Mohon tunggu...
Hibati Wanda Rani Wafira
Hibati Wanda Rani Wafira Mohon Tunggu... -

Gadjah Mada University 2009. Always pleasure to study Social and Politic Science but love to learn more about Humanism Literature.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Perbedaan

28 Januari 2011   15:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:06 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini kisah dua wajah. Tentang dua orang sahabat. Yang terlibat dalam sebuah keabsurd-an. Bernama cinta..

Sahabatku, suatu sore kita bepergian. Kau dengannya di depan dan aku dibelakangmu.
Kulihat wajahmu bahagia bersama canda tawanya. Tak perduli mata orang lain, tak perduli dengan segala pikiran. Tak tega ku menerka di balik itu semua.

Sahabatku, andai saja kau tau betapa bencinya aku terhadap perbedaan. Dan bencinya aku melihat kau meratapinya. Andai semua manusia sama. Andai tidak ada perbedaan agama.

Sahabatku, kau tau betapa kuatirnya aku padamu? Saat kau tidak ada kabar, alat komunikasi tidak kau indahkan. Dan esoknya kau bercerita, bahwa kau bersamanya. Geram tidak ada berguna.

Sahabatku, kau tau betapa berbedanya kita? Aku yang rasional, benci bersikap lembek, sarkasme. Aku tidak takut dunia membenciku, karena aku tau kau ada. Dan kamu? hatimu terlalu indah untuk dinodai, kata-kamu terlalu bijak untuk kau ingkari, pikiranmu terlalu pendek untuk mengerti. Bahwa ini tidak semudah sebatas yang kau pahami.

Sahabatku, setiap aku menasehati, tidakkah itu kau resapi? Karena aku berpikir jangka panjang. Bukan sekedar esok atau lusa. Tapi tiga dan lima tahun ke depan. Perbedaan kalian tidak indah, karena kau yang menderita. Bukan dia.

Sahabatku, untukmu aku berdoa, kepada-Nya ku memohon, dan kepadamulah memang harusnya kupercaya. Dan kau tau betapa sulitnya itu bagiku.

Sahabatku, jika suatu hari nanti pada akhirnya kau jatuh, tersungkur dalam perbedaanyang sedang kau agungkan.
Giliranmu percaya bahwa aku ada.

Untuk seorang sahabat, di belahan Jawa Barat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun