Drs. Wanapri Pangaribuan, M.T., M.M.
(Dosen Universitas Negeri Medan)
Pendahuluan
Berdasarkan data kunjungan wisata nusantara ke Parapat tahun 2011 sebanyak 95.122 orang dan mancanegara sebanyak 8.889 orang; pada tahun 2012 kunjungan wisata nusantara ke Parapat sebanyak 125.583 orang, dan mancanegara tidak ada (simalungunkab.bps.go.id/?hal=publikasi_detil&id=1). Terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisata nusantara ke parapat dari tahun 2011 dan tahun 2012, akan tetapi kunjungan wisata mancanegara menurun tajam, bahkan nol (walaupun mungkin tidak terdata). Berdasarkan hasil pemantauan penulis terhadap jumlah wisatawan manca negara tidak memperlihatkan peningkatan, bahkan cenderung menurun.
Berbagai faktor penyebab tidak meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara ke Danau Toba yang terkait dengan Sapta Pesona dapat diidentifikasi, diantaranya: promosi kurang, infrastruktur masih kurang memadai untuk memberi kenyamanan, waktu tempuh dari bandara ke Danau Toba cukup lama, komunikasi masyarakat terkesan masih kurang ramah, kebersihan Danau Toba dan sekitarnya kurang baik, Keunikan wisata Danau Toba kurang untuk memberi kenangan yang indah dan mendalam, dll.
Wisata alam Parapat dan Danau Toba adalah salah satu potensi bahkan keunggulan daerah Kabupaten Simalungun dan Kabupaten lainnya, akan tetapi belum terkelola dengan baik. Khususnya kota Parapat ibarat gadis cantik tanpa dandanan. Gadis lugu berpendidikan rendah yang enggan dilirik apalagi di tatap berlama-lama oleh pemuda intelektual dan bonafit. Asesoris dandanan dan make-up hanya disimpan si ibu ataupun si ayah di lemari, mungkin karena terlalu sibuk mengurusi gadis lain, atau mungkin empati yang kurang berakar. Ayah dan ibu merupakan pemerintahan daerah Kabupaten Simalungun dan seluruh jajarannya hingga pemerintahan yang dibawahnya. Ironis memang, sigadis hanya disuruh mencari nafkah sendiri tanpa dibangun kompetensinya.
Sapta Pesona Sebagai Perangkat Dandanan dan Make Up yang Tak Kunjung Dipakaikan
Perangkat dandanan dan Make-Up berupa keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahtamahan, dan kenangan indah, sepertinya belum dipakaikan ke kota Parapat, agaknya masih hanya wacana.
Ketika itu, mentari memancarkan sinar warna-warni yang diurai oleh uap air Danau Tobayang beterbangan menyambut kehangatan sembari mengusir dinginnya pagi. Sekitar pukul 09.30 WIB, ketika saya berenang di pantai Hotel Bahari bersama keluarga, terhenyak dengan serbuan sampah-sampah yang meluncur ke danau dari parit limbah kota Parapat. Keceriaan spontan hilang dan bersegera menghentikan kesyukuran dengan berhenti mandi dan kembali ke kamar hotel dengan perasaan kesal.
Sore harinya, niat tumbuh untuk berenang menikmati sejuknya air Danau Toba di sisi pantai lainnya. Kali ini harus melewati tenda-tenda yang dibawahnya dibentangkan tikar untuk disewa para pengunjung. Syukur hal itu ada agar terlindungi dari sengatan mentari ataupun air hujan yang berjatuhan dari langit jika itu terjadi. Akan tetapi ketika berenang, ternyata dasar pantai terbangun dari batu-batu besar yang siap melukai kaki bahkan menjepit dengan celah-celahnya. Kembali kesyukuran terusik dan bersegera menghentikan penikmatan sejuknya air Danau Toba.
Terpaksa kami hanya duduk-duduk di bawah tenda menatap jauh ke bukit, Bukit Barisan. Tak lagi hijau kebiru-biruan, akan tetapi sudah berubah menjadi coklat kekuningan, yang memperlihatkan kegersangan. Sudah barang tentu tidak banyak air hujan yang tertampung di akar-akar pohon yang tak seberapa lagi jumlahnya. Air Danau Toba akan semakin surut tahun demi tahun, dan Kota Parapat pun akan semakin menua tanpa pernah dipersunting.
Dandani dan Make-Up lah sebelum Pemuda Taklagi Bertandang
Pemerintah Kabupaten Simalungun dan masyarakat kota Parapat seharusnya mendandani kota Parapat seperti mendandani gadis cantik agar lebih cantik dan menarik. Pakaikanlah dandanan dan make-up yang memang sudah tersedia dengan cara betul-betul menerapkan Sapta Pesona. Beberapa implikasi Sapta Pesona secara praktis adalah mengolah limbah kota Parapat dengan baik. Air limbah kota Parapat yang bercampur dengan berbagai jenis sampah, sebelum dibuang ke Danau Toba seharusnya sudah bersih. Teknologi pengolahan limbah bukanlah barang langka dan sulit, yang dibutuhkan komitmen pemerintahan dan masyarakat.
Dasar pantai yang dipenuhi batu-batu besar sebaiknya ditimpa dengan batu-batu kecil dan pasir, sehingga celah batu yang menganga yang berbahaya dapat ditutupi. Sekitar kota Parapat adalah produksi batu-batu kecil, yang sering disebut batu Parapat, dan batu-batu tersebut sebaiknya dipergunakan sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Pemerintahan sebaiknya berkomitmen membuat anggaran pelapisan dasar pantai Danau Toba dan melaksanakannya dengan penuh kejujuran.
Bukit Barisan harus dihijaukan kembali. Penebangan pohon secara besar-besaran dengan orientasi ekonomi sesaat harus dihentikan. Kalaupun sudah terlanjur terjadi harus bertanggungjawab untuk menanam kembali dan memeliharanya. Menghijaukan kembali bukit Barisan adalah satu keharusan pemerintah, masyarakat, maupun perusahaan-perusahaan yang terlibat. Dinas kehutanan harus menemukan pola-pola baru secara kreatif untuk menghijaukan kembali bukit barisan sekitar Danau Toba dan Parapat secara khusus.
Penutup
Meskipun banyak hal yang harus dilakukan dalam rangka mendandani dan memberi Make-Up pada kota Parapat sebagai implementasi Sapta Pesona, namun dalam tulisan ringkas in ditekankan kebersihan, pelapisan dasar pantai Danau Toba, dan penghijauan. Ketiga hal tersebut diutamakan, karena wisatawan menikmati kota Parapat dan Danau Toba sebagai wisata alam. Wisata alam harus mengandalkan keasrian alam yang indah, sehingga wisatawan memiliki kenangan indah dan kembali bertandang. Ketiga hal tersebut jika sudah dilakukan, maka kota Parapat seperti gadis cantik yang lugu telah didandani dan di make-up sehingga kompetensinya meningkat sebagai kota pariwisata. Wisatawan, ibarat pemuda intelektual dan bonafit akan datang bertandang dan ingin mempersunting si gadis cantik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H