Mohon tunggu...
Adi Sinaga
Adi Sinaga Mohon Tunggu... Lainnya - pekerja sosial

menulislah dengan kebebasan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Makan Haram di Hari Minggu

20 Juni 2021   13:46 Diperbarui: 20 Juni 2021   14:02 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari libur dan terkhusus Hari Minggu selalu memiliki rezekinya sendiri. Di hari itu orang sudah merencanakan untuk menikmati hari dengan suasana dan nuansa yang diinginkan. Di hari itu pula orang-orang memilih untuk mengeluarkan biaya lebih besar sebagai terapi muzarab dalam mengembalikan kualitas diri dengan berada di luar rumah untuk sesaat. 

Hari ini kita menyepakati sebagai kondisi yang tidak normal karena masih diselimuti wabah virus korona, sementara sebelum pandemi adalah masa normal karena kita tidak diatur dengan ketat mengenai 3M, 5M, 3T atau akronim apapun yang diyakini sebagai kiat pencegahan tertular virus. Sungguh masa yang memprihatinkan sekaligus memilukan karena begitu banyak yang menyeka air mata tanpa mampu mengekspresikan emosi pada jasad yang tercinta.

Di hari libur yang normal lazimnya aktivitas dan pergerakan orang dari satu tempat ke tempat lain cukup tinggi karena memanfaatkan waktu sehari untuk bisa berbagi kebahagiaan bersama keluarga, bisa dengan pergi ke tempat hiburan atau keramaian. Tak terkecuali kalangan umat Kristiani yang secara berbondong dalam keluarga mereka biasanya ada yang menuju rumah ibadah. Memang rumah ibadah bukanlah tempat hiburan, tentu ini tak perlu dijelaskan, tetapi rumah ibadah bisa menjadi tempat terbaik untuk memulihkan energi dan menjernihkan pikiran atas rutinitas pekerjaan lima hingga enam hari sebelumnya. 

Yang mau diungkapkan bukanlah tentang kunjungan ibadahnya, tetapi selepas ibadahnya. Beberapa keluarga biasanya memiliki tradisi makan bersama di warung atau rumah makan selepas beribadah, terutama rumah makan yang manyajikan menu utama daging babi. Tak dapat dipungkiri bahwa makan bersama keluarga dengan mengunjungi rumah makan yang menyediakan hidangan "perbabian" menjadi salah satu favorit. Ini membangun kebiasaan baik untuk menikmati kebersamaan dalam keluarga dan sekaligus selalu diingat bahwa menu dengan sajian daging babi adalah menu terbaik.

Meski tidak seramai di masa-masa normal sebelumnya, tetapi tradisi makan haram ini masih tetap terjaga di beberapa kalangan keluarga Kristiani meski tidak semua melakukan hal yang sama. Masih bisa terlihat bahwa di Hari Minggu rumah-rumah makan yang menyediakan menu haram ini dipenuhi dengan meja-meja yang setiap keluarga ada di sana. Di masa pandemi seperti ini menjaga asupan untuk kesehatan tentulah hal yang harus diperhatikan, terutama kesehatan mental. Makan bersama keluarga dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan setidaknya masih menjadi hal positif dalam menjaga ketahanan keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun