Mohon tunggu...
Lyfe

Niat Awal Menguatkan

4 Oktober 2016   09:27 Diperbarui: 4 Oktober 2016   09:37 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memulai hal atau sesuatu yang baru memang terasa asing. Kita dihadapkan pada situasi yang belum pernah kita rasakan. Berbagai bayang-bayang pemikiran orang asing kepada kita terus berputar dalam pikiran. Toh, tak ada salahnya mencoba keluar dari zona nyaman kita. Itung-itung juga mencari pengalaman dalam hidup agar dapat diceritakan kepada anak cucu kelak.

Niat, awal permulaan semua hal baru. Dengan niat berarti secara tidak langsung kita memiliki prinsip untuk berubah. Niatpun tidak langsung muncul dalam benak kita. Butuh proses rasa ingin tahu yang mendorong kita untuk ber-niat. Contohnya ketika kita menjadi seorang mahasiswa baru. Berbagai organisasi pasti siap untuk menerkamkita. Untuk hal yang baru kita harus selektif dalam memilih mana yang berguna dan mana yang tidak berguna. Ingat selalu apa niat kita dalam perkuliahan. Misalnya kita berniat untuk memiliki pengalaman berorganisasi tetapi kuliah harus tetap jalan. Maka diperlukan manajemen waktu yang baik agar niat kita tetap kokoh dan kita bisa menjalankan keduanya.

Begitu juga ketika seorang muslim atau muslimah berniat untuk mendalami agama Islam. Karena ia pasti berfikir bahwa hidup di dunia ini hanya sementara dan akhirat-lah kekal abadinya. Ia melakukan berbagai cara untuk memuaskan dirinya dengan pengetahuan dan wawasan tentang islam. Lama-kelamaan-pun penampilannya lebih sederhana dan bersahaja. Tutur katanya lemah lembut menentramkan. Tetapi semua itu pasti juga melalui proses panjang yang penuh rintangan. Acapkali ketika seseorang menyibukkan dirinya dengan akhiratnya, justru banyak yang men-judge dengan berbagai cercaan. Seperti kampungan, gak nge-hitz, ketinggalan jaman, hidup tu bebas bro, dll. Nah pada titik-titik seperti inilah, diperlukan mental yang kuat. Bila langkah mulai goyah, bila hati mulai lelah, bila tekad mulai lemah, segera ingatlah niat awal memulai. Karena niat itu menguatkan.

Berhenti mengeluh dan teruskan perjuangan. Karena hijrah seseorang, maka hargailah ia untuk menjadi seorang yang lebih baik. Contoh lain semisal terpilih menjadi anggota DPR RI. Ia harus memiliki niat untuk membantu merubah negeri melalui aspirasi rakyat. Tetapi sampai sekarang apakah dapat kita rasakan aspirasi mana yang telah terwujudkan? Semua pejabat lalai dengan tugas mereka. Lalai dengan amanah rakyat. Mereka justru terlena dalam kekuasaan mereka. Untuk itu kembali perlu diingat bahwa niat awal akan sangat menentukan perilaku kedepan.

Berniatlah dalam hati yang paling dalam niscaya Allah akan memberkahinya. Tetap berikhtiar dalam berusaha melaksanakan niat tersebut. Hiraukan semua perkataan yang menggoyahkan niatmu. Tepis semua pemikiran orang yang menggentarkan niatmu. Masih ada Allah yang setia menemani. Masih ada orang tua yang selalu menyayangi. Masih ada mereka yang tetap menyukai. Lantas? tak ada alasan untuk bersedih bukan? Tersenyumlah… 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun