Makanan Nusantara Online - Zaman selalu berubah, hidup juga berubah dan inovasi akan terus ada. Makanan baru juga terus bermunculan seiring berkembangnya zaman. Tetapi ada beberapa makanan sejak zaman pahlawan yang tidak bisa tergantikan dan tergilas oleh zaman. Berikut ini Tim Wakuliner yang memiliki jasa Makanan Nusantara Online akan menjelaskan makanan -- makanan tersebut :
- Tiwul . Tiwul ini memiliki bahan dasar singkong dan bertekstur agak kasar, makanan ini dulunya pengganti beras pada saat bangsa Negara Indonesia masih dijajah oleh bangsa asing
- Gatot. Hampir sama dengan tiwul, makanan ini juga berbahan dasar singkong. Namun, yang membedakannya adalah singkongnya ditanak terlebih dahulu, lalu diberi gula merah serta taburi dengan kelapa dan garam secukupnya.
- Gethuk. Perlu Anda ketahui, penduduk Indonesia pada zaman penjajahan cenderung mengkonsumsi makanan dengan bahan dasar singkong dibandingkan nasi. Makanan yang berasal dari Jawa ini juga berbahan dasar singkong seperti gatot dan tiwul. Untuk menikmatinya, singkong terlebih dahulu direbus dan ditumbuk lalu tambahkan gula merah serta taburi parutan kelapa agar rasanya lebih gurih dan nikmat.
- Perkedel. Tentunya Anda sudah tidak asing lagi dengan makanan yang satu ini. Nama aslinya adalah Frieka Deller, namun karena lidah orang Indonesia sulit untuk menyebutnya, jadilah dinamakan perkedel. Perkedel merupakan makanan warisan dari kolonial Belanda berbahan dasar kentang yang ditumbuk hingga halus lalu ditambahi dengan beberapa bahan lainnya.
- Lapis Legit. Tentunya Anda sudah pernah mencoba makanan yang satu ini bukan? Pada zaman penjajahan Belanda, lapis legit dikenal dengan nama spekkoek. Untuk rasanya hampir mirip dengan kue khas eropa, namun ada rasa rempah Asia seperti kayu manis dan cengkeh.
- Ketan. Makanan yang kerap dijajakan oleh penjual nasi uduk ini sudah terkenal dari zaman dahulu. Terbuat dari beras ketan dan dinikmati dengan parutan kelapa yang sudah diberi sedikit garam membuat rasanya sangat gurih.
Mungkin beberapa makanan tersebut tadi sudah sulit untuk Anda temui.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H