Selera, minat, kepribadian seseorang bisa ditentukan oleh bacaan yang dijejalkan pada seorang anak sejak dini. Di samping pola pendidikan dan pengasuhan, bacaan yang dikonsumsi anak akan sangat mempengaruhi pertumbuhan anak.Â
Ini karena kisah yang dibaca anak itu, bisa saja melekat dalam ingatan sampai dibawa tidur. Bahkan kisah yang dibaca anak bisa mengobsesi perjalanan hidup seseorang di kemudian hari.
Ketika kecil, saya sudah hafal kapan datangnya majalah Bobo atau majalah Kuncung. Saya duduk menunggu di depan pintu dan berebut dengan saudara yang lain ingin membacanya.Â
Selain berlanggganan majalah tadi, ayah sering membawa saya ke toko yang menjual buku anak-anak terbitan Balai Pustaka.Â
Pada masa itu, buku-buku terbitan Balai Pustaka terkenal dengan kualitas bacaannya, termasuk bacaan untuk anak-anak.
Komik juga populer pada masa kanak-kanak saya. Yang paling saya gemari adalah komik HC Andersen dan komik Tintin.Â
Suatu ketika saya membaca kisah tentang seorang anak yang hidup pada zaman perang revolusi di Indonesia. Saya sudah lupa judul ceritanya dan penulisnya. Tapi kisah itu menceritakan dengan begitu hidup ketika harus mengungsi dan makan seadanya.
Kisah itu tetap melekat di ingatan. Rasanya keindahan kisah tadi menjadi tonggak yang mengawali kesukaan saya pada karya-karya sastra selain kisah-kisah kepahlawanan dan perang revolusi. Kemudian ketertarikan itu berkembang. Memasuki SMP, saya mulai gemar membaca biografi para tokoh kebangsaan, selain buku-buku sastra.
Ketertarikan pada sejarah tak pernah pudar. Hingga kini saya suka membaca dan mengoleksi buku-buku sejarah, di samping buku-buku sastra.