Mohon tunggu...
Ahmad Wazier
Ahmad Wazier Mohon Tunggu... Dosen -

Manusia awam yang \r\npenuh dengan keterbatasan dan kebodohan. \r\n\r\nSaat ini berstatus sebagai Dosen dan Mahasiswa Program Doktor (S3) di University of Tasmania-Australia.\r\n\r\nMantan pengurus DPD IMM DIY ini menyelesaikan Pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Gadjah Mada.\r\nPengalaman organisasi: Sekretaris Pusat Pengembangan Bahasa (dua periode), Wakil sekretaris MTDK PWM DIY dan Sekjen KAMADA, Ketua Umum KORKOM IMM, Waka 1 IMM PSH,. Jabatan terakhir sebagai Kepala Pusat Pengembangan Bahasa (2 Periode).\r\n\r\nAktivis alumnus Pondok Pesantren Ar-Ruhamaa’ ini mempunyai minat bidang kebijakan politik Amerika Serikat, ideologi dan agama.\r\n\r\nAktif di beberapa perkumpulan dan juga latihan menjadi pembicara dalam diskusi, training, seminar atau konferensi. bisa di hub di: Twitter: @WazierW wazier1279@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Prinsip Hidup

29 Mei 2012   00:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:39 8054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Prinsip Hidup

Oleh

Wajiran, S.S., M.A.

Setiap manusia dilahirkan dengan berbagai kekurangan dan kelebihan. Ada yang diberi keindahan secara fisik, tetapi kurang di segi intelektual. Ada yang diberi kelebihan di bidang ekonomi, tapi kurang di bidang lain dan seterusnya. Begitulah manusia dimana kelemahan dan kelebihan selalu ada di dalam dirinya. Itu sebabnya manusia memiliki keunikan sendiri-sendiri.

Karena fitrah manusia berbeda-beda itulah dibutuhkan adanya saling bahu-membahu. Saling mengingatkan dan saling menjaga hubungan kekeluargaan sebagai manusia. Adanya perbedaan akibat kelebihan dan kekurangan itu harus menjadi media manusia untuk salang mengingatkan. Dalam Islam tawashau bilhaq, tawashau bissobr. Jika kita tidak mau rugi di dalam kehidupan ini, kita harus berbagi dengan orang lain. Berbagi bisa berupa harta, ilmu, waktu luang (sosialisasi), dan lain sebagainya.

Adanya perbedaan ini sering menimbulkan konflik baik di dalam diri kita maupun dengan orang lain. Di satu sisi kita harus mengikuti arus, tetapi di sisi lain kita memiliki tujuan sendiri. Kondisi seperti ini tentu membutuhkan sebuah sikap tegas bahwa kita harus mengabil pilihan. Mengikut arus atau mengambil jalan sendiri. Mengikuti arus berakibat pada tidak efektifnya kita mencapai tujuan (baca target dan tujuan Hidup). Tetapi jika kita konsisten dengan arah dan tujuan hidup, kita akan lebih efektif mencapai target-target tertentu di dalam kehidupan ini.

Keteguhan di dalam menjaga dan mangendalikan diri agar selalu berada di jalur yang sesuai dengan tujuan adalah sebuah prinsip. Prinsip ini kadang berakibat pahit. Tidak jarang kita harus bersebarangan dengan orang lain. Bahkan mungkin orang yang sangat dekat dengan kita.

Berprinsip tentu akan melahirkan resiko. Oleh karena itu, seberat apapun godaan ataupun ujian yang harus dihadapi kita harus konsisten. Ke-konsistenan diri kita di dalam mengikuti prinsip hidup yang benar akan melahirkan sebuah karakter. Yaitu karakter yang konsisten di dalam mengambil keputusan dan langkah hidup ini.

Karakter ini sangat penting bagi kita. Banyak orang yang terombang-ambing dengan lingkungan hanya karena tidak punya karakter ketegasan memegang prinsip hidup. Hal ini umumnya terjadi pada generasi muda yang masih labil, meskipun tidak jarang dari golongan tua juga masih ada.

Agama adalah landasan utama yang harus dipegang di dalam memegang prinsip. Agama memberikan standar bagi kita agar bisa memilih mana yang baik dan mana yang benar. Dengan agamalah hidup kita tidak akan sia-sia. Landasan agama akan menjadikan kita tenang, damai dan optimis. Karena akan ada pahala sekecil apapun usaha yang kita lakukan di dalam mempertahankan kebaikan. Jika agama menjadi landasan kita, perjalanan hidup kita tidak akan sia-sia.

Memegang prinsip memang sangat sulit. Terutama bagi kita yang tinggal di daerah yang kondisinya tidak mendukung. Karena itu, begitu banyak orang terjerumus dalam perkumpulan yang melakukan hal-hal yang di luar nalar kita. Lihatlah geng motor, supporter bola, bahkan juga anak-anak sekolah yang merayakan kelulusan dengan tindakan yang diluar prosedur, itu adalah bukti tidak adanya prinsip yang benar. Banyak sudah korban yang mati sia-sia karena mengikuti aktivitas yang tanpa tujuan ini.

Begitulah pentingnya prinsip di dalam kehidupan ini. Oleh karena itu marilah kita berprinsip secara benar (berdasar agama). Memegang prinsip yang jelas, dan tegas adalah kebutuhan bagi kita. Hanya manusia yang berprinsiplah yang akan mencapai tujuan hidup secara efektif. Wa Allah A’lam.

Yogyakarta, 29 Mei 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun