Bingung juga jika membaca artikel ataupun opini, yang menyatakan bahwa sepakbola beserta pernak pernik yang terlibat didalamnya, adalah milik FIFA. Memangnya FIFA tuh apa ya?
Lebih bingung lagi jika membaca opini dan pernyataan bahwa sepakbola adalah milik pemerintah, emang pemerintahan siapa yang ngomong seperti itu?
Inilah akibat dari ungkapan oknum oknum tidak bertanggung jawab atas isi yang disampaikan ke khalayak. "Ngomong seenak udelnya dewe"...
Perlu diketahui, sepakbola merupakan permainan, antara sejumlah orang yang terus mengejar bola (dengan taktik yang mereka pahami) yang bertujuan mencetak gol ke gawang lawannya. Banyak kelompok umur yang memainkan olahraga ini, dari Kelompok umur belia, remaja sampai senior.
Tanyalah pada mereka, yang bermain dilapangan hijau, permainan yang mereka mainkan dilapangan hijau itu, milik siapa? maka pasti mereka akan menjawabnya dengan pernyataan "ini permainan kami"
FIFA/PSSI atau Pemerintah itu hanya mengatur saja, mengatur semua rule yang harus ada di permainan sepakbola. Tapi aturan itu HANYAÂ berlaku jika pertandingan sepakbolanya ada di dalam agenda resmi FIFA/PSSI.
Jika diluar agenda resmi, maka suka suka kedua tim yang bermain untuk menggunakan aturan apapun. Misalnya waktu yang digunakan pada pertandingan resmi adalah 2 x 45 menit, jika mereka yang bermain (diluar agenda resmi) mau ikuti aturan waktu tersebut, sudah tentu, itu tidak menjadi masalah, atau jika mereka menggunakan waktu 2 x 35 menit atau 2 x 40 menit, ya tetap saja itu suka suka mereka.
Lalu jika begitu, sepakbola menjadi milik siapa? ya jawabnya TENTU ITU ADALAH MILIK MEREKA yang bermain.
Seperti 2 sisi koin, begitu juga dengan rakyat yang bermain sepakbola dengan organisasi sepakbola (PSSI/FIFA), mereka saling membutuhkan, saling melengkapi dan saling saling lainnya.
Organisasi Sepakbola tentu memerlukan syarat. Syarat utama yang harus dimilikinya adalah harus berada di dalam suatu Negara yang berdaulat, dan ini tidak bisa ditawar-tawar lagi. Jika Organisasi tersebut dilihat "telah melanggar" aturan di negara berdaulat tersebut, sudah tentu organisasi ini harus ditegur dan harus patuh dengan hukum yang berlaku.
Begitu juga dengan FIFA, FIFA tidak bisa seenaknya sendiri "mengobok - obok" aturan yang ada di sebuah negara berdaulat, jika memang harus mengacu pada statuta, FIFA juga harus wajib mengacu pada statuta yang mereka buat sendiri.