Mohon tunggu...
Rohmat Waluyo
Rohmat Waluyo Mohon Tunggu... -

Sedang belajar menulis www.richnetcompsolo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tepa Selira Menjadi Sebuah Dasar Pembentukan Karakter

29 Maret 2017   22:50 Diperbarui: 30 Maret 2017   07:00 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam kehidupan sosial masyarakat saat ini, rasa saling menghormati dan menghargi menjadi sebuah hal yang langka dan teramat penting peranannya.

Sering kali kita lihat berbagai berita di media, kekerasan fisik maupun non fisik yang terkadang sampai harus mempertaruhkan nyawa sekalipun. Itu semua karena moral di negeri ini mulai terkikis. Padahal kita semua tahu bahwa negeri kita terkenal akan keramah-tamahanya. Terus sekarang kemanakah keramah-tamahan yang dulu selalu diajarkan oleh nenek moyang kita, masihkah kita pegang teguh atau hanya sekedar slogan dan hanya sekedar kata tanpa makna.

Kita semua sadar tentunya bahwa masyarakat kita adalah masyarakat yang beragama, dengan kitab sucinya. Namun dengan begitu juga masih tidak mampu juga untuk membendung kekerasan yang terjadi disekitar kita. Semua agama tentunya selalu mengajarkan kasih sayang, saling menghormat, dan memberikan petunjuk kehidupan sosial bermasyarakat yang baik. Namun semua hanya kita hafalkan kalimahnya saja, tanpa kita meresapi makna ayat untuk hidup berdampingan saling hormat dan menghormati 

Mari kita coba ingat kembali beberapa nasihat penting leluhur kita. Nasihat luhur untuk hidup bermasyarakat dengan penuh keharmonisan. "Tepa selira" menjadi hal penting yang mendasar untuk membentuk karakter yang Indonesia, yang selalu beramah tamah dan hidup bermasyarakat dengan gotong-royong.  Tepa selira memiliki makna yang begitu mendalam, yang berartidirikita sebagai orang lain dan sebaliknya. Ketika kita berharap hidup tenang, maka jagalah perasaan orang-orang didekat kita. Tentunya tak ada  ingin terusik privasinya, maka janganlah menggangu privasi orang lain. Siapa sih orangnya yan tidak ingin dibantu ketika dalam kesusahan? maka saling tolong menolonglah dalam kebaikan.

Semoga dengan tulisan ini dapat mengingatkan kita kembali akan nasihat luhur dari nenek moyang kita semua. Mari kita tebarkan segala kebaikan dengan orang-orang disekitar kita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun