Mohon tunggu...
Wakidi Kirjo Karsinadi
Wakidi Kirjo Karsinadi Mohon Tunggu... Editor - Aktivis Credit Union dan pegiat literasi

Lahir di sebuah dusun kecil di pegunungan Menoreh di sebuah keluarga petani kecil. Dibesarkan melalui keberuntungan yang membuatnya bisa mengenyam pendidikan selayaknya. Kini bergelut di dunia Credit Union dan Komunitas Guru Menulis, keduanya bergerak di level perubahan pola pikir.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi "Lockdown" Richard Hendrick yang Menyentuh

1 April 2020   16:35 Diperbarui: 1 April 2020   16:52 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sangat tertarik dan tersentuh oleh puisi berjudul "Lockdown" yang ditulis oleh Bruder Richard Hendrick di laman Facebooknya tanggal 14 Maret 2020. 

Oleh sebab itu saya menampilkan puisi tersebut dan mencoba membuat terjemahannya. Saya yakin puisi ini akan membantu kita untuk memiliki perspektif yang tepat atas apa yang sedang kita alami dan hadapi saat ini.

Lockdown

Yes there is fear.
Yes there is isolation.
Yes there is panic buying.
Yes there is sickness.
Yes there is even death.
But,
They say that in Wuhan after so many years of noise
You can hear the birds again.
They say that after just a few weeks of quiet
The sky is no longer thick with fumes
But blue and grey and clear.
They say that in the streets of Assisi
People are singing to each other
across the empty squares,
keeping their windows open
so that those who are alone
may hear the sounds of family around them.
They say that a hotel in the West of Ireland
Is offering free meals and delivery to the housebound.
Today a young woman I know
is busy spreading fliers with her number
through the neighbourhood
So that the elders may have someone to call on.
Today Churches, Synagogues, Mosques and Temples
are preparing to welcome
and shelter the homeless, the sick, the weary
All over the world people are slowing down and reflecting
All over the world people are looking at their neighbours in a new way
All over the world people are waking up to a new reality
To how big we really are.
To how little control we really have.
To what really matters.
To Love.
So we pray and we remember that
Yes there is fear.
But there does not have to be hate.
Yes there is isolation.
But there does not have to be loneliness.
Yes there is panic buying.
But there does not have to be meanness.
Yes there is sickness.
But there does not have to be disease of the soul
Yes there is even death.
But there can always be a rebirth of love.
Wake to the choices you make as to how to live now.
Today, breathe.
Listen, behind the factory noises of your panic
The birds are singing again
The sky is clearing,
Spring is coming,
And we are always encompassed by Love.
Open the windows of your soul
And though you may not be able
to touch across the empty square,
Sing.

March 13th 2020

Lockdown

Ya ada ketakutan.
Ya ada isolasi.
Ya ada panic buying.
Ya, ada penyakit.
Ya bahkan ada kematian.
Tapi,
Mereka mengatakan di Wuhan setelah bertahun-tahun kebisingan
Anda dapat mendengar burung-burung lagi.
Mereka mengatakan setelah beberapa minggu diam
Langit tidak lagi tebal dengan asap
Tapi biru, abu-abu, dan bening.
Mereka mengatakan bahwa di jalan-jalan Assisi
Orang-orang saling bernyanyi untuk satu sama lain
melintasi alun-alun kosong,
menjaga jendela mereka terbuka
sehingga mereka yang sendirian
bisa mendengar suara keluarga di sekitar mereka.
Mereka mengatakan sebuah hotel di Irlandia Barat
Menawarkan makanan gratis dan mengirimkannya ke rumah-rumah.
Hari ini seorang wanita muda yang saya kenal
sibuk menyebarkan selebaran dengan nomor teleponnya
kepada para tetangga
supaya para lansia memiliki seseorang untuk dihubungi.
Hari ini Gereja, Sinagog, Mesjid dan Kuil
sedang bersiap untuk menyambut
dan melindungi para gelandangan, yang sakit, yang lelah
Di seluruh dunia orang melambat dan berefleksi
Di seluruh dunia orang-orang melihat tetangga mereka dengan cara baru
Di seluruh dunia orang bangun menyadari realitas baru
Akan seberapa besar kita sebenarnya.
Akan betapa kecilnya kendali yang kita miliki.
Akan apa yang benar-benar penting.
Akan cinta.
Jadi kami berdoa dan kami mengingatnya
Ya ada ketakutan.
Tetapi tidak harus ada kebencian.
Ya ada isolasi.
Tapi tidak perlu kesepian.
Ya ada panic buying.
Tetapi tidak harus ada kekejaman.
Ya, ada penyakit.
Tetapi tidak harus ada penyakit jiwa
Ya bahkan ada kematian.
Tetapi selalu ada kelahiran kembali cinta.
Bangun dan buatlah pilihan tentang bagaimana Anda akan hidup sekarang.
Hari ini, bernafaslah.
Dengar, di balik suara bising kepanikan
Burung-burung bernyanyi lagi
Langit kembali cerah,
Musim semi akan datang,
Dan kita selalu diliputi oleh Cinta.
Buka jendela jiwamu
Dan meskipun Anda mungkin tidak bisa
untuk menyentuh melintasi alun-alun kosong,
Bernyanyilah.

13 Maret 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun