Bunda beta teguhnya cintamu padaku. Bunda pertahankan Aku walau ayah tak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya.Â
"Bunda, kenapa buku ini saya dapatkan setelah Bunda pergi ke alam baka?"Â
Pintu almari terbuka lebar dan wajah Bunda yang ada di dalam foto itu terjatuh. Aku pun dengan sigap menangkap foto itu. Seperti ada yang berbisik," Terima kasih Permata hati dan pelita hidup bahagiaku ada pada dirimu anakku!" Airmataku terjatuh diwajah Bunda.Â
"Permata... Permata..." Suara yang tak asing bagiku. Aisyah Adik Ibunda. Kuusap air mataku dan ku letakkan buku catatan Ibunda di tempat tidur dan kututup pintu almari. "Ya, Ma Ci. Ina di kamar Ibunda." Sahutku serak.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H