Hilangnya pesawat MH 370 milik Malaysia Airlines membuat beberapa negara ikut melakukan pencarian termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia mengerahkan tiga kapal perang untuk ikut mencari pesawat MH 370. Salah satunya adalah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Oswald Siahaan-354.
KRI Oswald Siahaan-354 berisi 139 prajurit. Dalam melaksanakan tugas operasi, para prajurit harus meninggalkan keluarga selama berbulan-bulan. Dengan jarak tempuh yang jauh dan lama, serdadu harus mempersiapkan logistik sedari awal.
Komandan KRI Oswald Siahaan-354 Kolonel Laut (P) Antonius Widyoutomo mengatakan, KRI Oswald Siahaan-354 mendapatkan jatah biaya makan Rp 35 ribu per hari untuk satu prajurit. Uang sebesar itu untuk tiga kali makan dalam sehari. “Dengan biaya terbatas kami olah supaya cukup,” kata lulusan Akabri 1993 ini.
Para awak jurnalis yang meliput KRI Oswald Siahaan-354 berkesempatan makan siang di ruang makan perwira KRI Oswald Siahaan-354. Menu makan siang kali itu, adalah daging sapi, pergedel, tempe, tahu dan ditutup dengan buah pir.
Ada kebiasaan para prajurit saat makan. Sebelum makan, komandan meja membunyikan lonceng satu kali sebagai tanda berdoa. Setelah doa selesai, lonceng dibunyikan dua kali. Baru prajurit boleh menyantap makanan di meja makan.
Ada yang unik dalam susunan tempat duduk. Komandan KRI ditempatkan sendiri di ujung meja. Menurut Anton, kursi tersebut hanya boleh diduduki oleh komandan kapal dan Presiden Republik Indonesia. “Bahkan panglima TNI tidak bisa duduk di kursi ini,” ucapnya.
Anton menjelaskan, KRI Oswald Siahaan-354 berangkat dari Surabaya sejak 19 Maret lalu untuk mencari pesawat MH 370. Namun sampai saat ini, tutur dia, pihaknya belum bisa menemukan pesawat tersebut di Samudera Hindia bagian selatan Pulau Jawa.
Ini dikarenakan banyak kendala yang dihadapi. Mulai dari medan yang cukup sulit dimana ketinggian ombak di Samudera Hindia mencapai 4-5 meter dan cuaca yang berubah-ubah. Apalagi, kata Anton, Samudera Hindia sering didatangi badai.
Sebagai kapal perang, Anton mengatakan, salah satu keunggulan KRI Oswald Siahaan-354 adalah memilik rudal jenis Yakhont buatan Rusia dengan jarak jangkau 300 kilometer.
“Ada enam kapal sejenis Oswald. Tapi yang memiliki rudal dengan jarak jangkau 300 kilometer hanya KRI Oswald. KRI lainnya mempuyai rudai dengan jarak jangkau hanya 150 kilometer,” papar Anton.
Sebagai kapal perang, KRI Oswald Siahaan-354 juga dilengkapi dengan sonar dengan jarak jangkau 5-10 nautical miles, dan radar pendeteksi pesawat udara dengan jarak jangkau 60 nautical miles.
Untuk persenjataan, KRI Oswald Siahaan-354 memiliki senjata anti kapal selam torpedo dan anti kapal permukaan berupa meriam utama kaliber 76 milimeter. Menurut Anton, sistem manajemen pertempuran KRI Oswald Siahaan-354 buatan PT PAL Bandung.
“Sistem manajemen pertempuran buatan dalam negeri kualitasnya sama dengan buatan Belanda. Bahkan sudah diakui oleh dunia internasional kemampuan sistem manajemen pertempuran buatan PT PAL Bandung,” jelas Anton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H