Mohon tunggu...
Mas Waloeyo
Mas Waloeyo Mohon Tunggu... Montir - Masih Belajar Menulis I Pelayan Rohani

Seneng Berbagi karena berbagi itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berani Melangkah Mengalahkan Ketidakmungkinan

18 Februari 2024   00:01 Diperbarui: 18 Februari 2024   00:03 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bilangan 13:32-33
".., dan semua orang yang *kami lihat* di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya.
Juga *kami lihat* di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan *kami lihat* diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami. "
https://alkitab.app/v/912ffd34f20e

Memperhatikan pengulangan kata "KAMI LIHAT" (3x) memberi kesadaran bahwa apa yang dilihat dapat mempengaruhi pada tindakan yang akan diambil. 10 orang pengintai utusan Musa melihat kekuatan tanah Kanaan dan mengatakan tidak mungkin untuk mendudukinya.  Sementara 2 orang pengintai menegaskan untuk tetap maju karena bisa mendudukinya berdasar pada janji Allah yang akan memberikannya. Langkah ini yang berkenan pda-Nya.  
Ini menyadarkan jangan sampai besarnya masalah yang terlihat menutupi penglihatan dan menghancurkan ingatan kita terhadap kekuatan serta kesetiaan penyertaan Allah yang nyata dalam perjalanan hidup sampai saat ini. Itu sudah dinyatakan, sedang dan akan terus terjadi. Selamat berkarya. God bless you more.

Bilangan 13:31, 33
 "...Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita. "
"... dan kami lihat diri kami seperti belalang... "
https://alkitab.app/v/4e5482ecf6ed

Dari penggalan ayat-ayat tersebut, mereka menyimpulkan bahwa bangsa yang mendiami tanah Kanaan lebih kuat dan mereka menganggap dirinya seperti belalang. Ini suatu hasil penilaian yang beralasan jikalau ditinjau dari sudut pandang kekuatan diri mereka.

Saya menyatakan disinilah letak pembelajaran berharga bagi kita. Bahwa seharusnya ''besarnya ketidakmungkinan'' itu menuntun persandaran langkah kepada apa yang telah TUHAN nyatakan (bahwa Ia yang akan memberikan tanah Kanaan, ay. 1) bukan kepada hasil/kesimpulan pemikiran diri semata. Kesadaran tidak mampu itu hendaklah menuntun arah pikiran, perasaan dan kehendak tertuju kepada-Nya. Berhentilah untuk 'mengerdilkan diri' (.. seperti belalang, ay. 3) diri, sebab dari yang dianggap kecil/sederhana TUHAN ingin bekerja, dari yang tidak mungkin menjadi mungkin, sehingga setiap lidah tertuju mengakui kekuatan dan kasih karunia-Nya.
Jadikanlah perkataan-Nya sebagai landasan bertindak supaya mengalami 'kemenangan-kemenangan' bersama-Nya.
Selamat berkarya, Tuhan Yesus memberkati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun