Mungkin bagi sebagian orang ini merupakan hal bodoh yang pernah mereka lakukan, bahkan hanya sebuah hal yang tidak penting untuk diingat. Tapi bagiku ini adalah hal terakhir yang mampu aku lakukan untuknya sebelum aku beranjak pergi dari hidupnya saat ini, dan bahkan mungkin untuk selamanya. Aku dan dia memang pernah bersama, tapi tidak untuk sekarang. Hanya untuk melihatnya saja jantungku berdetak kencang hingga rasanya ingin melompat jauh dari dadaku. seperti kutipan kalimat dalam sebuah drama korea " Bulan memang hanya bisa memantulkan sinar dari matahari dan tidak punya cahaya sendiri. Tapi bukan berarti bulan itu jelek. Karna sebanyak apapun bintang dilangit hanya bulan yang dapat aku lihat”, ya seperti itulah dia bagiku. Setiap pulang sekolah dan aku tidak sengaja dipertemukan Tuhan dengannya rasanya aku ingin pergi menjauh darinnya tapi entah mengapa salah satu sisi hatiku ingin aku tetap berada di sana menatapnya. Aneh, aku selalu tak habis pikir kenapa aku bisa merasa seperti itu..ingin rasanya aku menertawakan diriku sendiri dan membodoh-bodohkan sikapku, tapi ya mau bagaimana lagi? Itulah kenyataannya. Bisa berada di dekatnya itu seperti mimpi, indah ketika aku tidur..dan saat bangun aku tak dapat lagi menemukannya. Tapi apakah kau tau? “sesuatu yang ada dan pernah ada itu berawal dari mimpi” dan itu benar. Tuhan mempunyai rencana indah bagiku.
Dulu aku pernah berkata pada temanku “Ntar waktu test itu aku duduk sama dia. Hahahaha” (tentunya aku berkata itu dengan bahasa jawa, daerah asalku) saat aku sedang asik berangan angan bersama dengan mereka dan itu hanya sebuah lelucon anak sekolah biasa tidak lebih, hal itu mungkin saja terjadi mengingat kita memang satu sekolah hanya saja aku berbeda jurusan dengannya. Tapi tetap ada kan persentasi aku bisa duduk satu bangku dengannya meski itu kecil?! Tapi sekecil apapun mimpi, itu tetap akan jadi sebuah harapan kan?! Tapi..huallah hualam sih :p
Dan apakah kalian tau? Tuhan itu baik, Dia mengabulkan mimpiku, Dia membuatku bisa duduk dengannya, dengan seseorang yang selama ini hanya untuk melihatnya saja aku harus menyembunyikan diri dibalik punggung teman-temanku, hanya untuk mendekatinya saja aku harus menahan nafas,karna sangking geroginya sih dan bukan karena dia bau atau apa. Menerima berita ini aku memang shock,sedikit sih,tapi ada rasa senang juga. Dan aku tak tau harus bersikap seperti apa saat harus duduk didekatnya nanti. Pasti salting…aaaaaa
Dan sekarang dia tepat ada didekatku, disampingku, bahkan tidak ada 1 meter aku berada disisinya. Setiap pagi, sepanjang hari. Dia berhasil membuat indah hari-hariku. Wajahnya tampak jelas, sangat jelas. Dia memang bukan seorang cowok yang cakep atau keren tapi dia berhasil dan sangat berhasil untuk membuat ku diam, pilu dan kelu karna lidahku beku terasa kaku, kata-kataku hanya sampai di ujung bibir dan butuh kemampuan sangat ekstra untukku untuk mengeluarkan kata, bahkan hanya untuk sebuah kata. Berbicara dengannya ternyata lebih susah daripada harus mengerjakan soal-soal olimpiade matematika atau mengerjakan soal ulangan kimianya bu Ratih yang diambil darisoal olimpiade kimia..ya Allah, help me..
Sekeras apapun aku berusaha berkata-kata beruasaha membuat suara untuknya aku tetap tidak bisa. Hanya melihatnya dalam diam, hanya meliriknya di sela-sela sinar mentari pagi yang berusaha menembus kaca, hanya mendengarnya ditengah riuh suara para siswa yang sedang berikhtiar mencari jawaban test. Ya..sepanjang pagi berhari-hari tetap sama seperti itu. Terkadang aku hanya bisa menahan senyum melihat tingkahnya, menahan malu ketika teman-teman sedang menggodaku tentang dia dihadapannya. Rasanya aku ingin memeluknya karna tanpa berusaha dengan keras aku dapat menjangkau tubuh kurusnya. Rasanya aku ingin menggenggam tangannya karna tanpa mengeluarkan tenaga aku dapat menjangkau pergelangan tangannya. Tapi itu mustahil kulakukan, untuk bicara saja susahnya minta ampun apa lagi untuk menggenggam atau memeluknya? Sepertinya tidak mungkin, dan meskipun aku bisa dia pasti tidak mengizinkanku melakukan hal itu kepadanya. Duduk didekatnya itu benar benar menjadi tekanan batin bagiku…tidak tau harus bersikap seperti apa, rasanya semua yang aku lakukan akan tampak aneh didepannya. Bagiku bertemu dengannya saja sudah menghabiskan oksigenku palagi duduk disebelahnya? Bisa bisa aku bisa pingsan kehabisan oksigen dengan cepat. Kalian tau? Dulu aku pernah mencoba enyapanya sepulang sekolah..tapi entah dia tidak mendengarnya atau mememang dia tidak mau mendengarnya, tapi yang jelas dia tidak menjawabku, kalian pasti tau bagaimana rasanya,malu, bahkan sangat malu..sedih dan hancur, rasanya ingin menangis. Hanya dengan mendengar temanku berkata “kemaren aku habis maen sama bunga (nama samaran-red) lo. Sama anak-anak juga sih. Hahaha”, air mataku sudah hampir menetes didepannya. Rasanya aku juga ingin seperti dia, sangat ingin bermain bersama bunga tapi apa? Bicara saja tidak bisa apalagi main??? What the #%^$^%^&*&$#@@!%^*(*(*)
Aaaah…. pernah juga waktu itu (waktu test-red) kebetulan aku test kimia kalo nggak salah dia tes akuntansi, kebetulan kita sama-sama dibagiin lembar buram, yah buat ngehitung gitu lah, dan waktu itupun aku telat datengnya. Aku sampe meja, sekali lagi pagiku aku harus menyiapkan mental bukan hanya untuk kimia tapi lebih tepatnya untuk berhadapan dengan bunga. Yaah..saat itu dimejaku ada 2 lembar buram dan 1 soal kimia ya udah dong ya dengan santai aku numpukin kertas-kertas itu jadi satu dan mulai ngerjain kimia. Tidak sengaja aku melihat anak lain (ips-red) megang lembar buram semua…tapi waktu aku liat bunga , dimejanya sama sekali nggak ada lembar buram…dan aku baru sadar kalo’ ternyata lembar buram yang aku ambil satu itu satunya buat bunga tapi karna ketidak beranianku atau entah karna kebodohanku aku nggak ngasihin satu lembar buram itu sama dia sampai akhirnya test itu selesai. Coba deh kalian bayangin gimana rasanya jadi dia, dalam hatinya mungkin dia udah maki maki aku habis-habisan, udah soal akuntansinya susah..gg punya lembar kosong buat ngitung pula. Dan aku cuma bisa bilang “ maafin aku… bukannya aku nggak ingin ngasih itu ke kamu tapi aku emang nggak sanggup, bener bener nggak sanggup..maaf aku sangat menyesal” itupun dalam hati. Tetep aku nggak bisa bilang apapun. Bahkan waktu lembar jawab testku ditindih tangannya aku hanya bisa menarik-narik pelan kertas itu tanpa berkata apapun..entah karena dia kerasa atau apa akhirnya lembar jawabku terbebas juga dari tangannya. Senengnya :D dan satu lagi, aku benar benar nggat tau apa perasaanku waktu itu, entah marah atau sedih tapi sekali lagi dia berhasil membuat hatiku sakit, waktu temenku minta dia buat manggilin aku dia sama sekali nggak bergeming..dia hanya diam dan mengalihkan pandangan dan sangat jelas terlihat dia nggak akan mau dan nggak akan pernah mau memanggilku bahkan sekedar untuk hal itu.
Tuhan memang selalu punya rencana dibalik apa yang Dia berikan. Waktu itu aku telat banget dateng test, capek banget, dan sayangnya mejaku itu arahnya udah nggak beraturan dan jelas sekali aku nggak bisa duduk karna nggak ada celah sedikitpun buatku masuk situ. Dan setelah 2 tahun lebih dan tentunya ditambah hampir 6 minggu aku duduk disampingnya tanpa berkata apapun kepadanya Tuhan memberiku mukzizat, mukzizat yang nyata tentunya dan hal terakhir yang sanggup aku lakukan untuknya. Hanya 2 kata yang sanggup keluar dari mulutku “bunga sebentar” setelah itu aku merapikan mejaku dan duduk
Dan apakah kalian tau saat aku mengucapkan itu kepadanya dia hanya menatapku..tatapan yang selama ini aku harapkan muncul dari balik kedua bola matanya.
Itu hanya tatapan kosong yang mungkin jika diterjemahkan tatapan itu menunjukan bahwa dia sangat heran dan sangat terkejut aku bisa mengucapkan hal itu. Karna dia sama sepertiku dia tak pernah berbicara padaku, entah karna hal yang sama denganku atau memang karna dia tak mau lagi berhubungan denganku. Tapi yah, itulah hidup..kadang kita tak tau apa yang sebenarnya terjadi dengan kita tapi kita tetap bisa melanjutkan semuanya. Mungkin itulah yang ingin disampaikan Tuhan untukku, jawaban atas penantianku dan kesedihanku selama ini.
Karna seburuk apapun dia memperlakukanku aku tetap tak bisa membencinya, selamanya.
Dan aku akan tetap seperti ini, mungkin kita tidak akan pernah bersama lagi, mungkin dia memang tidak akan ada disisiku lagi. Tapi jauh didalam hatiku aku masih memilikinya,aku masih menyimpan cintanya, dia masih menemaniku kemanapun aku akan pergi. Dan meski sebentar lagi aku tak akan bertemu dengannya, tapi aku akan tetap menemukannya dalam mimpiku dalam setiap malam disepanjang tidurku , jauh dilubuk hatiku.