Perkembangan Akidah dalam Islam: Mu'tazilah vs Asy'ariyah
Ilmu kalam merupakan cabang ilmu dalam Islam yang membahas persoalan-persoalan keagamaan secara rasional. Dua aliran yang paling berpengaruh dalam ilmu kalam adalah Mu'tazilah dan Asy'ariyah. Keduanya memiliki pandangan yang berbeda mengenai hubungan antara akal dan wahyu dalam memahami ajaran Islam, sehingga melahirkan perkembangan akidah yang cukup signifikan.
1. Aliran Mu'tazilah
Mu'tazilah dikenal sebagai aliran yang sangat menekankan pada penggunaan akal dalam memahami agama. Mereka berpendapat bahwa akal manusia memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran agama tanpa sepenuhnya bergantung pada wahyu.Â
Beberapa prinsip utama Mu'tazilah antara lain:
a. Al-Qur'an sebagai ciptaan: Mu'tazilah berpandangan bahwa Al-Qur'an adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah.
b. Sifat Allah terbatas: Mereka menolak pandangan yang menganggap sifat-sifat Allah sama dengan sifat makhluk.
c. Keadilan Allah yang mutlak: Mu'tazilah menekankan bahwa Allah selalu adil dalam segala tindakan-Nya.
d. Iman adalah hasil pilihan: Mereka berpendapat bahwa iman adalah hasil dari pilihan dan usaha manusia.
2. Aliran Asy'ariyah
Berbeda dengan Mu'tazilah, Asy'ariyah lebih mengutamakan wahyu dalam memahami agama. Mereka berpendapat bahwa akal manusia memiliki keterbatasan dalam memahami hal-hal yang bersifat gaib dan hanya Allah yang mengetahui segalanya.Â
Beberapa prinsip utama Asy'ariyah antara lain:
a. Al-Qur'an sebagai Kalamullah: Asy'ariyah berpandangan bahwa Al-Qur'an adalah Kalamullah yang tidak tercipta.
b. Sifat Allah tidak terbatas: Mereka menerima semua sifat yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis tentang Allah.
c. Keadilan Allah tidak selalu tampak: Asy'ariyah mengakui bahwa kadang-kadang keadilan Allah tidak terlihat oleh manusia.
d. Iman adalah karunia Allah: Mereka berpendapat bahwa iman adalah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Perbedaan Utama Mu'tazilah dan Asy'ariyah
- Peran akal: Mu'tazilah lebih mengutamakan akal, sedangkan Asy'ariyah lebih mengutamakan wahyu.
- Sifat-sifat Allah: Mu'tazilah menolak sifat-sifat Allah yang dianggap antropomorfik, sedangkan Asy'ariyah menerimanya.
- Keadilan Tuhan: Mu'tazilah sangat menekankan keadilan Tuhan, sedangkan Asy'ariyah lebih menekankan kemahakuasaan Allah.
- Qada dan qadar: Mu'tazilah memiliki pandangan yang lebih fleksibel tentang qada dan qadar, sedangkan Asy'ariyah memiliki pandangan yang lebih deterministik.
Ekspor ke Spreadsheet
Pengaruh terhadap Perkembangan Akidah
Kedua aliran ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan akidah dalam Islam. Mu'tazilah mendorong umat Islam untuk berpikir kritis dan rasional dalam memahami agama, sementara Asy'ariyah menekankan pentingnya berpegang teguh pada teks-teks suci.
Perkembangan akidah setelah munculnya kedua aliran ini ditandai oleh:
1. Perdebatan yang sengit: Mu'tazilah dan Asy'ariyah seringkali terlibat dalam perdebatan yang panjang dan sengit mengenai berbagai masalah teologis.
2. Munculnya aliran-aliran baru: Muncul berbagai aliran baru yang mencoba menyinergikan pandangan Mu'tazilah dan Asy'ariyah.
3. Penguatan akidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah: Aliran Asy'ariyah menjadi dasar bagi akidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang mayoritas dianut oleh umat Islam.