir kondisi pasien seperti apa yang anda hadapi?
- Darimanakah pasien-pasien tersebut berasal? Apakah pasien hanya dari satu daerah saja?
- Apa keuntungan menjadi tenaga kesehatan yang menurut anda orang lain tidak ketahui?
- Suatu hal apresiasi yang pernah didapatkan dari pasien ataupun orang sekitar kepada anda sebagai tenaga kesehatan?
Dengan adanya pertanyaan-pertanyaan tersebut diharapkan dapat bisa menjawab dan meningkatkan rasa kepedulian pembaca mengenai jasa yang telah diberikan oleh para tenaga kesehatan. Maka kemudian hasil wawancara tersebut dapat dijelaskan maupun dideskripsikan melalui tahapan hasil dan pembahasan sebagai berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Wawancara dilakukan kepada seorang yang bernama Nendi Gusmawan yang mana merupakan seorang yang bekerja sebagai tenaga kesehatan tepatnya perawat di salah satu Rumah Sakit di Bandung. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan umum hingga merinci, yang telah disetujui dan dibaca terlebih dahulu oleh Narasumber mengenai pertanyaan yang ditanyakan tersebut apakah relatif atau tidak dengan narasumber, dengan tempat dan waktu pekasanaan pada rumah narasumber pada tanggal 22 Maret 2023. Hasil wawancara merupakan bentuk deskripsi inti dari jawaban yang telah diberikan. Hasil wawancara tersebut dijabarkan sebagai berikut:
- Deskripsi Hasil Wawancara
Berdasarkan pernyataan-pernyataan dari hasil wawancara maka didapatkan berbagai pemahaman mengenai bagaimana pekerjaan seorang tenaga medis yang sebenarnya, terutama pada masa pandemi Covid-19 dan masa transisi perubahan.
Dimulai dari identitas narasumber yaitu Nendi Gusmawan yang berusia 28 tahun, ia merupakan seorang Perawat Hemodialisa di Rumah Sakit Khusus Ginjal NY. R.A. Habibie, Ia telah bekerja sebagai perawat sejak dari tahun 2019, selama kurang lebih 4 tahun. Terdapat alasan tersendiri menagapa ia menekuni pekerjaan tersebut adalah dimana ia dari SMK telah mempelajari ilmu keperawatan, bahkan terus melanjutkan studinya mengenai ilmu keperawatan hingga jenjang perkuliahan dan profesi untuk berkarir di bidang keperawatan. Di sisi lain motivasi tersendiri dalam bekerja di bidang keperawatan adalah dimana ia ingin bisa menolong dan berguna untuk sesama.
Beralih topik kepada pembahasan mengenai Covid-19 narasumber memberikan penjelasan dan tanggapan mengenai hal tersebut dimulai dari sisi sudut pandang atau reaksinya sebagai tenaga kesehatan ketika mendengar pertama kali pandemi telah terjadi. Pada pertanyaan ini narasumber menjelaskan bahwa ia juga kaget mendengar berita tersebut, serta adanya rasa kebingungan mengenai tindakan apa yang harus dilakukan. Ia hanya bisa menunggu intruksi ataupun perintah dari kementrian kesehatan mengenai penanganan Covid-19. Kemudian juga bahwa di tempat narasumber bekerja rumah sakit tersebut memiliki banyak pasien yang telah mengidap virus Covid-19, di sisi lain pasien-pasien tersebut merupakan pasien dengan usia lansia yang mana hal ini juga menyebabkan orang disekitarnya ataupun keluarga pasien saling menjenguk, dan hal ini juga merupakan penyebab persebaran dan penambahan pasien dengan virus Covid-19. Dalam tugasnya menjadi tenaga kesehatan narasumber melakukan dan menghadapi pasien-pasien tersebut dengan alat pelindung diri yang super ketat dan berlapis-lapis. Dimulai dari masker, face shield, pelindung kepala, dan sarung tangan yang bahkan masing masing tersebut tidak cukup dengan hanya satu lapis saja. Hal ini juga yang merupakan penyebab kesulitan yang dihadapi oleh tenaga kesehatan, dimana penggunaan alat pelindung diri ini menghambat pelaksanaan teknis lainnya. Diantaranya dimana narasumber menjelaskan bahwa ia sangat kesulitan bergerak, kepanasan, berkeringat, hingga kesulitan bernafas, bahkan ketika baru sebentar menggunakannya. Di sisi lain juga narasumber sebagai tenaga kesehatan salah satu tugasnya adalah untuk melakukan penyuntikan atau injeksi, yang mana alat pelindung diri yang dikenakan menghambat penglihatan titik lokasi penyuntikan. Lalu kemudian mengenai protokol yang digunakan dan diaplikasikan, narasumber menjelaskan bahwa adanya sebuah tindakan screening yang terdiri dari pernyataan keluhan pasien, riwayat berpergian pasien dan keluarganya, pernyataan mengenai potensi tertular Covid-19, proses cek tanda vital seperti suhu pasien, dan jika tidak memenuhi persyaratan tersebut dimana terdapat kecurigaan terhadap pasien, maka pasien akan bawa menuju IGD dan ruang isolasi.
Berlanjut kepada topik masa transisi situasi dan kondisi setelah Covid-19 dalam sudut pandang narasumber sebagai tenaga kesehatan bahwa perbedaan yang signifikan pada masa setelah Covid-19 berakhir adalah dimana keadaan bisa kembali menjadi kondusif dari berbagai sisi. Dimulai dari ketertiban pasien, penggunaan alat pelindung diri yang cukup dengan masker. Dalam sudut pandang narasumber ia menjelaskan bahwa kini ia menjadi lebih mudah dalam beraktifitas dalam memenuhi pelayanan kepada para pasien. Dikarenakan tempat narasumber bekerja merupakan rumah sakit khusus ginjal maka pasien yang ia hadapi setelah masa Covid-19 adalah pasien-pasien dengan penyakit gagal ginjal. Di sisi lain juga para pasien ini berasal dari berbagai kota bukan hanya dari Bandung saja dimulai dari Subang, Pangandaran, Garut, Sulawesi, bahkan dari Luar Negeri. Hal ini bisa terjadi dikarenakan Rumah Sakit Khusus Ginjal NY. R.A. Habibie dijadikan tempat rujukan dalam menangani pasien-pasien dengan penyakit ginjal. Dalam menangani pasien gagal ginjal memerlukan sebuah tindakan proses cuci darah dalam beberapa kali seminggu. Oleh karena itu banyaknya pasien yang pulang pergi dai luar kota untuk memenuhi proses ini dalam penyembuhannya. Lalu kemudian berkaitan dengan keuntungan yang didapat dalam menjadi tenaga kesehatan, narasumber menjelaskan dimana adanya keuntungan dari berbagai segi. Dimulai dari segi keilmuannya sendiri, dengan adanya pemahaman mengenai keperawatan bisa membuat lebih tahu tentang sebuah penyakit dan cara penanganannya. Hal ini juga bisa diaplikasikan kepada keluarga dan orang terdekat yang mana narasumber bisa merawat dan mengobati penyakit yang dialami keluarganya tanpa adanya rasa kepanikan yang berlebih. Dan jika pun terdapat penyakit yang diidap oleh narasumber ia bisa mendiskusikannya lebih lanjut dan mendalam dengan tenaga kesehatan lainnya ketika berobat. Kemudian pada pertanyaan yang terakhir mengenai sebuah tindakan apresiasi yang pernah didapatkan dari pasien kepada narasumber sebagai tenaga kesehatan, narasumber menjelaskan bahwa ia tidak terlalu mengharapkan apresiasi yang berlebihan dikarenakan ia bekerja dengan sepenuh hati dan ikhlas. Sebuah tindakan seperti ucapan terima kasih oleh pasien kepada narasumber merupakan suatu hal yang cukup baginya.
- Pembahasan
Berdasarkan pertanyaan dan pernyataan yang telah diberikan oleh pewawancara dan narasumber maka didapatkan bahwa tenaga medis memiliki kewajiban tugas dengan resiko dan tantangan yang tinggi. Tenaga kesehatan harus bisa menangani dan menghadapi berbagai jenis pasien dengan keterbatasannya dengan alat pelindung diri, dimana penggunaan alat pelindung diri ini harus dikenakan selama ia bekerja atau bisa dikatakan seharian. Penggunaan alat pelindung diri dapat memberikan rasa capek yang berlebih dari biasanya kepada para tenaga kesehatan.kemudian juga tenaga kesehatan harus tetap bisa memberikan layanan penuh kepada para pasiennya. Di sisi lain juga tenaga kesehatan harus bisa beradaptasi dengan cepat, seperti ketika masa transisi dari masa pandemi Covid-19 ke masa setelahnya. Tenaga kesehatan merupakan sebuah jenis pekerjaan yang pada dasarnya harus memiliki rasa ikhlas dalam bekerja tanpa terlalu mengharapkan suatu hal pemberian lebih dari seorang pasienya. Tetapi salah satu keuntungan dalam menjadi tenaga kesehatan ataupun medis adalah dimana terdapat akses terhadap pemeriksaan suatu penyakit tanpa harus menemui dokter terlebih dahulu, para tenaga kesehatan juga bisa saling membantu orang disekitarnya bahkan keluarganya jika mereka sedang sakit. Tenaga kesehatan bisa memberikan tindakan rekomendasi untuk mengatasi hal tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan awal penulisan artikel yaitu sebuah tindakan mengapresiasi kepada tenaga kesehatan pada akhir-akhir ini dengan bentuk sebuah artikel yang diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih kepada pembaca mengenai pengorbanan yang tekah diberikan oleh para tenaga kesahatan, kemudian bisa mengenal lebih dalam mengenai pekerjaan yang telah dilakukan oleh para tenaga kesehatan kepada para pasiennya dalam berbagai situasi dan kondisi. Berdasarkan pernyataan diatas bahwa para tenaga kesehatan bekerja sepenuh hati dengan ikhlas, ia tidak terlalu mengharapkan sebuah apresiasi yang berlebih dari pasiennya, bahkan hanya ucapan terimakasih sudah cukup baginya. Dalam proses penulisan artikel ini penulis mencari terlebih dahulu tinjauan pustaka mengenai penulisan sebelumnya yang berkaitan, hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk mendapatkan data dalam memperdalam pemahaman mengenai tenaga kesehatan, dengan adanya hal ini maka penulisan artikel bisa menjadi lebih spesifik. Setelah dilakukannya hal tersebut maka suatu hal yang penting dalam mendapatkan data primer adalah melakukannya sebuah wawancara. Wawancara ini berjenis wawancara pribadi yang telah ditentukan temanya dengan basis pertanyaan dari perkembangan 5w + 1h. Dengan adanya data primer artikel dapat dijamin mengenai kondisi relevan atau keaslian dari informasi yang sebenarnya mengenai tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ayutia Nurita Sari. (2020, December 29). Work From Home (WFH) Membosankan? Siapa Bilang! Kemenkeu. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-suluttenggomalut/baca-artikel/13623/Work-From-Home-WFH-Membosankan-Siapa-Bilang.html
Damayanti, F. N., Santosa, B., & Ta'adi, D. (2022). JURNAL HUKUM KESEHATAN INDONESIA PROFESIONALISME TENAGA KESEHATAN DALAM PENANGANAN KEGAWATDARURATAN COVID-19. JURNAL HUKUM KESEHATAN INDONESIA, 2(1), 30--36. https:https://jurnal-mhki.or.id/jhki
KEMENKES RI. (2023, March 21). COVID 19. Infeksi Emerging. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/dashboard/covid-19
Putri, R. N. (2020). Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(2), 705. https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i2.1010
Rokom. (2022, February 28). Tambah Regimen Baru Vaksin Booster, Total Ada 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Dipakai di Indonesia. SehatNegeriKu. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220228/2439416/tambah-regimen-baru-vaksin-booster-total-ada-6-jenis-vaksin-covid-19-yang-dipakai-di-indonesia/#:~:text=Pemerintah%20telah%20resmi%20menambahkan%20regimen,booster%20yang%20digunakan%20di%20Indonesia.&text=Keenam%20regimen%20tersebut%20antara%20lain,J%26J)%2C%20dan%20vaksin%20Sinopharm.
Rosaliza Mita. (2015). Wawancara Sebuah Interaksi Komunikasi Dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Ilmu Budaya, 11(2). https://media.neliti.com/media/publications/100164-ID-wawancara-sebuah-interaksi-komunikasi-da.pdf
Setditjen Farmalkes. (2022, January 11). Dukungan Penyediaan Vaksin bagi Keberhasilan Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19. Farmalkes. https://farmalkes.kemkes.go.id/2022/01/dukungan-penyediaan-vaksin-bagi-keberhasilan-pelaksanaan-vaksinasi-covid-19/#:~:text=Vaksin%20COVID%2D19%20tiba%20di,vaksin%20CoronaVac%20buatan%20dari%20Sinovac.
WHO. (2022, July 22). COVID-19 vaccines. World Health Organization. https://www.who.int/publications/m/item/global-covid-19-vaccination-strategy-in-a-changing-world--july-2022-update
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI