Mohon tunggu...
Memories
Memories Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Hanya orang biasa yang tidak berarti apa apa

Mengagumi perjalanan hidup seseorang memberikanku banyak inspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Topeng di Genggamanmu

9 Oktober 2019   08:05 Diperbarui: 9 Oktober 2019   08:09 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by pixabay

Barulah saja, ingin ku torehkan segores senyum pada topeng yang baru setengah jadi itu, tapi, sudah kau tumpahkan semua warna indah hayalanku.

Sebegitu tak pentingkah rupa topeng itu bagimu, sehingga tak kau beri kesempatan pada ku memberikan gambar bentuk bulan sabit pada salah satu sisinya.

Ku pandangi saja terus topeng itu, pada diding pantulan nyata topeng itu. Suram, muram, membawa setiap hati yang memandangnya ikut larut dalam kesedihan.

Haruskah orang lain yang menggambarkan segurat senyum pada topeng yang sudah menjadi milikmu itu. Rela kah kau jika topeng itu menjadi cantik dan indah oleh karya tangan orang lain.

Cepatlah katakan padaku, sehingga aku tak selalu berharap, dirimu lah yang akan mempercantik topeng itu.

Ataukah akan kau biarkan orang lain menjamah topeng itu, tak perduli akan apapun, asal bisa ku lihat topeng itu tersenyum indah. 

Lalu apa gunanya kau menjadikanmu pemilik topeng itu, hanya untuk pamer, atau kepuasan batinmu, sehingga tak kau hiraukan rupa topeng itu.

Aku bosan, terus memandangi wajah suram topeng itu, adakah sedikit belas kasihanmu pada topeng itu, hingga kau biarkan aku menorehkan warna-warna indah pada permukaannya.

Ya, berilah sedikit belas kasihanmu, dan akan kau lihat cantiknya topeng itu nanti. Hingga orang-orang yang melihatnya kagum padamu, sebab di genggamanmu topeng itu sangat menyenangkan untuk dipandang. Membuat orang lain iri dan ingin juga memiliki keindahannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun