Mohon tunggu...
Hibati Wanda Rani Wafira
Hibati Wanda Rani Wafira Mohon Tunggu... -

Gadjah Mada University 2009. Always pleasure to study Social and Politic Science but love to learn more about Humanism Literature.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gelora, Aksara, dan Air Mata

28 Januari 2011   15:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:06 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gelora tidak pernah kesah
Tidak pernah merajuk ataupun resah
Namun dia penuh kilah
Lalu, apa kata Gelora tentang cinta?
Gelora dulu pernah merasakan apa yang dikata orang tentang cinta. Pernah, beberapa kali..
Namun sekarang Gelora lupa bagaimana cara ia mencinta,
Bahkan saat dia meminta, namun ia ingat, ia tidak pernah meminta untuk hal itu
Banyak yang memberi ia cinta, datang, namun mereka meminta terlalu banyak.
Gelora tidak sanggup, hanya kata ukurannya, bukan rasa..
Lalu Gelora memilih pergi dari kata, rasa, juga cinta.
Saat sendiri, hanya Aksara sahabatnya. Tempat ia mengadu banyak, banyak hal..
Aksara tau sebenarnya Gelora tidak pernah sendiri, namun Aksara menutup mata.
Aksara hanya butuh membuka telinga selebar-lebarnya untuk mendengar senandung Gelora.
Gelora tau Aksara tidak banyak bicara, memang itu yang dibutuhkannya.
Gelora angkuh, atas ketidakpercayaannya terhadap cinta.
Aksara tenang, mengajari secara perlahan apa arti cinta pada Gelora, tanpa sepengetahuannya.
Aksara menutup hati. Ia menanti yang tidak pasti.
Sampai Undangan itu tiba di tangannya bertahun kemudian,
Sepucuk undangan persegi panjang, formal, tertulis dua nama dengan tinta merah jambu.
Mereka berbahagia, dan ingin mengajak Aksara turut serta.
Namun Aksara tak kuasa, bukan hanya untuk menghadirinya..
Namun juga untuk membendung Air Mata..

There’s a land that i heard of once in the lullaby..” – Somewhere Over The Rainbow

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun