Furniture sudah dilihat manusia sejak zaman neolitik dan terakhir dari antiquity di bentuk dari lukisan primitif kuno di dinding gua, dari segi modelnya funiture berkembangan dari kebudayaan non-nomadis. Di pompeii malah sudah ditemukan lukisan mural , seni bentuk atau skulptur dan pada contoh-contoh yang diangkat dari Mesir dan diketemukan di kuburan-kuburan di Ghiordes di Turki sekarang.
Pada sejarahnya furniture bukan hanya bermanfaat untuk kenyamanan dan kerapian rumah saja tetapi juga mempunyai makna sosial yang menegaskan status sosial. Memang seperti kursi yang kita tahu berfungsi hanya sebagai tempat duduk, tetapi ada kursi yang menegaskan kekuasaan. Karena itu dikenal kursi raja, kursi direktur, tahta. Dalam Bahasa Indonesia juga dikenal istilah "berebut kursi" yang artinya "berebut kekuasaan". Kursi Raja penuh dengan ukir-ukiran yang rumit. Dan di istana, kursi raja paling bagus dan paling besar. Kursi bawahan raja, harus lebih sederhana dan kecil, walaupun secara keuangan semua kerajaan mampu menyediakan kursi yang lebih bagus. ( sumber: wikipedia )
Kata furniture kemungkinan besar berasal dari bahasa Perancis, “fournir” yang berarti menyediakan. Furniture sekarang sangat mendukung kegiatan manusia beberapa jenis furniture tempat untuk duduk, tidur atau pun juga untuk sebagai alat menyimpan barang-barang. Furniture penyimpanan bahkan sebagai menjalankan fungsi-fungsi seperti pintu, laci, meja dan bisa dikunci unutk selama menyimpan. Dia mengorganisir benda-benda seperti kain atau pakaian, peralatan atau perkakas, buku-buku, dan perkakas rumah tangga.
Furniture asli asia sedikit berbeda dengan furniture eropa. Mebel Asia mengembangkan gayanya tersendiri, walaupun kadang dipengaruhi oleh Barat karena interaksi warga Asia dengan warga Barat melalui kolonialisme, pendidikan dan informasi. bangganya indonesia termasuk beberapa negara yang mempunyai bentuk tersendiri dari negara lain, furniture Indonesia (terutama Jepara, Bali) dan negara asi lain penghasil furniure seperti China, Jepang, Pakistan, India, Burma, Korea, Monggolia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H