Setelah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSII) memberhentikan Kepala pelatih Tim Nasional Indonesia yaitu Shien Tae Yong, ditengah masyarakat, terjadi perdebatan dan beredar isu liar, seperti, ada permainan mafia bola, sepakbola di politisasi, tidak ingin persepakbolaan indonesia maju mendunia.
Semua wacana itu beredar liar di sosial media, bahkan disalah satu unggahan suport indonesia ada yang berspekulasi bahwa ini adalah permain mafia untuk menghentikan kesuksesan dari seorang Eric Tohir, Tim Nasional ganti pelatih, tidak lolos Piala Dunia dan Ketua umum PSSI itu harus diganti.
Kalau kita lihat di atas, memang sekarang yang terjadi  Pro dan Kontra, ada yang suport Coach STY untuk tetap melatih, ada juga yang bangga atas kepergian Shien Tae Yong.
Kalau kita lihat, selama timnas Indonesia di asuh Shien tae Yong, perkembangan sepakbola indonesia meningkkat pesat. Beberapa prestasi diperolehnya mulai dari Lolos Round 3 Qualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Lolos Piala Asia U-22 Tahun 2023, Lolos Piala Asia U-23 Tahun 2024, dan Runner Up Piala AFF tahun 2020.
Deretan prestasi yang diperoleh STY tidak mampu, memberikan peluang perpanjangan kontrak dengan PSSI. pasalnya pada perhelatan Piala AFF tahun 2024, STY tidak mampu membawa Timnas Indonesia melaju ke partai final, hanya sampai di fase group.
Strategi Shien Tae Yong yang membawa pemain muda di ajang bergengsi sepakbola negara asia ini, seakan menjadi pukulan keras untuk para suport. Perjalanan baik di qualifikasi piala dunia 2026 tidak mampu diterapkan STY di pagelaran Piala AFF.
Masyarakat pun memandang coach STY meremehkan Piala AFF, padahal sejak pagelaran tournamen ini berlangsung, indonesia belum pernah mendapatkan gelar. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H