Aku, ingin hidup abadi, selamanya, ada bersama kalian terutama dirimu.
Aku ingin hidup abadi, sehingga aku, bisa menenangkan gundah dan resahmu.
Aku ingin hidup abadi, sehingga, aku bisa menceritakan banyak hal saat kita berbincang-bincang berdua sambil menikmati secangkir teh hangat dikala senja.
Aku ingin hidup abadi, menemani malam-malammu yang sunyi, sambil mengingat-ingat kembali smua yang telah kita rencanakan untuk anak-anak kita nanti.
Aku ingin hidup abadi, sehingga kemanapun kamu pergi berkelana, aku selalu bisa mengikutimu tanpa ingin membebani langkahmu.
Ikut merayakan pencapaian demi pencapaian besarmu yang selalu kau ceritakan padaku waktu itu.
Aku, ingin hidup abadi untukmu, melihat ubanmu bermunculan penuh sesak di kepalamu yang sedikit benjol itu.Â
Ya, bahkan aku ingin selamanya melihat betapa benjolnya kepalamu.
Jika, waktu telah diatur oleh semesta, keabadian adalah hal terkonyol yang pernah aku minta pada Tuhanku.Â
Namun, sekarang keabadian bukan lagi kemustahilan bagiku.