Limbah Plastik dan Pemanfaatan Kantong Plastik Bekas
       Permasalahan sampah di Indonesia merupakan masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini, sementara itu dengan bertambahnya jumlah penduduk maka akan mengikuti pula bertambahnya volume timbulan sampah di hasilkan aktivitas manusia.[1]
      Permasalahan sampah plastik tersebut apabila semakin banyak jumlahnya di lingkungan maka akan berpotensi mencemari lingkungan. Mengingat bahwa sifat plastik akan terurai di tanah  dalam waktu lebih dari 20 tahun bahkan mencapai100 tahun sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah dan di perairan plastik akan sulit terurai.[2]
      Plastik secara bertahap sudah mulai menggantikan bahan material lain seperti kayu, besi, kertas, dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jenis barang yang diproduksi menggunakan plastik sebagai bahan dasarnya dari mainan anak-anak, perabotan rumah tangga, kemasan produk dan lain-lain.[3]
      Perkembangan plastik bermula dari ditemukannya plastik pertama berasal dari polymer alami, yakni selluloid pada tahun 1869 oleh investor Amerika John w, Hyatt dan dibentuk pada tahun 1872. Plastikpertama tersusun oleh nitrat selulosa, kamfer, dan alcohol. Plastik menjadi industry modern setelah adanya produksi Bakelite oleh American Chemist L. H Baakeland pada tahun 1909. Bakelite tersusun dari polymer fenol dan formaldehid. Dalam peerkembangannya, plastic digunakan dalam berbagai bentuk dan kegunaan, seperti perlatan makan, pembungkus makanan, struktur bangunan, dan lain-lain (Waste management information, 2004).[4]
      Menurut Nasiri, secara umum plastic mempunyai sifat yaitu densitas yang rendah; isolasi terhadap plastik; mempunyai kekuatan mekanik yang bervariasi; ketahanan terhadap suhu terbatas; ketahanan terhadap bahan kimia bervariasi.[5]
      Menurut Sirait, sejauh ini keterlibatan masyarakat dalam mengurangi pemakaian dan mendaur ulang plastik masih sangat minim. Biasanya plastik dibakar untuk memusnahkannya dari pandangan. Padahal pembakaran plasrik tidak sempurna (di bawah 800C) dapat membentuk dioksin, yaitu senyawa yang dapat memicu kanker, hepatitis, pembengkakan hati dan gangguan sistem saraf.[6]
      Dengan keadaan seperti ini dibiarkan maka akan berdampak buruk bagi lingkungan masyarakat. Untuk itu pemanfaatan sampah plastik menjadi produk dan jasa kreatif dalam rangka mengelolah dan mengurangi sampah plastik dengan baik, sehingga plastic benar-benar mendukung kehidupan kita. Tidak hanya ketika kita gunakan namun juga setelah kita gunakan. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak buruk sampah plastik bagi lingkungan adalah melaksanakan prinsip 3R dalam kehidupan sehari-hari, yaitu megurangi pemakaian (Reduce), pemakaian ulang (Reuse), dan pendaur ulang (Recylce).[7]
      Apabila pemanfaatan sampah plastik menjadi produk dan jasa kreatif dalam rangka mengelolah dan mengurangi sampah plastik dengan baik, sehingga plastik benar-benar mendukung kehidupan kita.[8] Oleh karena itu, rumusan masalahnya adalah "cara mengurangi limbah plastik dengan pemanfaatan kantong plastik menjadi bunga hias".
      Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode angket dan studi pustaka. Pertanyaan yang diberikan terkait dengan potensi kantong plastik dan bagaimana keadaan serta karakteristik dari kantong plastik. Metode penelitian dilanjutkan dengan studi pustaka yang berkaitan dengan plastik dan permasalahannya dari buku, artikel, jurnal dan internet. Sumber informasi diseleksi dan dianalisis untuk mendapatkan simpulan. Data dari hasil pengamatan dan studi pustaka di olah secara kualitatif.
Responden