Adat palang pintu Betawi merupakan salah satu adat asli Betawi yang masih eksis sampai saat ini. Adat ini biasanya digunakan pada acara pernikahan Betawi pada saat pihak calon pengantin laki-laki mendekati rumah kediaman si calon pengantin perempuan. Adat ini sudah ada turun temurun dari generasi sebelumnya ke generasi berikutnya. Adat palang pintu Betawi merupakan budaya yang tidak tertulis alias dibudayakan secara dari mulut ke mulut. Ini merupakan suatu budaya yang memiliki filosofi mendalam tentang tanggungjawab dan juga agama.
Banyak orang Betawi berkata bahwa asal-usul dari adat budaya ini itu dikarenakan jika seorang laki-laki ingin melangsungkan akad nikah,ia harus mengalahkan jawara-jawara(jagoan Betawi) pesaing lainnya, ia harus pintar dalam hal agama, dan juga harus memperjuangkan perempuannya itu karena dulu ada banyak jawara- jawara yang jago silat.
Adat palang pintu sendiri mempunyai arti apa? Palang pintu itu berasal dari kata "palang" dan "pintu". Palang berarti penghalang supaya orang lain atau sesuatu tidak dapat lewat dan pintu berarti pintu. Jadi, bisa diartikan bahwa buka palang pintu itu adalah untuk membuka orang lain untuk masuk ke daerah tertentu dimana suatu daerah mempunyai jawara sebagai penghalang/ palang.
Adat buka palang pintu ini disertai dengan petasan, pantun,dan juga gerakan- gerakan silat. Adat ini bisa dilihat sebagai mampunya calon pengantin laki-laki dalam melangsungkan pernikahan dan juga untuk menunjukkan mampunya calon pengantin laki-laki jika dilihat dari sudut pandang calon mertua.Pantun yang dilontarkan dari kedua jawara yang berasal dari kedua pihak itu berisi seperti persetujuan atau perundingan supaya si calon pengantin laki-laki bisa masuk kedalam kediaman si calon pengantin perempuan. Pertujukan silat yang dilakukan oleh jawara juga bertujuan untuk menunjukkan kehebatan dari kedua pihak.
Sehabis acara balasan pantun dan silat selesai, si calon pengantin perempuan meminta calon pengantin laki-laki untuk mengumandangkan sike(solawat kepada Nabi Muhammad SAW) sebagai tanda bahwa si calon pengantin laki-laki bukan hanya Islam KTP tetapi Islam asli.Ketika seremoni ini terselesaikan dan dimenangkan oleh pihak laki-laki dan ketika semua syarat-syarat sudah terpenuhi, akhirnya si calon pengantin laki-laki diizinkan masuk kedalam kediaman rumah si pengantin perempuan untuk melangsungkan akad nikah.
Adat ini dilaksanakan sebagai salah satu budaya yang harus dilestarikan dari banyaknya budaya-budaya Betawi. Tradisi palang pintu ini walaupun hanya merupakan bagian kecil dalam budaya prosesi pernikahan Betawi namun, tradisi palang pintulah yang paling dikenali oleh masyarakat sekitar karena memang didalamnya terdapat hal-hal yang dianggap seru atau lucu bagi masyarakat Betawi juga Non- Betawi.
Orang-orang bisa dibilang terhibur dengan adanya adat kebudayaan betawi yang satu ini, karena menampilkan sisi humoris dan lucu dari suku betawi dalam bentuk pantun. Orang-orang yang beranggapan bahwa orang betawi itu kasar bisa melihat sisi humor dari adat betawi yang satu ini. Humor pantun berbalasan ini juga bertujuan untuk menghibur si calon pengantin yang ingin menikah serta orang banyak yang mengahdiri acara.
Adat ini mengajarkan hal-hal yang sangat baik. Seperti hal-hal dalam beragama, dalam silat, dan dalam menjalin pertemanan. Dalam hal beragama yaitu, si calon pengantin laki-laki harus bisa mengumandangka sike yang dapat diartikan bahwa jika ia berhasil, ia mahir dan taat dalam beragama. Dalam silat yaitu, jawara akan menampilkan pertujukan silat yang sangat berguna terhadap fisik. Dalam menjalin pertemanan yaitu, para jawara yang berpantun dan menunjukan kemampuan silat akan bisa menjalin pertemanan dengan jawara lainnya.
Nilai yang bisa diambil dari adat palang pintu ini adalah terjalinnya silaturahmi yang erat antara calon pengantin laki-laki dan calon pengantin perempuan. Masyarakat betawi masih mempertahankan adat ini karena memang adat ini merupakan warisan dari generasi sebelumnya kepada generasi penerusnya. Lalu, mungkin makna yang paling mendasar dari adat ini adalah bagaimana sang suami dikemudian hari bisa menjaga isterinya dengan baik karena dalam adat ini kita bisa melihat kemampuan sang suami.
Jadi, adat palang pintu khas betawi ini bertujuan supaya calon pengantin laki-laki dapat memperlihatkan kesiapannya untuk menikah dan melangsungkan akad nikah. Didalamnya juga disuguhkan kemampuan bermain kata-kata yaitu pantun dan kemampuan berpencak silat. Walaupun adat ini merupakan ciri khas orang betawi namun, orang non-betawi bisa melihat serunya dan indahnya adat satu ini dan harus juga kita melestarikannya sebagai suatu budaya yang terus diwariskan dari generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H