Mohon tunggu...
Walkhot Silalahi
Walkhot Silalahi Mohon Tunggu... Guru - Mencerdaskan generasi penerus bangsa

Menuangkan ide dalam bentuk cerpen juga dalam artikel dalam hal pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat Bunda!

21 April 2024   17:10 Diperbarui: 21 April 2024   17:13 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bunda beta teguhnya cintamu padaku. Bunda pertahankan Aku walau ayah tak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya. 

"Bunda, kenapa buku ini saya dapatkan setelah Bunda pergi ke alam baka?" 

Pintu almari terbuka lebar dan wajah Bunda yang ada di dalam foto itu terjatuh. Aku pun dengan sigap menangkap foto itu. Seperti ada yang berbisik," Terima kasih Permata hati dan pelita hidup bahagiaku ada pada dirimu anakku!" Airmataku terjatuh diwajah Bunda. 

"Permata... Permata..." Suara yang tak asing bagiku. Aisyah Adik Ibunda. Kuusap air mataku dan ku letakkan buku catatan Ibunda di tempat tidur dan kututup pintu almari. "Ya, Ma Ci. Ina di kamar Ibunda." Sahutku serak. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun