Mohon tunggu...
Wandi Barboy Silaban
Wandi Barboy Silaban Mohon Tunggu... jurnalis -

Seorang yang tak bisa melepaskan diri dari dunia tulis-menulis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Makna Paskah Bagiku

21 April 2014   01:09 Diperbarui: 4 April 2017   17:01 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah catatan sederhana tentang paskah. Paskah, bagi umat kristen, dimaknai sebagai hari yang monumental. Tapi, mengapa perayaan paskah kurang begitu "dirasakan" kehadirannya oleh para pengikut Kristus?

Catatan kecil ini hanyalah sebuah tulisan yang berangkat dari keresahan saat mengamati perayaan paskah yang terkesan biasa-biasa saja. Padahal, makna paskah bukanlah makna yang biasa saja sebenarnya.

Paskah 2014. Entahlah apa yang membedakannya dengan paskah-paskah sebelumnya. Paskah menjadi quantum (Lompatan) bagi umat Kristiani untuk meyakini bahwa karena dosa manusia menjadi terpisah dari Allah. Hubungan manusia menjadi terbatas kepada Allah. Juga, kepada sesama umat manusia lainnya.

Namun, Yesus yang digantung di kayu salib meretas hubungan manusia yang terbatas. Manusia pun bisa lebih mengampuni kepada sesamanya. Manusia jangan lagi menjadi pemangsa bagi manusia lainnya (homo homini lupus). Sebabnya, pengorbanan cinta Yesus kepada umat manusia telah meluruhkan itu semua. Kasih Yesus kepada umat manusia sungguh dalam. Umat Kristen yang berpegang teguh pada ajaran Kasih, mustilah meneladaninya.
Menurut hemat saya, inilah lompatan jauh yang telah diberikan Kristus kepada umat manusia. Paskah menjadi berarti ketika dimaknai. Tanpa pemaknaan arti pengorbanan Yesus di kayu salib, paskah telah kehilangan roh. Saya tak ingin berkhutbah. Tulisan ini hanya sebentuk kecil telaah ala diri sendiri.

Selamat Paskah 2014 bagi kita semua. Immanuel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun