Para mahasiswa pendaki gunung dan pencinta alam punya kenangan khusus dengan Prof. Soemantri. Pada tahun 1970, berbagai kelompok pendaki gunung dan pencinta alam di berbagai fakultas di UI memutuskan bergabung menjadi satu organisasi, yaitu MAPALA UI (mengambil nama organisasi pencinta alam di Fakultas Sastra yang telah ada sejak tahun 1964). Menurut format organisasi kemahasiswaan ketiaka itu, semua kegiatan mahasiswa resminya bernaung di bawah DMUI dan Senat Mahasiswa UI. Ketika organisasi MAPALA UI diresmikan, statusnya adalah organisasi otonom, yang langsung bertanggung jawab ke Rektor. Jadilah MAPALA-UI sebagai organisasi kemahasiswaan berstatus otonom yang pertama di UI. Itu adalah hal yang baru dalam format organisasi kemahasiswaan di UI ketika itu.
[caption id="attachment_346189" align="aligncenter" width="304" caption="Di sebelah kiri -dalam foto- merupakan badge Mapala UI ketika masih bernama Mapala Prajnaparamitha, sedangkan di sebelah kanan ketika sudah bernama Mapala UI. Ketika proses perubahan ke Mapala UI, Prof. Soemantri Brodjonegoro sebagai rektor mendukung penuh proses penyatuan kelompok pencinta alam fakultas yang ada lingkungan Universitas Indonesia."]
Bahwa Prof. Soemantri membolehkan, adalah sesuatu yang punya arti bagi para mahasiswa. Bagi para mahasiswa pendaki gunung dan pencinta alam, status seperti itu mereka inginkah karena tidak ingin organisasi pendaki gunung dan pencinta alam terbawa tarik menarik setiap terjadi pergantian pengurus Senat Mahasiswa atau Dewan Mahasiswa, walaupun di antara mereka juga ada yang menjadi anggota dan aktivis SM atau DM atau organisasi ekstra atau aktif dalam gerakan aksi.
Mulai saat itulah Prof. Soemantri mulai tahu tentang kegiatan mereka, saat ia sedang sibuk menyelesaikan soal pertentangan mahasiswa dalam DMUI, dan sibuk meredam berbagai aksi-aksi mahasiswa.
Ketika Prof. Soemantri sakit, para pendaki gunung itu sempat memberikan darah untuk transfusi yang harus dijalani oleh Prof. Soemantri. Kebetulan, salah satu seseorang yang golongan darahnya cocok adalah tim pendaki yang ikut ke Puncak Salju, yaitu Heru Budiargo.
Setelah Prof. Soemantri meninggalkan dunia, mereka berinisiatif memberi nama salah satu puncak di Pegunungan Jayawijaya, yaitu puncak yang biasa disebut Puncak Kedua Dari Dinding (karena belum bernama), menjadi Puncak Soemantri. Untuk itu, pada tahun 1976, empat orang pendaki gunung MAPALA-UI, Iqbal Rahimsyah, Heru Budiargo, Marulam Panggabean, dan Sjahfiri Gafar, mendaki ke puncak bersalju itu untuk menanamkah log book yang di dalamnya ditulis dengan nama Soemantri Brodjonegoro. Begitu tradisi memberi nama sebuah puncak gunung.
**********************************
Catatan
Ekspedisi pendakian Puncak Jayawijaya Mapala UI pada tahun 1972 merupakan ekspedisi Mapala UI pertama. Ekspedisi ini bernama Ekspedisi Irian 1972. Tim ekspedisi dibagi menjadi dua tim yaitu tim pendakian dan tim penelitian. Tim ekspedisi yang melakukan pendakian adalah Herman Lantang (M-016-UI), Sinarmas Djati (M-044-UI), Heru Budiargo (M-045-UI), Iqbal Rahimsyah (M-043-UI), Utjun Djajanegara (MK-059-UI), Freddy Lasut (M-034-UI), James Turangan (M-057-UI), dan Hadidjojo Nitimihardjo (M-037-UI). Hari Rabu, 23 Februari 1972, tujuh anggota Mapala UI berhasil Puncak Jaya di ketinggian 4.675 mdpl. Sementara tim penelitian adalah Retno Hadianti Sukardan Mamoto (M-032-UI), Sukiyato Martorejo (M-054-UI), Benny Mamoto (M-121-UI), dan Djuwita Buntaran (M-104-UI). Selain itu saat itu, persiapan ekspedisi juga banyak ikut terlibat, malah tidak sungkan turun tangan dan menangani tugas yang diatur ketat Henry Walandouw. Misalnya Utun Leman Kartakusuma (MK-226-UI), Don Hasman (MK-225-UI), Effendy Soleman (MK-874-UI), Zantoro Zanzibar, dan rekan lain yang bukan anggota Mapala atau bahkan bukan warga UI sekalipun, tetap ikut bantu-bantu dan kerja-kerja (Yayak M. Saat, dkk:2005:12).
Pemberian nama Puncak Soemantri (4.850 mdpl) di dalam log book berhasil dikukuhkan oleh Iqbal Rahimsyah (M-043-UI), Marulam Panggabean (M-056-UI), Heru Budiargo (M-045-UI), dan Syahfiri Gaffar (M-088-UI) pada tanggal 16 Februari 1976. Pemberian nama itu untuk menghormati Prof. Soemantri Brodjonegoro yang banyak berjasa mambantu terbentuknya Mapala UI pada tahun 1971 dan mendukung kegiatan selanjutnya, ketika beliau menjabat sebagai Rektor UI dan Menteri Pertambangan RI. Terima kasih Alm. Prof. Soemantri Brodjonegoro atas kenangan yang berhasil terekam jelas di buku biografi karya Alm. Nizan Yunus.
“Mapala UI bukanlah organisasi yang besar atau dibesarkan, tetapi, Mapala UI adalah organisasi yang selalu berusaha membesarkan dirinya” (Alm, Soemantri Brojonegoro (Rektor UI, 1970).
Sumber: