Mohon tunggu...
Windu Andhika
Windu Andhika Mohon Tunggu... -

bukan pemburu fakta biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aburizal Bakrie (ARB) Calon Presiden yang Paling Siap

9 Mei 2014   20:18 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:41 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir-akhir ini nama Aburizal Bakrie (ARB) mulai ramai dibicarakan kembali usai pertemuan ARB dengan Prabowo di kediaman ARB dan selanjutnya di rumah Prabowo. ARB dan Prabowo menyatakan memiliki visi dan misi yang sama untuk maju menjadi Calon Presiden dari Partai Golkar maupun dari Partai Gerindra dan untuk memajukan bangsa Indonesia.

ARB sebelumnya juga sudah beberapa kali didatangi oleh beberapa tokoh. Sebut saja ada nama Jokowi, Wiranto, Mahfud MD, dan Emron Pangkapi. Tentu saja tidak begitu saja ARB didatangi oleh tokoh-tokoh tadi, pasti ada maksud dan tujuan dari pertemuan-pertemuan yang telah digelar tersebut. Mengapa ARB didatangi oleh tokoh-tokoh tersebut?

Secara posisi memang ARB ini sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan Calon Presiden untuk Partai Golkar. ARB sendiri sudah diputuskan menjadi Calon Presiden untuk Partai Golkar sejak tahun 2012. Tentu saja hal tidak perlu dipertanyakan bagaimana siapnya ARB untuk menjadi Calon Presiden.

Melihat pengalaman segudang yang dimiliki oleh ARB, tentu saja ini merupakan nilai lebih yang belum tentu dimiliki Capres lainnya. Bukan hanya dalam bidang Bisnis yang membesarkan namanya, bidang politik dan bidang pemerintahan pun ARB sudah memiliki pengalaman yang segudang.

Beberapa pengalaman yang dimiliki oleh Aburizal Bakrie yaitu ikut mendirikan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan menjadi Ketua Umum pada periode 1977-1979. ARB juga sempat menjadi Ketua Umum Persatuan Insinyur se-Indonesia (1989-1994). Selain itu, ARB juga menjabat sebagai Ketua Umum Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia selama dua periode (1993-2003) dan Presiden Kadin Asean (1996-1998). Usai menjabat sebagai Ketum (Ketua Umum) Kadin dua periode, ARB memilih mengakhiri karier di dunia usaha selama ini dengan meninggalkan Kelompok Usaha Bakrie/Bakrie Group (1992-2004). Pilihan tersebut juga sejalan dengan dipercayanya ARB menjadi Menteri Koordinator Perekonomian. Selama menjadi Menko Ekonomi, ARB sukses memotori renegosiasi Blok Cepu, antara Pertamina dan Exxon. Hasil dari renegosiasi ini, Indonesia mendapat tambahan penghasilan Rp 25 Triliun per tahun untuk sepuluh tahun pertama.

Selanjutnya ARB berpindah jabatan menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Saat menjabat menjadi Menko Kesra, ARB pun sukses menyelesaikan berbagai persoalan, terbukti salah satunya adalah persoalan kelaparan massal di Yakuhimo (Papua), melahirkan kebijakan KUR (Kredit Usaha Rakyat) serta pengembangan PNPM Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat).

Dengan pengalaman yang dimiliki oleh ARB, maka ARB yang tadinya enggan untuk maju menjadi Presiden, tergerak untuk maju menjadi Presiden karena panggilan untuk memajukan dan menyejahterakan bangsa Indonesia. Beberapa rancangan sudah dibuat jika terpilih menjadi Presiden dengan juga dukungan dari Partai Golkar. Partai Golkar dan ARB telah menyiapkan visi, misi, dan program jangka panjang pembangunan nasional hingga tahun 2045. Blueprint atau cetak biru pembangunan nasional di segala bidang sepanjang 30 tahun itu disebut Visi 2045: Negara Kesejahteraan.

Tentu saja ARB sudah memiliki Visi dan Misi. Jika ditanyakan, tentu saja akan dijawabkan dengan tegas dan lantang, tidak terpatah-patah bicaranya. Tidak seperti Jokowi yang kalau ditanyakan mungkin akan terpatah-patah, tidak tegas, belum tahu apa-apa dan bisa juga menjawab “coba tanya Bu Mega”

ARB memiliki visi dan Program untuk mengamandemenkan UUD 1945 untuk menyempurnakan sistem ketatanegaraan Indonesia yang selama ini tidak jelas apa yang dianut, apakah Presidensial atau Parlementer. Selanjutnya juga ARB yang ingin mengembalikan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) agar agar pembangunan dapat terarah, jelas dan tidak berganti-ganti setiap adanya pergantian Presiden.

Selanjutnya ARB juga mengetahui persis kalau Indonesia adalah negara Maritim. Oleh karena itu ARB akan memaksimalkan potensi kelautan Indonesia dan pembangunan ekonomi berbasis Maritim. ARB juga telah siap untuk menunjuk seorang Menteri Senior yang khusus menangani Maritim dan meminta Bappenas merevisi konsep pembangunan supaya bervisi Maritim. Sementara itu untuk pertahanan negara, ARB juga paham betul perlu penguatan armada laut untuk patroli di perairan dan juga membutuhkan banyak Kapal selam karena selama ini Indonesia lebih menguatkan darat sementara lupa kalau Indonesia adalah negara Maritim.

Sampai saat ini, hanya ARB yang dapat dikatakan menjadi Calon Presiden paling siap dengan melihat pengalaman yang sudah segudang dan kejelasan untuk program-program yang akan dijalankan jika terpilih menjadi Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun