Mohon tunggu...
Wanda KusumaPutri
Wanda KusumaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bergerak di bidang Ilmu Keolahragaan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sosialisasi Permainan Tradisional Meriahkan SDIP Haji Muhammad Subandi Bawen

2 Desember 2024   08:27 Diperbarui: 2 Desember 2024   09:04 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengarahan Awal Sosialisasi Permainan Tradisional (dokpri)

Untuk melestarikan warisan budaya lokal, Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional (KPOTI) Kabupaten Semarang menggelar kegiatan sosialisasi permainan tradisional di beberapa Sekolah Dasar (SD). Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada siswa sekaligus mengajarkan nilai-nilai kerja sama, sportivitas, dan kecintaan terhadap budaya bangsa.

Salah satu sekolah yang menjadi lokasi kegiatan adalah SDIP Haji Muhammad Subandi Bawen. KPOTI bersma dengan 4 mahasiswa yang sedang PKL dari program studi Ilmu keolahragaan menggelar acara tersebut, bekerjasama dengan pihak sekolah. 

Acara dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan sambutan dari Kepala Sekolah, dilanjutkan dengan pengenalan beberapa permainan tradisional seperti engklek, mil-milan, congklak, lompat tali, estafek balok kayu, sreng dan dakonan. Para siswa tampak antusias mendengarkan penjelasan dan langsung bersemangat mencoba permainan tersebut.

Siswa SDIP Haji Muhammad Subandi Bawen Praktik Permainan Tradisional (dokpri)
Siswa SDIP Haji Muhammad Subandi Bawen Praktik Permainan Tradisional (dokpri)
"Kami senang sekali anak-anak bisa belajar sambil bermain. Permainan tradisional ini mengajarkan mereka untuk bekerja sama, berpikir kreatif, dan menjaga tradisi yang mulai terlupakan," ujar salah satu guru kelas.

Tidak hanya siswa, guru yang hadir juga turut serta mencoba beberapa permainan, menciptakan suasana kebersamaan yang hangat. Salah satu siswa, Adit kelas 5, mengaku baru pertama kali bermain sreng. "Seru banget! Kita bisa main bareng teman-teman, lari-larian, dan strateginya bikin kita jadi lebih kompak," katanya sambil tersenyum.

Ketua panitia, Pak Annas, mengatakan bahwa kegiatan ini dirancang untuk mendekatkan kembali anak-anak dengan budaya lokal di tengah arus globalisasi dan dominasi teknologi. "Kami ingin anak-anak lebih mengenal permainan tradisional yang dulu dimainkan oleh orang tua mereka. Selain menyehatkan, permainan ini juga mendidik," jelasnya.

Kepala Sekolah, Ibu Alfiyah, menegaskan pentingnya pelestarian budaya lokal melalui kegiatan seperti ini. "Permainan tradisional bukan hanya hiburan, tetapi juga media pendidikan yang kaya akan nilai-nilai moral. Kami akan mendukung agar kegiatan ini bisa terus berlanjut" tuturnya.

Sosialisasi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk memperkenalkan kembali budaya lokal ke generasi muda, sekaligus membangun karakter siswa yang cinta tanah air. Kegiatan ini rencananya akan dilanjutkan ke sekolah-sekolah lain di Kabupaten Semarang dan sekitarnya dalam beberapa bulan ke depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun