"Ya sudah kalau begitu, selamat bekerja! Semoga kamu betah kerja disini", katanya sambil melangkah keluar meninggalkanku.
Aku hanya tersenyum sambil berkata dalam hati, "Pastilah, aku akan sangat betah bekerja disini karena ada kau disini"
Pagi itu memang pengunjung masih sepi, tapi menjelang siang pengunjung yang datang semakin ramai. Mereka asyik mencari dan membaca buku yang hendak mereka beli. Lama-lama antrian di kasirku pun semakin banyak. Tiba-tiba seorang pria menyerobot antrian orang-orang yang akan membayar buku. Tampak orang-orang yang mengantri itu protes akan kelakuan pria itu.
"Tolong, mas bisa ikut mengantri" kataku.
"Saya buru-buru, mbak" jawabnya singkat.
"Tapi, tidak bisa mas. Mereka dari tadi juga ikut mengantri"
"Ketimbang mbak ngajak saya ngobrol terus, ini buku yang saya mau beli. Mbak tolong hitung berapa totalnya", katanya seraya menyodorkan 6 buku resep masakan di meja kasirku.
Aku pun menghela napas panjang. Sambil menatap matanya yang tidak suka dengan kelakuannya itu, tapi ia malah balik menatap mataku dengan tatapan merayu. Itu semakin membuatku semakin kesal.
"Semua totalnya menjadi lima puluh ribu", kataku.
"Ini ambil saja kembaliannya sebagai permintaan minta maafku", katanya meletakkan uang seratus ribu sambil bergegas pergi meninggalkan meja kasirku.
Saat dia hendak membuka pintu, ia sedikit berteriak dan berkata, "Besok aku kesini lagi". Aku hanya mendengus kesal melihat tingkah pria aneh itu tapi saat menatapnya tadi, aku seakan terpesona akan warna matanya yang kecoklatan.