Perguruan Persilatan Seni Budaya Keratuan Lampung, demikian baliho yang terbentang di Jalan Indra Bangsawan No.17 Rajabasa, Bandar Lampung, Jumat (20/12). Didirikan oleh Toni M Zakaria gelar Ratu Banjar Bumi, menurut Toni, semua dimulai dari ketulusan dan keihklasan untuk mengembangkan seni budaya Lampung sebagai putra daerah Lampung. Di lokasi perguruan Jumat (20/12) sore itu alunan musik gitar tunggal khas Lampung mengalun indah dalam kelengangan di sebuah perguruan persilatan Lampung.
Pria berambut panjang itu tampak memberikan instruksi kepada putranya Muhammad Siddiq Al-Maruf yang masih duduk di bangku kelas 7 SMP, namun sudah menjadi tenaga ahli atau pengajar bagi polisi pamong praja kota Bandar Lampung. Terdapat penghargaan untuk putra sulungnya itu dari kepala satuan polisi pamong praja kota Bandar Lampung Cik Raden kepada putranya. Mulailah Siddiq mempertontonkan silat tari dan silat dengan menggunakan kedua golok ditangannya.
Nama Keratuan, dipilih Toni, diartikan sebagai kepemimpinan. Dia menceritakan bahwa dalam setahun sedikitnya ada 200 orang yang sudah dilatihnya sejak didirikannya 14 tahun lalu. Lampung punya silat tradisional? Demikian yang biasa tergambar dalam sebagian besar orang yang mengetahui silat selalu berasal dari pulau Jawa. Namun, menurut Toni, ilmu itu adalah milik Allah.Selanjutnya, tinggal tergantung bagaimana orang yang mengembangkan silat ingin seperti apa. Bagi Toni, karena diciptakan orang Lampung, tempatnya diciptakan di Lampung, serta menjunjung nilai untuk mengangkat budaya Lampung, maka boleh dikata perguruan silat itu milik masyarakat Lampung. Dan Toni didapuk sebagai guru besar perguruan persilatan seni budaya Keratuan di Lampung.
Toni mengungkapkan berdasarkan karena rasa ingin bermanfaat bagi orang lain, dia membuka perguruan silat. Sebelumnya, Toni adalah seorang preman di kawasan sekitar. Hidupnya juga banyak dilalui di perantauan di Serang, Banten, dan daerah lainnya di Pulau Jawa. Setiap orang yang ingin belajar perguruan silat Keratuan menurut Toni, tidak ada biaya sama sekali. Kini, dia setiap satu minggu sekali yakni minggu malam dia akan melatih anak muridnya di depan Robinson setelah Isya. Juga melatih Pol PP kota Bandar Lampung setiap Sabtu dan Minggu pukul 07.00-09.00, dan banyak lagi tempat lainnya. Untuk kesehariannya, menurut Toni, dia akan berlatih di pondokan yang terletak di tepi jalan ZA Pagar, sebuah lahan kosong yang letaknya berdekatan dengan arah masuk kawasan terminal Rajabasa. Secara terang-terangan Toni mengakui bahwa tujuan mendirikan perguruan persilatan tak bisa dilepaskan dari materi atau ekonomi. Dia tidak merasa malu atau enggan untuk mengungkapkan bahwa bukan hanya pada unsur bela diri dan pada budaya Lampung murni saja, dia bermaksud mendirikan perguruan keratuan. “Melalui budaya, kita bukan hanya hidup dan mengembangkan diri semata. Tapi, juga membuka lapangan pekerjaan,” pungkasnya.
[caption id="attachment_375496" align="alignnone" width="320" caption="Atraksi Permainan Api dari Perguruan Silat Keratuan Lampung"][/caption]
diunduh dari : http://silatkeratuanlampung.blogspot.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H