Mohon tunggu...
Wahyu Fadhli
Wahyu Fadhli Mohon Tunggu... Penulis - Buku, pesta, dan cinta

tulisan lainnya di IG : @w_inisial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wajah Mahasiswa Hukum Indonesia

31 Januari 2018   22:30 Diperbarui: 31 Januari 2018   22:34 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kemudian ketika mahasiswa hukum tersebut melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan di Pengadilan Agama ataupun Pengadilan Negeri, mereka akan mengalami kesulitan yang serupa. Kesulitan yang mereka hadapi tertuju pada pengambilan keputusan ketika mereka disuruh untuk praktek menjadi hakim. Yang akan menjadi pertimbangan mereka nantinya hanyalah pada undang-undang semata, tanpa memerhatikan aspek sosiologis yuridisnya.

Setelah mereka lulus, mereka hanya akan menjadi hakim yang pasif, menjadi hakim yang tidak bisa berinisiatif. Hakim yang hanya takut untuk bertindak demi keadilan dan hanya terpatok pada undang-undang yang ada. Penegak Hukum seperti inilah yang akan menimbulkan lebih banyak lagi kasus-kasus mafia peradilan, atau putusan perkara ringan yang dibesar-besarkan. Jika hal ini tetap berlanjut, maka sistem peradilan di Indonesia akan mengalami kemosrotan. 

Nantinya apara pemulung akan dipenjara berpuluh-puluh tahun akibat mengambil barang yang bukan haknya dan koruptor akan tertawa. Agaknya memang tidak hanya sistem pendidikannya yang mengalami difungsional, melainkan juga dari sikap dan sifat para mahasiswanya. Ketika para mahasiswa hukum memilih jalan hanya untuk patuh terhadap sistem tersebut dan mengabaikan kodrat mereka yang sebenarnya, bukan tidak mungkin sistem peradilan di Indonesia yang telah saya sebutkan tadi akan menjadi kenyataan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun