Mohon tunggu...
wanda nur amalia
wanda nur amalia Mohon Tunggu... -

majulah

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Capres yang Benar-benar Kuasai Ekonomi

22 Januari 2014   16:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:34 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Tak ada yang menyangkal bahwa Indonesia saat ini adalah negara dengan tingkat pembangunan ekonomi terbaik dunia diawal abad 21. Pertumbuhan ekonomi maju pesat. Kelas menengah dan atas terus berkembang. Dan geliat pertumbuhan ekonomi ini tak akan berhenti dalam waktu dekat.

Lihatlah torehan pembangunan ekonomi Indonesia. Sejak 2001, Pertumbuhan ekonomi melesat sangat cepat, yakni dari 3.8 persen pada tahun 2001 menjadi 6.5 persen pada tahun 2011. Bahkan ketika krisis keuangan global menghantam pada 2009, Indonesia tetap mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 4.6 persen.

Untuk perkembangan kelas atas dan menengah, diperkirakan akan ada 90 juta orang kaya baru di Indonesua pada tahun 2030. Merujuk data Kamar dagang dan Industri Indonesia (KADIN), saat ini, diperkirakan ada sekitar 100 ribu kalangan kelas atas yang ada di Indonesia.

Ke depan, catatan manis pembangunan ekonomi Indonesia juga sangat prospektif. Lihatlah proyeksi positif pembangunan ekonomi Indonesia yang dirilis oleh lembaga riset bisnis dan ekonomi yang sangat terpandang di dunia, The McKinsey Global Institute. Dalam laporannya berjudul “The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential”, McKinsey menyebut, pada tahun 2030 Indonesia diperkirakan akan menempati peringkat ke-7 ekonomi terbesar dunia, sesudah Cina, AS, India, Jepang, Brazil, Rusia.

Saat ini, Indonesia baru menempati peringkat ke-16 ekonomi terbesar dunia sesudah AS, Cina, Jepang, Jerman, Prancis, Brazil, Inggris, Italia, Rusia, Kanada, India, Spanyol, Australia, Mexico dan korea Selatan. Mckinsey memperkirakan, kelas konsumen Indonesia akan meningkat dari 45 juta orang saat ini, menjadi 135 juta orang pada tahun 2030. Sementara diprediksi pula, para pekerja Indonesia yang memiliki keahlian pendidikan, diperkirakan akan meningkat dari 55 juta saat ini menjadi 113 juta orang pada 2030.

Ditahun 2014 ini, Indonesia juga diprediksi akan menjadi negara idola baru para investor untuk menanamkan investasinya di Asia. Merujuk hasil penelitian Asia Business Outlook the Economist Corporate Network, bersama dengan China dan India, Indonesia akan menjadi tiga negara teratas yang menjadi tujuan investasi pada tahun 2013. Dalam survei yang dilakukan terhadap 207 eksekutif senior yang mengoperasikan industri mulai dari layanan keuangan, manufaktur, ritel, dan kesehatan tersebut, Indonesia berada satu tingkat di atas Malaysia yang nangkring di posisi ke empat. Selanjutnya ada Thailand (5), Vietnam (6), Singapura (7), Korea selatan (8), Filipina (9), Australia (10), Jepang (11), Hongkong (12), dan Taiwan (13).

Yang menarik, siapa aktor dibelakang baiknya pembangunan ekonomi Indonesia ini? Tentu untuk menjawabnya, kita tak boleh melupakan sosok Menko Perekonomian saat ini, Hatta Rajasa. Meski tak berlatar belakang ekonom, Hatta telah berhasil menjadi dirijen yang sangat mumpuni untuk menangani masalah ekonomi Indonesia.

Pencapaian pertumbuhan ekonomi di 2013 perlu dilanjutkan di tahun 2014. Meskipun demikian ada sejumlah tantangan baik dari internal dan eksternal. Oleh karena itu, menurut Hatta, dalam pembukaan Indonesia Investor Forum 3, di Jakarta, Selasa kemarin, saat ini, setidaknya harus ada lima reformasi struktural yang mampu mendukung kebangkitan ekonomi di 2014 dan seterusnya.

Pertama, reformasi agraria, lahan menjadi instrumen keadilan dan kesejahteraan. Kedua, Hatta harus ada reformasi di bidang industri. Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan kepada pelaku usaha untuk tidak menahan diri untuk berinvestasi pada 2014 ini. Pasalnya, tahun 2015 nanti Indonesia akan memasuki era keterbukaan, pasar bebas ASEAN. Indonesia diharapkan bisa menjadi production base dan bukan hanya menjadi pasar yang dibanjiri produk impor. Oleh karena itu, harus ada reformasi di bidang industri.

Ketiga, perlu ada reformasi energi dan sumber daya alam, Keempat, perlu ada reformasi birokrasi. Kita harus akui, birokrasi di Indonesia saat ini harus betul-betul diperbaiki. Terakhir, perlu ada reformasi di bidang pangan. Pangan menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pelaku usaha khususnya dalam negeri. Sektor makanan minuman, lanjut Hatta diharapkan dipenuhi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN). Hal itu lantaran, tren ke depan masyarakat akan semakin banyak membelanjakan uangnya di sektor ini. Tahun 2015 nanti, jangan sampai pasar-pasar dibanjiri produk makanan dan minuman impor.

Menjadi cukup wajar jika Hatta bisa melakukan tugas sebagai Menko Perekonomian dengan baik. Sebelum terjun ke dinia politik, ia merupakan pengusaha dan CEO sukses. Karena kesibukannya mengurus persoalan pemerintahanlah yang menjadikan ia “rela pensiun” dari dunia usaha.

Hatta memang dikenal sebagai sosok yang memiliki kompetensi, loyalitas, dan profesionalitas dalam menjalani karier. Tak heran jika sejak Sejak era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ia selalu dipercaya untuk menduduki pos menteri di setiap kabinet. Realitas itu dapat menggambarkan bagaimana kapasitas politisi asal Palembang ini.

Bahkan, ia merupakan menteri yang langsung paling aktif pada hari pertama sejak sidang perdana Kabinet Indonesia Bersatu I dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2004. Hatta langsung bekerja mempersiapkan program kerja 100 hari Departemen Perhubungan. Dengan kemampuan manajerial dan kecepatan mengambil keputusan, Hatta tampak tidak membutuhkan satu hari pun masa adaptasi dan pengenalan masalah di departemen yang ia pimpin.

Politisi kelahiran 18 Desember 1953 ini tidak hanya memberi instruksi dari belakang meja, tapi juga terjun langsung ke pusat-pusat pelayanan yang dianggap memerlukan perhatian dan penanganan khusus. Tidak heran jika kemampuan manajerial dan kecepatan mengambil keputusan itu kemudian mengantarkan Hatta menduduki kursi menteri koordinatoor perekonomian pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Dan terbukti, Hatta berhasil mengantar ekonomi Indonesia menjadi seperti saat ini.

Banyaknya terobosan dan gagasan-gagasan Hatta menunjukkan bahwa Ketua Umum PAN ini benar-benar menguasai bidang ekonomi dan selalu punya cara dan terobosan di bidang ekonomi. Ini merupakan kelebihan yang dimiliki Hatta, dibandingkan para pejabat publik lainnya, serta tokoh-tokoh yang saat ini namanya beredar untuk bertarung dalam Pilpres 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun