Mohon tunggu...
Wandha Audia Magfirah
Wandha Audia Magfirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

"Don't let the noise of other's opinions drown out your own inner voice" - Steve Jobs

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Risiko dalam Investasi

8 Januari 2024   18:34 Diperbarui: 8 Januari 2024   18:39 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Widya Palisungan dalam jurnalnya menyatakan bahwa dalam aktivitas investasi pasar modal, risiko selalu melekat, diartikan sebagai penyimpangan antara harapan dan kenyataan. Risiko tersebut terdiri dari sistematis (terkait pasar) dan tidak sistematis (terkait spesifik investasi). Risiko bisnis mencakup ketidakpastian pendapatan, sementara risiko finansial terkait keputusan menggunakan hutang, yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (Palisungan, W, 2021). Berbeda dengan Ainun Mardhiyah berpendapat bahwa risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return). Semakin besar penyimpangan berarti semakin besar tingkat risikonya (Mardhiyah, A, 2017). Arna Suryani, dalam penelitiannya, menyebutkan bahwa investor selalu berusaha meminimalisir berbagai risiko yang timbul dalam setiap keputusan investasi, baik risiko jangka pendek maupun jangka panjang. Risiko investasi diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara actual return dan expected return, dan risiko selalu dijadikan barometer utama untuk dianalisis dalam pengambilan keputusan investasi. Analisis risiko merupakan proses pengukuran dan analisis risiko yang disatukan dengan keputusan keuangan dan investasi (Suryani, A, 2019). Nor Isnaini dan Nunung Ghoniyah menyatakan bahwa risiko dapat mempengaruhi realisasi return suatu investasi terhadap nilai yang diharapkan (expected return). Beberapa sumber risiko meliputi Interest rate risk, Market Risk, Inflation risk, Business risk, Financial Risk, Liquidity risk, Exchange rate risk, dan Country risk. Masing-masing risiko memiliki dampak yang berbeda terhadap investasi, dan pemahaman akan sumber risiko ini menjadi penting dalam mengelola portofolio investasi (Isnaini, N, dkk, 2013).

Dalam jurnal utama dijelaskan bahwa risiko investasi merujuk pada probabilitas tidak tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan atau kemungkinan bahwa return yang diterima akan menyimpang dari yang diharapkan. Semakin besar penyimpangan ini, semakin besar risikonya. Risiko investasi mengandung arti bahwa return di masa mendatang tidak dapat diketahui dengan pasti, tetapi hanya dapat diharapkan (Wardiningsih, S. S, 2012). Sedangkan Jurnal Rakha Adicandra dan rekan-rekannya menjelaskan risiko sebagai bentuk ketidakpastian tentang keadaan masa depan, di mana keputusan diambil berdasarkan pertimbangan saat ini. Investor harus meminimalisir risiko jangka pendek maupun risiko jangka panjang yang mungkin terjadi di masa mendatang. Diversifikasi portofolio, yaitu memiliki lebih banyak sekuritas dalam suatu portofolio, dapat membantu mengurangi risiko portofolio, terutama risiko tidak sistematis (Adicandra, R, dkk, 2022). Hal ini sejalan dengan jurnal pertama, Prayudha Ananta dan Deris Desmawan dalam penelitiannya menyatakan bahwa dasar pengambilan keputusan investasi melibatkan return yang diharapkan dan tingkat risiko yang harus ditanggung. Terdapat hubungan positif antara return dan risiko. Manajemen investasi membagi risiko total menjadi dua jenis: risiko sistematis, yang terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan, dan risiko tidak sistematis, yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Anastesya Br Sitepu dan timnya menjelaskan bahwa risiko investasi mengacu pada dampak besar atau kecilnya hasil dari keputusan berinvestasi. Semakin besar kemungkinan mendapatkan hasil yang rendah atau mengalami kerugian, semakin tinggi risiko investasi. Risiko sistematis tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi dan dapat diukur dengan beta, yang menunjukkan seberapa besar perubahan return pasar mempengaruhi return perusahaan.

Kesimpulan dari jurnal utama menunjukkan bahwa dalam penilaian usulan investasi, tidak hanya arus kas masuk yang menjadi pertimbangan utama. Manajemen perlu mengadopsi pendekatan yang lebih realistis dengan memasukkan unsur risiko dalam keputusan untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar perusahaan tidak mengalami kerugian dan agar keuntungan yang diharapkan dapat terwujud secara efektif (Wardiningsih, S. S, 2012).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun