Mohon tunggu...
Wanda Priandini
Wanda Priandini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Konsumen terhadap Kelangkaan Minyak Goreng

13 November 2022   17:21 Diperbarui: 13 November 2022   17:22 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perilaku Konsumen Terhadap Kelangkaan Minyak Goreng

Oleh : Wanda Priandini

Seperti yang kita ketahui pemerintah mengatakan stok minyak goreng melebihi angka rata-rata kebutuhan nasional hal itu disinyalir karena ketidaklancaran pada distribusi. Karena jumlah penduduk semakin bertambah membuat kebutuhan konsumen meningkat termasuk untuk produk minyak goreng. 

Namun terlepas dari itu bagaimana untuk memuaskan konsumen dengan meningkatkan distribusi penjualan dengan membuat pembeda antar minyak goreng seperti membuat kemasan berbeda, warna, jenis, harga, gizi dan isinya, sehingga dari itu membuat konsumen memutuskan melakukan keputusan dengan pertimbangan penting untuk minyak goreng yang akan dibeli.

Minyak goreng merupakan salah satu bahan pokok di Indonesia, karena minyak goreng yang setiap harinya di konsumsi oleh masyarakat. Salah satu akibat langkanya minyak goreng yaitu karena : Banyaknya penimbun, naiknya harga minyak nabati, covid yang sampai sekarang juga masih belum berakhir, proses distrribusi dan logestik, hal itulah yang mengakibatkan langkanya minyak goreng di Indonesia.

Lantas bagaimana cara mengatasi kelangkaan minyak goreng? Apakah ada kesadaran masyarakat Indonesia untuk itu?

Karena yang kita ketahui banyak sekali masyarakat yang complain tentang kelangkaan dan mahalnya minyak goreng, namun di sisi lain kuragnya kesadaran masyarakat juga untuk mengurangi penggunaan minyak goreng tersebut. Kita dapat melakukan berbagai macam cara agar mengatasi kelangkaan tersebut yaitu dengan cara tidak melakukan penimbunan, membangun kedaulatan pangan nasional dan perlu melakukan pemulihan social. Namun perlu di lakukan kesadaran dari masyarakat-masyarakat juga untuk mengurangi penggunaan minyak goreng yaitu dengan cara menggatinya menggunakan mentega, mengurangi memakai minyak goreng pada masakan yang sebenarnya masih bisa jika tidak menggunakan minyak goreng, bisa juga mengganti minyak goreng itu menggunakan minyak zaitun dll.

Salah satu yang penting juga yaitu Kemampuan produksi karena akan berdampak kepada kelangkaan tersebut terjadi atau tidak, pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat namun tidak ada kebutuhan yang memadai, pandemic yang membuat orang jarang keluar rumah atau banyaknya pengangguran dan membuat orang sering berada dirumah dan itu kebanyakan orang menggunakan minyak goreng terus menerus untuk masak.

Namun agar dapat berjalan maksimal dibutuhkan cara yang strategis untuk menghindari kelangkaan tersebut yaitu : harus menghemat sumber daya alam dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak jangan mengeksploitasi secara berlebihan kare akan berdampak buruk juga, Harus menyususn skala prioritas juga karena hal ini merupakan salah satu agar tidak terjadi kelangkaan, Kita harus memanfaatkan sumber daya pengganti karena tidak semuanya ada karena kebutuhan manusia tentunya tidak terbatas, Perlunya pemeliharaan kelestarian alam atau menanami pohon-pohon di hutan lagi agar tidak terjadi kegundulan hutan.

Namun disisi lain kita juga mengetahui bahwa pemeruntah juga memiliki upaya mengatasi kelangkaan minyak goreng yaitub dengan menyiapkan subsidi minyak goreng curah secara keseluruhan yaitu mencapai Rp 7,6 Triliun untuk 6 bulan. Namun walaupun begitu perlunya kesadaran masing-masing lagi agar lebih bijak dalam penggunaan minyak goreng tersebut agar hal yang sama tidak terulang lagi, tentunya kita menunggu apa lagi yang akan dilakukan guna menyelesaikan masalah ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun