Mohon tunggu...
Walneg Jas
Walneg Jas Mohon Tunggu... -

Managing Director PT. Tiga Positif Paradigma dan senang menulis serta memperhatikan tingkah laku manusia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Golkar dan Demokrat Berpeluang Menang Pilpres

19 Mei 2014   02:04 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:23 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam tulisan saya pada Kompasiana beberapa hari lalu, saya tetap konsisten dengan harapan akan terjadinya koalisi alternative antara Golkar dan Demokrat agar Indonesia memiliki pilihan yang lebih dari hanya 2 pasang putra terbaik bangsa untuk bertarung pada pilpres 2014 ini.  Mengapa demikian?, karena Indonesia terlalu besar untuk hanya memiliki 2 pasang capres-cawapres yang tampil, dan sekali lagi agar jangan sampai Indonesia kembali terjebak dengan pilihan subyektif, eforia popularitas tanpa suguhan adu program, adu kualitas calon presiden dan tanpa keberimbangan bibit, bebet dan bobot setiap calon yang maju.

Mencermati perkembangan hari ini, maka melalui forum ini, saya menghimbau agar petinggi-petinggi partai Golkar dan Demokrat, utamanya pak Ical dan pak SBY sebagai king maker kedua partai yang belum menentukan pilihan koalisinya, agar memiliki semangat dan kemauan yang keras untuk melahirkan koalisi alternative selain dua kelompok yang sudah semakin mengkristal yaitu kelompok koalisi pendukung Jokowi serta kelompok koalisi pendukung Prabowo.  Bagi para orang dekat Ical dan SBY yang mengakses tulisan ini, tolong sampaikan aspirasi, masukan dan saran khusus saya ini kepada beliau sehingga keputusan koalisi yang akan diambil oleh kedua orang penting di Indonesia ini, benar-benar tepat dan mampu memberikan pendidikan politik bagi masyarakat sekaligus memberikan harapan akan persaingan yang semakin ketat, berbobot dan semakin demokratis.

Menurut analisis sederhana saya, jika Golkar dan Demokrat sepakat membentuk koalisi alternative malam ini atau besok, masih ada peluang besar untuk bersaing sejajar dengan 2 calon terdahulu bahkan bukan tidak mungkin bisa memenangkan pertarungan kursi pilpres mendatang, dengan syarat memperhatikan 3 strategi pintar sebagai berikut:

1.Strategi Pintar Pertama:

Memasangkan Aburizal Bakrie dengan salah seorang peserta konvensi democrat yang lebih diminati masyarakat dan relative jauh lebih bersih.  Cawapres yang diusung misalnya Dahlan Iskan dengan modal track record baik serta terobosan pro rakyat selama memimpin PLN dan kementerian BUMN.  Atau memilih Anis Baswedan sebagai representasi dari kalangan muda pro perubahan, cendikiawan dan akademisi yang sudah diakui sebagai salah satu tokoh muda paling berpengaruh di dunia.  Jika ARB dipasangkan dengan salah satu dari calon ini, maka diharapkan bisa diterima dan disukai oleh pasar dan masyarakat.  Jangan lupa, Dahlan adalah pribadi yang sudah selesai dengan dirinya sendiri dan memiliki kekuatan financial yang besar untuk melengkapi kekuatan ARB.  Demikian juga dengan Anis Baswedan, dimana sebagian besar kalangan kampus dan intelektual akan berada di belakangnya, dan jangan lupa pula bahwa Anis Baswedan sudah dikenal oleh jutaan masyarakat Indonesia paling bawah dan di pelosok dengan gerakan Indonesia Mengajar-nya.

2.Strategi Pintar Kedua:

Membentuk Kabinet Ahli dan Kabinet Rakyat dimana calon-calon menteri langsung diumumkan segera setelah pengumuman pasangan capres-cawapres atau bisa langsung diumumkan bersamaan dengan pengumuman capres-cawapres besok.  Dengan upaya ini, rakyat akan langsung melihat keseriusan dan komitmen partai Golkar dan Demokrat dalam melanjutkan reformasi bangsa ini guna perbaikan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.  Rakyat seperti tidak akan membeli kucing dalam karung dan langsung menyaksikan bahwa kedua partai menunjukkan tekadnya untuk memenuhi keinginan dan harapan masyarakat luas.

3.Strategi Pintar Ketiga:

Memasukkan nama-nama bersih dan berkompeten tinggi dalam daftar nominasi calon menteri, dengan ketentuan bahwa nominasinya hanya 2 orang per posisi kementerian, nominasinya representasi dari kalangan pria, wanita dan orang muda secara proporsional.  Sebagai contoh, Golkar-Demokrat bisa saja mengumumkan nominasi calon menteri untuk 15 pos kementerian penting, misalnya dengan memasukkan nama-nama tokoh penting negeri ini yang sudah terkenal bersih dan kompeten antara lain: Rizal Ramli atau Faisal Basri sebagai calon Menkeu, Din Syamsudin atau Anis Baswedan sbg nominasi menteri pendidikan (jika tidak jadi cawapres), Bambang Wijoyanto sebagai calon Jaksa Agung, Karni Ilyas sebagai calon menteri Informatika, Gita Wiryawan atau Syofyan Wanandi sebagai calon Menteri Sosial, KH Said Agil Syirad atau Abdullah Gymnastiar sebagai calon Menteri Agama, Tririsma Harini sebagai calon Menteri PU, Icuk Sugiarto atau Ricky Subagja sebagai Menpora, Basuki Cahaya Purnama sebagai calon Menteri Perdagangan dan banyak lagi tokoh-tokoh lainnya yang dapat dipilih dan tentunya dengan konfirmasi kesediaan mereka sebelumnya.  Dan, jangan pula lupa untuk memasukkan 3 sampai 4 orang tokoh muda yang saat ini berprestasi dan cemerlang di tingkat nasional maupun internasional meskipun usia mereka barulah sekitar 30 sampai 35 tahun, seperti Sandiago Uno, Prof Firmansyah, Elang Gumilang atau yang lainnya.

Sekali lagi, saya sangat berharap adanya calon alternative sehingga aka nada 3 pasang kontestan pilpres dan melalui strategi ini bukan tidak mungkin Golkar dan Demokrat akan menjadi kuda hitam pada pilpres bulan Juli nanti.  Semoga tulisan ini sampai kepada pak Ical dan pak Sby pada waktu yang tepat malam ini!.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun