PBB (Persatuan Bangsa Bangsa) menawarkan 10 rencana utama untuk membangun kembali lebih baik sebagai upaya pemulihan pasca-bencana. Di antaranya, pemulihan harus mengutamakan keadilan dan kesetaraan, pemerintah harus meningkatkan kesiapan menghadapi bencana di masa depan, serta pemulihan yang baik harus membuat masyarakat lebih aman dengan mengurangi risiko dan membangun ketahanan.
Selama ini, menurut Bappenas, pembangunan pasca-bencana adalah business as usual. Rekonstruksi pasca-bencana hanya fokus pada perbaikan fisik, pemulihan cepat yang terkadang meningkatkan kembali kerentanan di masyarakat.Â
Disebutkan pula oleh Wisner (2004), kerentanan muncul sebagai kurangnya kapasitas untuk mencegah, beradaptasi dan memulihkan diri dari dampak bencana. Build Back Better juga dipakai untuk pemulihan Aceh pasca bencana tsunami.Â
Terakhir, konsep ini juga dipakai untuk pemulihan bencana tsunami dan likuifaksi Palu-Donggala. Bappenas dan JICA mengusung konsep Build Back Better, Safer and Sustainable for Resilient Indonesia dalam Master Plan for the Rehabilitation and Reconstruction of the Affected Regions in the Central Sulawesi.
Dalam penanganan pandemi, pemerintah mendorong pembangunan rendah karbon dalam menerapkan konsep Build Back Better. Prioritas kebijakan alokasi dan penggunaan anggaran pada masa pemulihan didorong dalam kerangka pertumbuhan ekonomi rendah karbon.Â
Seperti mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon yang inklusif, adil, dan tangguh; meningkatan bauran penggunaan energi bersih; serta investasi dalam penanggulangan perubahan iklim berbasis alami. Selain itu, mendorong mobilitas yang bersih-sehat serta transformasi infrastruktur dan bangunan rendah karbon.Â
Terakhir adalah mendukung transisi sektor industri menuju rendah karbon. Melalui strategi tersebut, Bappenas memperkirakan akan menghasilkan pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) rata-rata lebih dari 6 persen per tahun sampai 2045.Â
Selain itu, 15 juta kesempatan kerja tambahan yang lebih ramah lingkungan dengan tingkatan gaji yang lebih tinggi, mempercepat pengurangan kemiskinan, serta memberikan manfaat lainnya bagi kesetaraan gender dan daerah.
Menerjemahkan Quadruple Helix
Konsep Quadruple Helix merupakan sebuah model dalam pengembangan inovasi untuk menyelesaikan sebuah masalah. Konsep tersebut menekankan pada kerja sama antara empat unsur, yaitu pemerintah/otoritas publik, industri, universitas, dan komunitas/masyarakat.Â
Empat elemen tersebut bekerjasama secara dinamis dan membentuk helix yang saling overlapping untuk berkolaborasi mempercepat penyelesaian atas masalah. Konsep Quadruple Helix merupakan pengembangan dari Triple Helix, guna menyesuaikan dengan implementasi di masing-masing daerah yang memiliki latar belakang beragam.