Mohon tunggu...
Adnan Ali
Adnan Ali Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Hanya seorang pelajar yang ingin terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ngeband Saat SMP : Part 1

20 September 2024   14:00 Diperbarui: 20 September 2024   14:05 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Bagi saya, musik adalah penyelamat hidup. Kejenuhan saya selama pandemi Covid-19 berhasil "dibunuh" oleh musik. Musik berhasil mewarnai hari-hari saya selama masa pandemi. Dan dengan belajar gitar pada saat itu, saya jadi ada kerjaan lain selain scrolling instagram. Jadi selama masa pandemi, selain mengerjakan tugas saat pembelajaran jarak jauh, saya akan mendengarkan musik, lalu main gitar. Kurang lebih seperti itu selama 2 tahun penuh.

Lalu, waktu berlalu dengan sangat cepat, datanglah tahun 2022. Tahun perdana saya memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sebagai warga Kota Bandung, yang dikenal sebagai kota pendidikan, ada banyak pilihan untuk melanjutkan ke jenjang SMP. Sekolah negeri seperti SMPN 2 atau 5 selalu menjadi pilihan terdepan untuk orang tua yang mau menyekolahkan anaknya. Untuk orangtua yang kantongnya lebih tebal, atau lebih mementingkan pendidikan daripada gengsi memasuki sekolah favorit, mereka akan menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta seperti Pribadi, Penabur, atau Taruna Bakti. Sementara saya? Ya, saya masuk ke SMP PGII 2, sekolah swasta Islam yang biasanya menjadi pilihan kedua untuk orangtua. Awalnya saya agak meremehkan sekolah ini dari berbagai aspek, salah satunya pergaulannya. Saya pikir saya tidak akan menemukan orang yang sefrekuensi dengan saya.

Penilaian saya langsung dipatahkan ketika bertemu dengan Pak Temmy, seorang guru seni budaya sekaligus pembina ekskuk seni di sekolah ini. Beliau adalah penggemar berat Kurt Cobain. "Gue banget" saya pikir. Dan juga Pak Arya, guru bahasa Indonesia yang ternyata sesepuh Emo. Tetapi semuanya tidak berhenti sampai disitu. Suatu hari saya bertemu seseorang yang tiba tiba bertanya "kamu suka Nirvana atau Queen gak li?" Perawakannya tinggi dan kurus, sempat kukira dia adalah anak SMA yang tinggal kelas selama 3 tahun. Dia adalah Fathir. Orang yang berhasil mengubah pandangan saya tentang sekolah ini. Lalu hanya berselang beberapa waktu, saya juga bertemu dengan seseorang yang sangat keren. Laut Merah namanya. Selain namanya yang unik, dia juga memiliki kepribadian yang menarik. Orangnya pendiam, agak anti sosial dan tidak suka bergaul. Tetapi dia memiliki bakat yang membuat ku berpikir "ternyata keren juga sekolah ini". Dia adalah seorang drummer handal. Lalu terlintas di pikiranku, "kenapa gak coba ngeband aja ya ama dia?"

Awalnya niat untuk ngeband hanyalah celetukan semata, tetapi semuanya bagai hanya selangkah lagi ke depan saat ku tahu Fathir juga bisa bermain gitar. Selain itu, saat kucoba untuk mengajak Laut untuk ngeband bersama, dia langsung menerima tanpa pikir panjang. Mungkin dengan 3 orang sudah dirasa cukup untuk ngeband. Tetapi waktu itu saya merasa ada yang kurang. Lalu saya coba mengajak 2 teman saya yang lain yang tak kalah menarik ceritanya, yaitu Arya (bukan Pak Arya), anak futsal yang ternyata bisa bermain keyboard dan juga Yuzha, yang juga memiliki selera musik yang serupa.

Lalu datanglah hari pertama latihan kami. Saya masih ingat, waktu itu kami latihan pada tanggal 12 Maret 2024 di studio Matrix. Formasi awalnya adalah saya bermain gitar, Fathir mengisi gitar ritme, Yuzha membetot bass, dan Arya pemain keyboard. Latihan pertama kami sangat kacau. Bahkan bisa dibilang kami tidak berhasil menyelesaikan bahkan satu lagu pun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun