Mohon tunggu...
Wildan Abdussalam
Wildan Abdussalam Mohon Tunggu... -

Wildan menyeleseikan studi S1 Fisika dari Universitas Padjadjaran Indonesia, S2 dari Politechnika Wroclawska dan memulai studi S3 di akhir tahun 2012 di Max Planck Institute Dresden, bidang yang digeluti Titik kuantum dan gas atom dingin

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Fisikawan Membuat Pedang Star Wars

21 Desember 2014   10:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:49 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fisikawan dari MIT dan Universitas Harvard, USA, telah berhasil menemukan bahan dalam pembuatan pedang star wars. Dalam jurnal diterbitkan di Nature 71 vol 502, Mikhail Lukin, Profesor Fisika di Universitas Harvard dan Vladan Vuletic, Professor dari MIT menjelaskan bahwa untuk membuat pedang starwars dibutuhkan interaksi antar foton yang mengarah pada pembentukan molekul foton. Saat molekul foton terbentuk, foton yang awalnya tidak bermassa berubah menjadi bermassa sehingga sifat dari molekul ini akan sama halnya dengan pedang berdasarkan bahan logam. Sayangnya,  berbeda dengan atom, foton tidak dapat berinteraksi dengan sesamanya. Oleh karena itu dibutuhkan metode untuk membuat foton berinteraksi satu sama lain.

Layaknya manusia, jika kita memiliki dua teman yang tidak berbicara satu sama lain, kita mungkin memerlukan pihak ketiga yang bisa membuat mereka berbicara satu sama lain lagi. Begitu juga dengan foton, dibutuhkan medium untuk membuat foton-foton berinteraksi. Gumpalan awan atom-atom Rubidium yang didinginkan mendekati suhu -273 C dapat digunakan sebagai ' pihak ketiga ' agar foton - foton tersebut berinteraksi. Setelah medium tersebut terbentuk, dua foton ditembakan ke dalam gumpalan tersebut dengan cara menembakan sinar laser dalam panjang gelombang tertentu dengan intensitas yang berbeda.

Foton pertama mulai berinteraksi dengan mentransfer energi kepada atom pertama yang berada dalam gumpalan awan. Transfer energi mengakibatkan elektron yang berada di orbital pertama atom  terlempar ke kulit terluar. Saat foton ke-2 akan mentransfer energi ke atom kedua yang terdekat, elektron yang berada pada orbital atom ke -2 menolak untuk terlempar ke luar orbit. Hal ini adalah ciri khas dari Rubidium atom, jika elektron pada atom pertama terlempar ke orbital luar, elektron pada atom kedua tidak bisa terlempar secara bersamaan sehingga proses transfer energi untuk foton ke-2 menjadi terhambat. Untungnya, medium ini menurunkan kecepatan group foton ke-2 sampai Atom pertama kembali kepada keadaan stabil dimana elektron yang terlempar keluar tadi kembali ke posisi semula yang diiringi dengan emisi foton pertama yang sebelumnya terserap dalam bentuk energi. Saat foton pertama sudah teremisikan kembali dari atom ke-1, foton ke-2 baru dapat menendang elektron pada atom terdekat dari atom pertama ke kulit terluar. Kagetnya, foton pertama yang baru teremisikan dari atom pertama, sekarang berusaha menarik foton yang sedang berada di atom terdekat pertama untuk menuju atom berikutnya. Di sini dapat kita lihat, interaksi antara foton mulai terjadi.

Proses ini terjadi secara berulang dengan atom-atom lainnya sampai dua foton tersebut keluar dari medium secara bersamaan dalam bentuk molekul. Dalam hal ini foton tidak kehilangan identitasnya, masuk berupa foton, keluar dari medium tetaplah foton, bukan foton bercampur atom atau elektron. Penemuan pembentukan molekul foton ini membuka pemahaman lebih lanjut dalam merealisasikan pedang starwars yang diilustrasikan dalam gambar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun